Pesan Komunikasi Instruksional Dalam Membina Akhlak

kegiatan, baik itu berupa lisan, tulisan, tingkah laku ataupun kebiasaan yang tampak oleh murid dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di lingkungannya.

2. Pesan Komunikasi Instruksional Dalam Membina Akhlak

Sebelumnya saya akan menjelaskan pengertian komunikasi instruksional. Komunikasi instruksional berarti komunikasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Istilah instruksional berasal dari kata instruction yang berarti pengajaran, pelajaran, atau perintah dan juga bisa diartikan instruksi. Arti dari kata instruksional bergantung pada bidang dan konteks pembahasannya. Websters Thrid New International Dictionary of The English Language mencantumkan kata instruksional dari kata to instruct dengan arti memberi pengetahuan atau informasi khusus dengan maksud melatih dari berbagai bidang khusus, memberikan keahlian atau pengetahuan dalam berbagai bidang seni atau spesialisasi tertentu atau dapat berarti pula mendidik dalam subjek atau bidang pengetahuan tertentu disini juga dicantumkan makna lain yang berkaitan dengan komando atau perintah. 13 Komunikasi instruksional mempunyai fungsi edukatif atau tepatnya mengacu kepada fungsi edukatif dari fungsi komunikasi secara keseluruhan, instruksional berasal dari kata instruction artinya pembelajaran atau pengajaran. Komunikasi instruksional lebih ditekankan pula kepada perencanaan dan pelaksanaan secara operasional yang didukung oleh teori untuk kepentingan keberhasilan efek perubahan perilaku pada pihak sasaran komunikan. 13 Pawit M. Yusuf, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, Jakarta: Pers, 2002, h. 6. Efek perubahan perilaku inilah yang tampaknya merupakan tujuan akhir dari pelaksanaan komunikasi instruksional. Di lihat dari prosesnya maka pendidikan merupakan suatu komunikasi instruksional, karena dalam pendidikan melibatkan tiga komponen yang terdiri dari pengajar komunikator, materi pengajaran pesan, dan siswa komunikan. 14 Dalam dunia pendidikan, kata instruksional tidak diartikan perintah, tetapi lebih mendekati kedua arti yang pertama, yakni pengajaran atau pelajaran bahkan akhir-akhir ini kata tersebut diartikan sebagai pembelajaran. Memang ketiga kata tersebut bisa berlainan maknanya karena masing-masing menitikberatkan faktor-faktor tertentu yang menjadi perhatiannya. Istilah pengajaran adalah proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan. 15 . Dari pengertian diatas, dapat digali beberapa unsur yang termasuk dalam kegiatan pengajaran, perbuatan, maupun metode yang digunakan dalam pengajaran. Pengajaran juga diartikan suatu usaha yang bersifat sadar dan tujuan sistematis terarah pada perubahan tingkah laku menuju kedewasaan anak didik. Arti belajar lebih menitikberatkan bahan belajar atau materi yang akan disampaikan atau diajarkan oleh guru. Dengan pengertian lain, informasi yang mengandung pesan belajar itulah yang diutamakan. Namun, apabila diamati lebih jauh, disampaikan atau tidak oleh guru, yang namanya pelajaran tetap ada, karena sebenarnya ia adalah benda mati, berupa sederetan informasi yang bisa berarti apabila digunakan. 16 Ki Hajar Dewantara juga menjelaskan bahwa 14 Ibid., h. 4. 15 Departemen Pendidikan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995, h. 7. 16 Mudhofir, Teknologi Instruksional, Bandung: PT Rosda Karya, 1990, h. 9. pengajaran itu adalah bagian dari pendidikan dan menyatakan bahwa pengajaran Onder Wijs itu tidak lain dan tidak bukan ialah salah satu bagian dari pendidikan. Jelasnya, bahwa pengajaran adalah bagian dari pendidikan dengan cara memberi ilmu atau pengetahuan. Para ahli pendidikan telah mencoba merumuskan batasan pengertian tentang pengajaran, diantaranya seperti yang dikatakan oleh Prof. Dr. Hasan Langgulung bahwa pengajaran adalah pemindahan pengetahuan dari seseorang yang mempunyai pengetahuan kepada orang lain yang belum mengetahui. 17 . Dari terminologi diatas, terdapat unsur-unsur substansial kegiatan pengajaran yang meliputi: pertama pengajaran adalah upaya pemindahan pengetahuan. Kedua pemindahan pengetahuan pengajar kepada orang lain yang belum mengetahui pelajar melalui suatu proses belajar mengajar. Pengetahuan yang dipindahkan diperoleh dari dua sumber, yaitu pertama dari sumber Ilahi dan kedua dari sumber manusiawi. Kedua jenis pengetahuan ini saling melengkapi dan pada hakikatnya keduanya berasal dari Allah yang menciptakan manusia dan memberinya dari berbagai potensi untuk bisa memahami dan memperoleh pengetahuan. Pengetahuan yang bersumber dari Ilahi yaitu pengetahuan yang langsung datang dari Allah melalui wahyunya. Adapun pengetahuan yang berasal dari manusia yaitu pengetahuan yang dipelajari dari manusia dari berbagai pengalaman pribadi dalam kehidupan, juga dalam usahanya dalam menelaah dan memecahkan berbagai problem yang dihadapinya melalui pendidikan dan pengajaran serta penelitian ilmiah. 17 Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983, h. 3. Kembali kepada masalah komunikasi instruksional. Pengajar komunikator dan pelajar komunikansasaran sama-sama melakukan interaksi psikologis terjadinya pengaruh hubungan timbal balik tentang kejiwaan, dan saling mempengaruhi yang nantinya diharapkan bisa berdampak berubahnya pengetahuan, sikap, dan keterampilan di pihak komunikan. Suatu cara untuk merumuskan tujuan instruksional ialah mengidentifikasikan produk akhir pengajaran berupa perilaku yang dapat diamati. Cara untuk menentukan siswa telah mempelajari sesuatu ialah mengamati hasil dari perilakunya. Hasil-hasil ini merupakan tujuan-tujuan perilaku behavioral objectives. Proses interaksi psikologis ini berlangsung paling tidak antara dua orang dengan cara berkomunikasi. Dalam situasi formal, proses ini terjadi ketika sang komunikator berupaya membantu terjadinya proses perubahan atau proses belajar di pihak sasaran atau komunikan, teknik atau alat untuk melaksanakan proses ini adalah komunikasi instruksional. 18 Pesan komunikasi instruksional yang digunakan guru dalam membina akhlak siswa yaitu jika terdapat siswa yang berbuat kesalahan, maka guru tersebut langsung mengajaknya berbicara dan menasehatinya agar perilaku tersebut tidak diulangi kembali. Guru juga mengajarkan kepada siswa agar dapat bersifat dermawan, dengan cara menginfakkan makanannya kepada salah satu temannya yang tidak membawa makanan. Tak lupa guru selalu mengajarkan kepada siswa mengenai akhlak terhadap orang tua. Seorang anak diwajibkan berbakti kepada kedua orang tua 18 Pawit, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, h. 23. setelah melaksanakan kewajiban kepada Allah SWT, dengan cara menjaga hubungan baik dengan orang tua, mematuhi segala perintahnya sepanjang perintah tersebut sejalan dengan aturan Allah SWTtidak berkata kasar dan menyakitinya. Hal ini senantiasa diajarkan kepada para siswa, dalam membina akhlak, sehingga proses internalisasi akhlak yang disampaikan dapat melekat dalam diri anak.

3. Proses Komunikasi Instruksional di Kelas