Tujuan Penelitian Analisis Manfaat Sosial Ekonomi Ruang Terbuka Hijau pada Normalisasi Waduk Ria Rio Jakarta
11 CVM. Pada tahapan ini peneliti harus terlebih dahulu memiliki konsep yang jelas
tentang apa yang akan divaluasi, perubahan kualitas, dan kuantitas apa yang menjadi concern kebijakan, serta jenis barang atau jasa non pasar apa yang akan
divaluasi. Misalnya apakah CVM akan diarahkan untuk menilai dampak kehilangan nilai non guna dari kerusakan lingkungan daerah aliran sungai, hutan
lindung, atau wilayah pesisir dan jenis layanan apa saja yang dievaluasi jasa lingkungan, fungsi hidrologis, dan sebagainya. Oleh karena CVM adalah metode
analisis yang mengandalkan teknik survei, maka pada tahap kedua yakni konstruksi skenario hipotetik akan sangat bergantung dari konteks yang akan
dianalisis. Aspek ini pula yang memberikan nama contingent dalam CVM karena nilai yang diduga akan sangat bergantung contingent dari berbagai skenario dan
pertanyaan yang diajukan. Pada tahap ini jenis pertanyaan dan skenario yang diajukan akan sangat berpengaruh terhadap outcome yang akan dihasilkan pada
analisis CVM. Tiga elemen esensial dalam tahap kedua ini yaitu deskripsi perubahan kebijakan yang akan dievaluasi, deskripsi pasar yang akan
dikembangkan, dan deskripsi metode pembayaran Pearce et al. dalam Fauzi 2014.
Elemen pertama yang menyangkut deskripsi perubahan kebijakan pada dasarnya memberikan informasi yang berarti pada responden tentang dampak dari
skenario kebijakan yang ditawarkan. Pada elemen ini, deskripsi kebijakan paling tidak harus memuat dua skenario dasar yakni kondisi saat ini yang akan dijadikan
sebagai reference point dan skenario target dari dampak kebijakan yang diusulkan dengan komponen atribut yang ditawarkan misalnya kualitas air semakin baik,
debit air meningkat, dan sebagainya. Elemen kedua yakni deskripsi pasar yang dikembangkan constructured
market mengacu pada konteks kebijakan dan kelembagaan yang diperlukan.
Misalnya lembaga apa yang bertanggung jawab menyediakan barang dan jasa pemerintah, masyarakat, atau lembaga swadaya masyarakat, bagaimana
kelayakan teknis dan ekonomis dari kebijakan yang ditawarkan, serta apa saja kewajiban dan harapan tentang proposal skenario kebijakan yang ditawarkan. Hal
lain yang juga menjadi pertimbangan pada elemen ini adalah terkait dengan waktu
12 yang tepat, antara lain: kapan kebijakan tersebut dijalankan; kapan pembayaran
harus dilakukan untuk berapa lama; dan sebagainya. Elemen ketiga yakni metode pembayaran harus secara rinci dijelaskan pada
survei CVM. Responden harus diberikan informasi yang jelas apakah pembayaran akan dilakukan melalui tarif masuk, pajak, atau melalui penambahan harga pada
barang dan jasa yang dikonsumsi. Pembayaran juga dapat dilakukan secara sukarela voluntary di mana pembayaran tidak melalui mekanisme tetap, seperti
halnya pajak dan tarif masuk. Tahapan berikutnya dalam metode CVM adalah metode elisitasi. Metode
elisitasi adalah teknik mengekstrak informasi kesanggupan membayar dari responden dengan menanyakan besaran pembayaran melalui format tertentu.
Format elisitasi dalam CVM pada umumnya terdiri dari lima jenis yaitu open ended
, bidding game, payment card, single bounded dichotomous, dan double bounded dichotomous
.