37
VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Persepsi Masyarakat Terhadap Pembangunan RTH di Sekitar Waduk Ria Rio
Persepsi masyarakat terhadap pembangunan RTH di sekitar Waduk Ria Rio merupakan suatu penilaian masyarakat terhadap pentingnya keberadaan RTH
untuk meningkatkan kelestarian lingkungan. Penilaian persepsi masyarakat terhadap pembangunan RTH di sekitar Waduk Ria Rio adalah dengan melakukan
wawancara kepada 90 orang responden. Perhitungan penilaian skor rataan Skala Likert dapat dilihat pada Lampiran 2. Tabel 20 menunjukkan tingkat persepsi
masyarakat berdasarkan interval nilai tanggapan. Berdasarkan Tabel 20, ditunjukkan bahwa setiap indikator persepsi masyarakat terhadap pembangunan
RTH di sekitar Waduk Ria Rio bernilai baik. Hal ini disebabkan masyarakat menganggap bahwa keberadaan RTH penting bagi keberlanjutan pelestarian
lingkungan. Keadaan lingkungan yang berada dalam kondisi kurang baik, terlihat dari kondisi lingkungan yang sebelumnya sangat kurang penghijauan dan tidak
terawat juga merupakan salah satu pendukung nilai persepsi masyarakat terhadap keberadaan RTH.
Persepsi masyarakat bahwa RTH dapat membantu menjaga kelestarian lingkungan memiliki tingkat persepsi yang baik dengan nilai Skala Likert sebesar
3,03. Responden yang jarak tempat tinggalnya 200 meter dari lokasi RTH memiliki tingkat persepsi yang lebih baik dibandingkan dengan responden yang
jarak tempat tinggalnya 300 meter dan 400 meter dari lokasi RTH, karena semakin dekat tempat tinggal masyarakat dengan lokasi RTH maka masyarakat
akan merasakan manfaat yang lebih tinggi pula dibandingkan dengan responden yang tempat tinggalnya jauh dari lokasi RTH. RTH di sekitar Waduk Ria Rio
menambah penghijauan yang ada di lingkungan masyarakat, sehingga meningkatkan penyerapan air, mengurangi polusi yang ditimbulkan dari asap
kendaraan ataupun pabrik, dan memberikan kesejukan bagi masyarakat sekitar. Persepsi masyarakat bahwa pengelolaan RTH menjadi tanggung jawab
masyarakat memiliki tingkat persepsi yang baik dengan nilai Skala Likert 2,72. Masyarakat sadar bahwa keberadaan RTH memberikan manfaat yang positif.
38 Responden yang jarak tempat tinggalnya 200 meter dari lokasi RTH memiliki
tingkat persepsi yang lebih baik dibandingkan dengan responden yang jarak tempat tinggalnya 300 meter dan 400 meter dari lokasi RTH, karena responden
yang tempat tinggalnya jauh dari lokasi RTH merasa belum secara signifikan merasakan manfaat dari keberadaan RTH. Kecepatan banjir untuk surut
meningkat setelah adanya RTH di lingkungan masyarakat. Hal ini membuat masyarakat merasa memiliki dan bertanggung jawab untuk menjaga dan
mengelola RTH agar tetap lestari, sehingga masyarakat juga akan tetap merasakan manfaat positif dari keberadaan RTH. Persepsi masyarakat bahwa masyarakat
akan ikut merasakan dampaknya apabila RTH tidak ada memiliki tingkat persepsi yang baik dengan nilai Skala Likert 3,03. RTH di lingkungan tempat tinggal
masyarakat memberikan perubahan ke arah yang lebih baik dari sisi lingkungan. Sebelum adanya RTH di lingkungan tempat tinggal masyarakat, apabila terjadi
hujan dengan intensitas yang tinggi maka masyarakat akan terkena banjir di wilayah lingkungan tempat tinggalnya. Responden yang jarak tempat tinggalnya
200 meter dari lokasi RTH sangat merasakan dampak banjir tersebut dibandingkan dengan responden yang jarak tempat tinggalnya 300 meter dan 400
meter dari lokasi RTH, karena lokasi tempat tinggal yang berada persis di sekitar Waduk Ria Rio. Hal ini membuat masyarakat semakin peduli dengan penghijauan
yang ada di lingkungan sekitar. Tabel 20 Persepsi masyarakat terhadap pembangunan RTH di sekitar Waduk Ria
Rio
No Pernyataan
Jawaban Responden Nilai
skala Tingkat
STS TS
S SS
Likert Persepsi
1 RTH dapat membantu menjaga
- -
2,86 0,17
3,03 Baik
kelestarian lingkungan 2
Pengelolaan RTH menjadi - 0,64
1,86 0,22
2,72 Baik
tanggung jawab masyarakat 3
Masyarakat akan ikut merasakan -
- 2,90
0,13 3,03
Baik dampaknya apabila RTH tidak ada
4 RTH merupakan aset masa depan
- -
2,93 0,08
3,01 Baik
sehingga perlu dijaga 5
Keberadaan RTH di wilayah saya - 0,11
1,96 1,15
3,22 Baik
sangat penting Keterangan: SS=Sangat Setuju S=Setuju TS=Tidak Setuju STS=Sangat Tidak Setuju
39
Skala Likert 1,00-1,75 Sangat Buruk; 1,76-2,50 Buruk; 2,51-3,25 Baik; 3,26-4,00Sangat Baik
Persepsi masyarakat bahwa RTH merupakan aset masa depan sehingga perlu dijaga kelestariannya memiliki tingkat persepsi yang baik dengan nilai Skala
Likert 3,01. Masing-masing responden yang memiliki tempat tinggal berjarak 200 meter, 300 meter, dan 400 meter dari lokasi RTH memiliki persepsi yang baik
terhadap kelestarian RTH. Lingkungan tempat tinggal masyarakat yang dekat dengan jalur lalu lintas dan banyaknya pabrik yang berlokasi di sekitar lingkungan
tempat tinggal masyarakat membuat kualitas udara di lingkungan masyarakat kurang baik. Apabila hal ini tidak segera diatasi maka akan membuat kualitas
lingkungan semakin memburuk dan akan memberikan dampak negatif bagi masyarakat terutama bagi anak-anak. Kualitas lingkungan yang tidak baik akan
mempengaruhi tumbuh kembang anak, bagi masyarakat juga akan mempengaruhi kesehatan sehingga menurunkan produktivitas kerja. Hal ini membuat masyarakat
sadar bahwa RTH yang ada di lingkungan tempat tinggal masyarakat merupakan aset masa depan yang perlu dijaga kelestariannya.
Persepsi masyarakat akan pentingnya keberadaan RTH di wilayah tempat tinggal masyarakat memiliki tingkat persepsi yang baik dengan nilai Skala Likert
3,22. Masing-masing responden yang memiliki tempat tinggal berjarak 200 meter, 300 meter, dan 400 meter dari lokasi RTH memiliki persepsi yang baik terhadap
kelestarian RTH. Tingkat pendidikan responden yang sebagian besar adalah SLTA sudah cukup dibekali dengan pengetahuan lingkungan, didukung juga
dengan kondisi lingkungan sebelumnya yang kurang baik, dilihat dari bencana banjir yang dirasakan oleh masyarakat, kurangnya penghijauan, kurangnya sarana
umum yang dapat dimanfaatkan warga untuk menjalin komunikasi antar warga yang ada di lingkungan tempat tinggal masayarakat memberikan pengalaman
tersendiri bagi masyarakat, sehingga masyarakat sangat paham akan pentingnya RTH di lingkungan tempat tinggalnya. Kualitas udara yang buruk di perkotaan,
lingkungan tempat tinggal sangat padat penduduk, kurangnya penghijauan dan bencana banjir yang dialami ketika intensitas hujan tinggi membuat masyarakat
mengerti akan pentingnya keberadaan RTH di lingkungan tempat tinggal masyarakat.
40
6.2 Manfaat Sosial Ekonomi pada Normalisasi Waduk Ria Rio
Normalisasi Waduk Ria Rio dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memperbaiki kualitas lingkungan di Kelurahan Kayu Putih. Beberapa
manfaat dari sisi sosial ekonomi normalisasi Waduk Ria Rio yang telah dirasakan oleh responden dapat dilihat pada Tabel 21. Berdasarkan Tabel 21 terlihat bahwa
dari 90 orang responden sebanyak 54 orang atau sebesar 60 menyatakan telah merasakan manfaat sosial ekonomi dari normalisasi Waduk Ria Rio, sedangkan
sisanya sebanyak 36 orang atau sebesar 40 menyatakan belum secara signifikan merasakan manfaatnya. Manfaat sosial ekonomi yang telah dirasakan oleh
responden diantaranya adalah sebesar 33,33 atau sebanyak 30 orang responden menyatakan taman yang sedang dibangun dapat dijadikan tempat rekreasi
keluarga. Penghijauan yang ada di taman membuat kualitas udara menjadi lebih baik, sehingga dapat menyegarkan pikiran dan menghilangkan kepenatan dari
rutinitas sehari-hari. Sebanyak 20 orang merupakan responden yang tempat tinggalnya berada pada jarak 200 meter dari lokasi normalisasi, dan sebanyak 10
orang merupakan responden yang tempat tinggalnya berada pada jarak 300 meter dari lokasi normalisasi. Manfaat yang dirasakan umumnya oleh responden yang
tempat tinggalnya dekat dengan lokasi normalisasi, karena akses untuk mengunjungi lokasi taman sangat dekat dan mudah. Responden yang jarak tempat
tinggalnya 400 meter dari lokasi normalisasi lebih memilih untuk rekreasi ke tempat yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya, karena akses untuk menuju ke
lokasi taman cukup jauh dan memerlukan biaya perjalanan. Sebesar 14,44 atau sebanyak 13 orang responden menyatakan taman
menjadi sarana olahraga bagi masyarakat seperti aerobik dan jogging. Masyarakat dapat melakukan olahraga untuk menjaga kesehatan sehingga dapat terus
beraktivitas dengan lancar. Hal tersebut akan meningkatkan produktivitas masyarakat. Sebanyak sembilan orang merupakan responden yang tempat
tinggalnya berada pada jarak 200 meter dari lokasi normalisasi, dan sebanyak empat orang merupakan responden yang tempat tinggalnya berada pada jarak 300
meter dari lokasi normalisasi. Responden yang memanfaatkan taman sebagai sarana olahraga umumnya merupakan responden yang tempat tinggalnya dekat
dengan lokasi taman, sedangkan responden yang tempat tinggalnya jauh dari
41 lokasi taman lebih memilih untuk berolahraga di sekitar lingkungan tempat
tinggal saja. Sebesar 3,33 atau sebanyak tiga orang responden menyatakan taman
dijadikan tempat bermain anak-anak pada sore hari. Taman yang dipenuhi dengan berbagai macam tumbuhan dapat menjadi sarana pendidikan bagi anak-anak untuk
belajar mengenai tumbuh-tumbuhan. Hal tersebut juga dapat menstimulasi kreativitas anak-anak dan meningkatkan tumbuh kembang anak dengan baik.
Sebanyak satu orang merupakan responden yang tempat tinggalnya berada pada jarak 200 meter dari lokasi normalisasi, dan sebanyak dua orang merupakan
responden yang tempat tinggalnya berada pada jarak 300 meter dari lokasi normalisasi. Responden yang memanfaatkan taman sebagai sarana bermain untuk
anak pada sore hari umumnya merupakan responden yang tempat tinggalnya dekat dengan lokasi taman, sedangkan responden yang tempat tinggalnya jauh
dari lokasi taman lebih memilih lokasi bermain untuk anak yang dekat dengan lingkungan tempat tinggal karena mudah terjangkau pengawasan orang tua.
Sebesar 2,22 atau sebanyak dua orang responden menyatakan daerah sekitar taman dan waduk menjadi strategis untuk berjualan karena telah ramai
pengunjung. Sebanyak satu orang merupakan responden yang tempat tinggalnya berada pada jarak 300 meter dari lokasi normalisasi, dan sebanyak satu orang
merupakan responden yang tempat tinggalnya berada pada jarak 400 meter dari lokasi normalisasi. Taman yang semakin ramai dengan pengunjung dan belum
adanya pertokoan di sekitar taman membuat warga mengambil kesempatan ini untuk berjualan di area sekitar taman. Hal ini memberikan manfaat kepada
masyarakat karena dapat meningkatkan pendapatan mereka. Namun perlu adanya penataan bagi para pedagang yang berjualan di area sekitar taman agar tidak
mengganggu aktivitas di jalan dan mengurangi estetika dari taman. Sebesar 4,44 atau sebanyak empat orang responden menyatakan karena
waduk telah dibersihkan dan bebas dari sampah dan eceng gondok maka dapat dimanfaatkan untuk hiburan warga dengan memancing. Setelah menjalankan
rutinitas sehari-hari, untuk menghilangkan kepenatan masyarakat dapat memancing di waduk. Hal tersebut dapat membuat masyarakat kembali
bersemangat untuk menjalankan rutinitasnya pada esok hari, sehingga
42 produktivitas meningkat. Sebanyak dua orang merupakan responden yang tempat
tinggalnya berada pada jarak 300 meter dari lokasi normalisasi, dan sebanyak dua orang merupakan responden yang tempat tinggalnya berada pada jarak 400 meter
dari lokasi normalisasi. Tabel 21 Manfaat sosial ekonomi pada normalisasi Waduk Ria Rio
No. Manfaat sosial ekonomi
Jumlah responden orang Jumlah
Persentase 200
meter 300
meter 400
meter orang
1 Taman menjadi tempat 20
10 -
30 33,33
rekreasi keluarga 2 Taman menjadi sarana
9 4
- 13
14,44 olahraga seperti aerobik
dan jogging bagi masyarakat 3 Taman menjadi tempat
1 2
- 3
3,33 bermain anak pada sore hari
4 Strategis untuk berjualan -
1 1
2 2,22
karena ramai pengunjung 5 Masyarakat dapat hiburan
- 2
2 4
4,44 dengan memancing di waduk
6 Memperoleh pekerjaan -
2 -
2 2,22
sebagai petugas kebersihan dan keamanan
7 Belum secara signifikan -
9 27
36 40
merasakan manfaatnya Total
90 100
Sebesar 2,22 atau sebanyak dua orang responden yang jarak tempat tinggalnya 200 meter dari lokasi normalisasi menyatakan dengan dibangunnya
taman menciptakan lapangan pekerjaan bagi mereka diantaranya sebagai petugas kebersihan dan keamanan. Tenaga kerja untuk petugas kebersihan dan penjaga
keamanan taman diserap dari masyarakat sekitar untuk mengurangi masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan. Hal ini memberikan manfaat kepada
masyarakat karena akan meningkatkan pendapatan mereka.
43
6.3 WTP Masyarakat Terhadap Upaya Pelestarian RTH di Sekitar Waduk Ria Rio
Berdasarkan hasil wawancara terhadap 90 orang responden, sebanyak 64 orang responden atau sebesar 67,78 menyatakan bersedia membayar, sedangkan
sisanya 29 orang responden atau sebesar 32,22 menyatakan tidak bersedia membayar terhadap upaya pelestarian RTH di sekitar Waduk Ria Rio. Responden
untuk menganalisis kesediaan membayar sebanyak 90 orang responden, dan dari 90 orang responden hanya 61 orang yang bersedia membayar untuk pelestarian
RTH di sekitar Waduk Ria Rio. Oleh karena itu hasil WTP ini adalah data dari masyarakat yang bersedia untuk membayar terhadap upaya pelestarian RTH.
Tabel 22 Kesediaan membayar masyarakat terhadap upaya pelestarian RTH
Kesediaan membayar Jumlah
Persentase Ya
61 67,78
Tidak 29
32,22 Total
90 100
Analisis nilai WTP responden terhadap upaya pelestarian RTH di sekitar Waduk Ria Rio dalam penelitian ini menggunakan metode Contingent Valuation
Method CVM. Hasil pelaksanaan langkah metode CVM adalah sebagai berikut:
1. Membangun pasar hipotetik Responden diberikan informasi mengenai keberadaan RTH yang memiliki
fungsi sebagai sarana rekreasi, sarana olahraga, memberikan kesejukan, menjalin komunikasi antar warga, menambah penyerapan air, serta membantu menjaga
kelestarian lingkungan sehingga responden memiliki gambaran mengenai pasar hipotetik yang dimaksud dan responden dapat menentukan sejumlah uang yang
bersedia dibayarkan untuk pelestarian RTH. 2. Memperoleh nilai penawaran WTP
Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara secara langsung terhadap 90 orang responden menggunakan alat bantu kuesioner. Nilai WTP responden
diperoleh dengan menggunakan metode payment card, sehingga responden dapat langsung menentukan besarnya nilai yang bersedia dibayarkan dengan memilih