Metode Pengolahan dan Analisis Data

24 responden laki-laki bertindak sebagai kepala keluarga dalam sebuah rumah tangga cenderung lebih tegas dalam pengambilan keputusan dibandingkan responden perempuan. 2. Usia responden diduga berpengaruh positif terhadap nilai WTP, artinya semakin bertambah usia responden maka nilai WTP yang akan diberikan diduga akan semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena usia cenderung mempengaruhi pola pikir seseorang dalam pengambilan keputusan dan kepedulian terhadap lingkungan. 3. Tingkat pendidikan responden diduga berpengaruh positif terhadap nilai WTP, artinya semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka nilai WTP yang akan diberikan diduga akan semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan cenderung mempengaruhi pola pikir seseorang untuk mendapatkan suatu kondisi lingkungan yang lebih baik dan nyaman. 4. Tingkat pendapatan keluarga responden diduga berpengaruh positif terhadap nilai WTP, artinya semakin tinggi pendapatan keluarga maka nilai WTP yang akan diberikan diduga akan semakin tinggi. 5. Jumlah tanggungan keluarga responden diduga berpengaruh negatif terhadap nilai WTP, artinya semakin banyak jumlah tanggungan keluarga responden maka diduga nilai WTP yang akan diberikan akan semakin menurun. 6. Lama tinggal responden diduga berpengaruh positif terhadap nilai WTP, artinya semakin lama seorang responden tinggal di lokasi tersebut maka diduga nilai WTP yang akan diberikan akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan semakin lama responden tinggal di suatu lokasi maka responden akan memiliki rasa peduli terhadap lingkungan tempat tinggalnya. 7. Jarak tempat tinggal diduga berpengaruh negatif terhadap nilai WTP, artinya semakin jauh jarak tempat tinggal responden maka diduga nilai WTP yang akan diberikan semakin menurun. 8. Status tempat tinggal milik sendiri diduga akan meningkatkan nilai WTP yang akan diberikan responden dibandingkan dengan responden dengan status tempat tinggal kontrak. 25

4.4.4 Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi WTP Masyarakat

Model regresi berganda dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya WTP responden. Persamaan regresi berganda nilai WTP dalam penelitian adalah sebagai berikut: WTP i = β + β 1 JK i + β 2 U i + β 3 PDDK i + β 4 PDPT i + β 5 JTK i + β 6 LT i + β 7 JTT i + β 8 STT i + ε ...............................................................................5 Keterangan: WTP i = Nilai WTP responden ke i Rp β0 = Intercept β 1 ..β 8 = Koefisien regresi JK i = Jenis kelamin responden ke-i 1 = laki-laki, 0 = perempuan U i = Usia responden ke-i tahun PDDK i = Lama pendidikan formal responden ke-i tahun PDPT i = Pendapatan rumah tangga responden ke-i Rpbulan JTK i = Jumlah tanggungan keluarga responden ke- i orang LT i = Lama tinggal responden ke-i di lokasi penelitian tahun JTT i = Jarak tempat tinggal responden ke-i meter STT i = Status tempat tinggal responden ke-i 1 = milik sendiri, 0 = kontrak ε = Galat atau error i = Responden ke-i i=1,2,...,n

4.4.4.1 Pengujian Parameter

Pengujian parameter regresi dilakukan dengan menguji signifikasi nilai koefisien regresi secara parsial yang diperoleh dengan metode Ordinary Least Square OLS. Pengujian parameter secara statistik menguji apakah persamaan matematis yang akan dipergunakan untuk meramalkan sudah cocok atau belum goodness of fit test atau menguji apakah setiap koefisien dari suatu variabel bebas dapat menunjukkan bahwa pengaruh variabel tersebut terhadap variabel tak bebas cukup nyata significant Firdaus 2004.

a. Pengujian statistik

Pengujian statistik terhadap model dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu uji keandalan, uji statistik t, dan uji statistik f. 26 1. Uji keandalan Menurut Firdaus 2004, koefisien determinasi mengukur tingkat ketepatankecocokan goodness of fit dari regresi linear sederhana maupun berganda. Pada regresi linear berganda hubungan tiga variabel yaitu regresi Y terhadap X 2 dan X 3 , ingin diketahui berapa besarnya persentase sumbangan X 2 dan X 3 terhadap variasi naik turunnya Y secara bersama-sama. Besarnya persentase sumbangan ini disebut koefisien determinasi berganda R². Semakin dekat nilai R² dengan satu, maka semakin cocok garis regresi untuk meramalkan Y. Rumus umum untuk mencari nilai R² adalah ................................................................................................................6 Keterangan: R 2 = Koefisien determinasi JKR = Jumlah kuadrat regresi JKT = Jumlah kuadrat total 2. Statistik uji t Menurut Firdaus 2004, analisis untuk menguji signifikasi nilai koefisien regresi secara parsial yang diperoleh dengan menggunakan metode OLS adalah statistik uji t. Rumus umum untuk mencari nilai t hitung dari masing-masing koefisien regresi adalah: ....................................................................................................................7 Hipotesis statistik: H o : β = 0 X tidak berpengaruh terhadap Y H 1 : β ≠ 0 X berpengaruh terhadap Y Nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel . Jika t hit ≥ t tab atau t hit ≤ t tab maka Ho ditolak atau terima Ho jika t tab t hit t tab , dengan t tabel = t 0,5 α;df=n-2 3. Statistik uji f Menurut Firdaus 2004, pengujian hipotesis koefisien regresi berganda dilakukan dengan analisis varian. Analisis varian dalam regresi berganda pada hakikatnya diperlukan untuk menunjukkan sumber-sumber variasi yang menjadi komponen variasi dari model regresi. Analisis varian ini akan menghasilkan pengertian tentang bagaimana pengaruh sekelompok variabel bebas secara bersama-sama b s b t  27 terhadap variabel tak bebas. Statistik uji yang digunakan dalam hal ini adalah statistik uji f. Rumus umum untuk mencari nilai f hitung adalah Statistik uji: ......................................................................................................8 Keterangan: JKK = jumlah kuadrat untuk nilai tengah kolom JKG = jumlah kuadrat galat K = jumlah peubah Kriteria uji: Tolak H jika F hit ≥ F tab , F tab = Fα v 1 , v 2 dimana v 1 = 1 dan v 2 = n  2

b. Pengujian ekonometrika

Pengujian ekonometrika terhadap model dapat dilakukan dengan uji asumsi klasik. Asumsi yang dimaksud adalah data residual menyebar normal, tidak ada hubungan linear sempurna antar variabel bebas, komponen sisaan memiliki nilai harapan sama dengan nol dan ragamnya konstan untuk setiap pengamatan, serta tidak adanya korelasi antar sisaan. Uji asumsi klasik ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. 1. Uji normalitas Menurut Juanda 2009, normalitas adalah suatu kondisi dalam model regresi dimana variabel sisaan memiliki distribusi normal. Normalitas dalam statistik parameter seperti regresi dan Analysis of Variance merupakan syarat utama. Maksud data berdistribusi normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sisaan terstandardisasi yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan pada nilai sisaan model. Asumsi normalitas dapat diperika dengan pemeriksaan output normal P-P plot atau normal Q-Q plot. Asumsi normalitas terpenuhi ketika penyebaran titik-titik output plot mengikuti garis diagonal plot dan ketika pengujian menghasilkan P-value Sign α. Nilai alpha ditentukan sebesar 1, 5, atau 10. 2. Uji multikolinearitas Menurut Juanda 2009, salah satu asumsi dari model regresi berganda adalah bahwa tidak ada hubungan linear sempurna antar peubah bebas dalam 28 model tersebut, jika hubungan tersebut ada maka dikatakan bahwa peubah bebas tersebut berkolinearitas ganda sempurna multikolinearitas. Multikolinearitas dapat dideteksi dari nilai Variance Inflation Factor VIF. Jika VIF 10, maka dapat diambil kesimpulan bahwa model tersebut mengalami multikolinearitas. 3. Uji heteroskedastisitas Menurut Juanda 2009, salah satu asumsi dari model regresi berganda adalah bahwa ragam sisaan sama atau homogen. Jika ragam sisaan tidak sama untuk tiap pengamatan ke-i dari peubah-peubah bebas dalam model regresi maka akan mengalami heteroskedastisitas. Sala satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melakukan uji White. Tahapan dalam melakukan uji White adalah sebagai berikut: a. Estimasi regresi dengan OLS sehingga memperoleh residu e i , b. Lalu kerjakan regresi pelengkap berikut ini: e i 2 = A i + A 2 X 2i +A 3 X 3i +A 4 X 2i 2 +A 5 X 3i 2 +A 6 X 2i X 3i +v i ............................9 c. Tentukan nilai R 2 dari regresi pelengkap dengan hipotesis nol bahwa tidak ada heteroskedastisitas. d. Jika nilai khi- kuadrat yang diperoleh melebihi nilai khi-kritis pada tingkat signifikansi yang dipilih atau jika nilai ρ nilai khi-kuadrat yang dihitung cukup rendah 1-5, hipotesis nol bisa ditolak. 4. Uji autokorelasi Menurut Juanda 2009, salah satu asumsi dari model regresi linear adalah bahwa tidak ada korelasi serial antar sisaan. Jika antar sisaan tidak bebas, maka dapat dikatakan model mengalami autokorelasi. Masalah ini dapat dilihat dari sisaan dalam suatu periode waktu berkorelasi langsung dengan sisaan dalam periode waktu berikutnya. Statistik uji yang sering digunakan adalah uji Durbin- Watson . Tabel 8 merupakan selang nilai statistik DW serta keputusannya. Tabel 8 Selang nilai statistik Durbin Watson serta keputusannya Hipotesis nol Keputusan Jika tidak ada autokorelasi positif tolak 0 d dl tidak ada autokorelasi positif tidak ada keputusan dl ≤ d ≤ du tidak ada autokorelasi negatif tolak 4-dl d 4 tidak ada autokorelasi negatif tidak ada keputusan 4- du ≤ d ≤ 4-dl tidak ada autokorelasi positif dan negatif jangan tolak du d 4-du 29 V GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Peneliti an ini dilakukan di perumahan Pulomas dan pemukiman Pedongkelan, Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur. Lokasi ini merupakan kawasan yang berbatasan langsung dengan Waduk Ria Rio. Waduk tersebut merupakan waduk yang sedang dilaksanakan proyek normalisasi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai dari akhir tahun 2013. Normalisasi bertujuan untuk meningkatkan kapasitas daya tampung waduk dan kualitas lingkungan sekitar waduk. Kelurahan Kayu Putih merupakan satu dari tujuh kelurahan yang terdapat di Kecamatan Pulogadung. Kelurahan Kayu Putih merupakan salah satu kelurahan dari 65 kelurahan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur dengan luas wilayah ± 437,15 Ha yang terdiri dari 17 Rukun Warga RW dan 182 Rukun Tetangga RT. Adapun batas-batas wilayah Kelurahan Kayu Putih adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Kelurahan Kelapa Gading Sebelah Barat : Kelurahan Cempaka Putih Sebelah Timur : Kelurahan Pulogadung Sebelah Selatan : Kelurahan Rawamangun Wilayah RW 13 dan RW 15 sebagai bagian dari Kelurahan Kayu Putih memiliki masing-masing 146 Kepala Keluarga KK dan 834 KK yang masing- masing tersebar di enam RT dan tujuh RT. Fasilitas-fasilitas umum yang terdapat di wilayah ini antara lain mushola, masjid, lapangan olah raga, dan balai warga. Seluruh fasilitas umum tersebut tersebar di beberapa wilayah pada RW 13 dan RW 15. Berdasarkan laporan tahunan Kelurahan Kayu Putih, hingga akhir tahun 2013 jumlah penduduk Kelurahan Kayu Putih adalah sejumlah 52.975 orang yang terdiri dari 26.811 orang penduduk laki-laki dan 26.164 orang penduduk perempuan dengan komposisi usia penduduk yang bervariasi. Jumlah penduduk menurut usia dan jenis kelamin di Kelurahan Kayu Putih dapat dilihat pada Tabel 9. 30 Tabel 9 Jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Kelurahan Kayu Putih Tahun 2013 Kelompok usia Tahun Jumlah penduduk Jumlah orang Persentase Laki-laki Perempuan 0-4 1.684 1.565 3.249 6,13 5-9 2.366 2.274 4.640 8,76 10-14 2.151 1.954 4.105 7,75 15-19 1.931 1.845 3.776 7,13 20-24 1.949 1.999 3.948 7,45 25-29 2.563 2.669 5.232 9,88 30-34 2.859 2.713 5.572 10,52 35-39 2.710 2.788 5.498 10,38 40-44 2.375 2.216 4.591 8,67 45-49 1.870 1.755 3.625 6,84 50-54 1.274 1.295 2.569 4,85 55-59 994 998 1.992 3,67 59 2.085 2.093 4.178 7,89 Total 52.975 100 Sumber: Laporan tahunan Kelurahan Kayu Putih 2013 Mata pencaharian warga Kelurahan Kayu Putih hingga akhir tahun 2013 sebagian besar adalah pegawai negeriswastaABRI yaitu sebanyak 27.382 orang atau sebesar 52,35. Selanjutnya warga yang bekerja sebagai pedagang sebanyak 2.160 orang atau sebesar 4,13, sebagai buruh sebanyak 161 orang atau sebesar 0,31, warga yang telah menjadi pensiunan sebanyak 732 orang atau sebesar 1,40, dan sisanya sebanyak 21.782 orang atau sebesar 41,81 merupakan warga yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja PHK, putus sekolah, dan sebagian tamatan sekolah yang masih mencari lowongan pekerjaan. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Kelurahan Kayu Putih Tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 10. 31 Tabel 10 Jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Kelurahan Kayu Putih Tahun 2013 Mata pencaharian Jumlah orang Persentase Pegawai NegeriSwastaABRI 27.382 52,35 Pedagang 2.160 4,13 Pensiunan 732 1,40 Buruh 161 0,31 Lain-lain 21.872 41,81 Total 52.307 100 Sumber: Laporan tahunan Kelurahan Kayu Putih 2013 Tingkat pendidikan warga Kelurahan Kayu Putih sebagian besar sudah tamat SLTA yaitu sebanyak 20.104 orang atau sebesar 38,67. Selanjutnya warga yang sudah tamat SLTP sebanyak 17.863 orang atau sebesar 34,36, sudah tamat Akademi atau Perguruan Tinggi sebanyak 8.228 atau sebesar 15,83, dan warga yang tidak menempuh pendidikan formal sebanyak 2.451 orang atau sebesar 4,72. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan terakhir di Kelurahan Kayu Putih Tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan terakhir di Kelurahan Kayu Putih Tahun 2013 Tingkat pendidikan Jumlah orang Persentase Tidak sekolah 2.451 4,72 Tamat SD 3.336 6,42 Tamat SLTP 17.863 34,36 Tamat SLTA 20.104 38,67 Tamat AkademiPerguruan Tinggi 8.228 15,83 Total 51.982 100 Sumber: Laporan tahunan Kelurahan Kayu Putih 2013

5.2 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini merupakan warga di RW 13 dan RW 15 Kelurahan Kayu Putih Kecamatan Pulogadung yang tempat tinggalnya berbatasan langsung dengan Waduk Ria Rio. Karakteristik responden yang diperhatikan meliputi sebaran jenis kelamin, usia, tingkat pendapatan, lama pendidikan formal,