Penelitian Terdahulu Analisis Manfaat Sosial Ekonomi Ruang Terbuka Hijau pada Normalisasi Waduk Ria Rio Jakarta

18 kegiatan, serta laporan dari instansi terkait seperti Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah BPLHD Provinsi DKI Jakarta dan kantor Kelurahan Kayu Putih.

4.3 Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel untuk data primer dipilih berdasarkan stratified random sampling . Pada metode ini responden terpilih berdasarkan jarak tempat tinggal ke lokasi proyek normalisasi Waduk Ria Rio. Pada pelaksanaannya responden yang terpilih dibagi ke dalam tiga wilayah. Wilayah pertama adalah responden yang jarak tempat tinggalnya 200 meter dari lokasi proyek, wilayah kedua adalah responden yang jarak tempat tinggalnya 300 meter dari lokasi proyek, dan wilayah ketiga adalah responden yang jarak tempat tinggalnya 400 meter dari lokasi proyek. Jumlah responden yang dilibatkan dalam penelitian ini sebanyak 90 orang, masing-masing sejumlah 30 orang pada setiap stratifikasi jarak. Responden yang terpilih dalam penelitian ini adalah rumah tangga yang bertempat tinggal di Kelurahan Kayu Putih Kecamatan Pulogadung RW 13 dan RW 15 yang berbatasan langsung dengan Waduk Ria Rio. Responden merupakan kepala rumah tangga atau individu perwakilan dari setiap rumah tangga.

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah diperoleh dianalisis baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Agar mempermudah pengolahan, data disusun ke dalam sebuah matriks, kemudian dilakukan perhitungan persentase hasil dari responden dan diintrepretasikan secara deskriptif. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dan menggunakan software Eviews 6 dan Microsoft Excel 2010. Berdasarkan tujuan penelitiannya, maka metode analisis data dijabarkan seperti berikut pada Tabel 4. 19 Tabel 4 Matriks analisis data No Tujuan Penelitian Sumber Data Analisis Data 1. Mengidentifikasi persepsi masyarakat terhadap pembangunan RTH di sekitar Waduk Ria Rio. Data primer Analisis deskriptif dengan pendekatan persepsi 2. Mengidentifikasi manfaat sosial ekonomi normalisasi Waduk Ria Rio. Data primer Analisis deskriptif 3. Mengestimasi besarnya nilai WTP dari masyarakat sekitar terhadap upaya pelestarian ruang terbuka hijau di Waduk Ria Rio Data primer Contingent Valuation Method CVM 4. Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya nilai WTP dari masyarakat sekitar terhadap upaya pelestarian ruang terbuka hijau di Waduk Ria Rio. Data primer Regresi linear berganda

4.4.1 Persepsi Masyarakat Terhadap Pembangunan RTH di Sekitar Waduk Ria Rio

Responden diberikan pertanyaan terkait beberapa fungsi dari pembangunan RTH yang meliputi fungsi ekologis, fungsi sosial, fungsi budaya, dan fungsi estetika. Analisis ini ditujukan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pembangunan RTH di sekitar Waduk Ria Rio. Kriteria penilaian persepsi masyarakat dijelaskan pada Tabel 5 berikut ini. Tabel 5 Kriteria penilaian persepsi masyarakat terhadap pembangunan RTH di sekitar Waduk Ria Rio No Pernyataan Jawaban Responden STS TS S SS 1 RTH dapat membantu menjaga kelestarian lingkungan 2 Pengelolaan RTH menjadi tanggung jawab masyarakat 3 Masyarakat akan ikut merasakan dampaknya apabila RTH tidak ada 4 RTH merupakan aset masa depan sehingga perlu dijaga 5 keberadaan RTH di wilayah saya penting 20 Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis persepsi dengan rataan skor. Metode ini mengenali indikator utama dalam normalisasi Waduk Ria Rio. Indikator mengenai normalisasi Waduk Ria Rio meliputi persepsi masyarakat terhadap Waduk Ria Rio dan persepsi mengenai pembangunan RTH pada sekitar kawasan Waduk Ria Rio. Bobot nilai jawaban responden pada kuisioner adalah dengan Skala Likert yang diberi secara kuantitatif dari 1 sampai 4. Cara penilaian terhadap hasil jawaban responden dengan Skala Likert dapat dilihat dalam Tabel 6. Tabel 6 Bobot nilai jawaban responden Jawaban responden Bobot nilai Sangat setuju 4 Setuju 3 Tidak setuju 2 Sangat tidak setuju 1 Untuk mengambil kesimpulan pada setiap variabel digunakan rata-rata dari setiap indikator. Nilai rata-rata tersebut diperoleh dari penjumlahan hasil kali total responden pada masing-masing skor dengan skornya, kemudian dibagi dengan jumlah total responden secara keseluruhan. Rumus yang digunakan untuk mencari rataan skor tersebut adalah: ∑ ................................................................................................1 Sumber: Nazir 2002 Keterangan: Rs = Rata-rata n i = Responden yang memiliki skor tertentu s i = Bobot skor N = Jumlah total responden Interpretasi selanjutnya diperoleh dengan mencari nilai rataan skor dengan rumus: .......................................................................................................2 Sumber: Nazir 2002 Keterangan: Rs = Rata-rata m = Jumlah alternatif jawaban tiap pernyataan Penelitian ini menggunakan Skala Likert dari 1 sampai 4 sehingga nilai skor rataan yang diperoleh menjadi: 21 Berdasarkan nilai skor rataan tersebut, maka posisi keputusan penilaian memiliki rentang skala yang dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Nilai skor rataan Skor rataan Jawaban responden Interpretasi hasil 1,00 - 1,75 Sangat tidak setuju Sangat buruk 1,76 - 2,50 Tidak setuju Buruk 2,51 - 3,25 Setuju Baik 3,26 - 4,00 Sangat setuju Sangat baik

4.4.2 Identifikasi Manfaat Sosial Ekonomi Normalisasi Waduk Ria Rio Bagi Masyarakat

Analisis manfaat sosial ekonomi normalisasi Waduk Ria Rio dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif bertujuan untuk mengetahui manfaat sosial ekonomi dari normalisasi Waduk Ria Rio yang telah dirasakan oleh masyarakat di sekitar wilayah Waduk Ria Rio. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan informasi-informasi yang didapatkan dari observasi di lapangan. Hasil penelitian di lapangan dengan wawancara menggunakan alat bantu kuesioner diinterpretasikan untuk menggambarkan kenyataan di lapangan. Hasil dari analisis tersebut dapat menjelaskan manfaat apa saja yang telah diterima oleh masyarakat akibat adanya normalisasi Waduk Ria Rio. 4.4.3 Estimasi Nilai WTP dari Masyarakat Terhadap Upaya Pelestarian RTH di Sekitar Waduk Ria Rio Nilai kesediaan membayar WTP diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner kepada responden yang terdiri dari masyarakat sekitar. Analisis nilai WTP terhadap upaya pelestarian RTH di sekitar Waduk Ria Rio dilakukan dengan menggunakan pendekatan Contingent Valuation Method CVM. Hal ini dikarenakan nilai keberadaan RTH tidak memiliki harga pasar baik dari segi barang maupun jasa lingkungan. Penerapan CVM dalam 22 menentukan kesediaan membayar menurut Hanley dan Spash 1993 memiliki enam tahapan. 1. Membuat Pasar Hipotetik Pasar hipotetik dibentuk atas dasar terjadinya penurunan kualitas lingkungan yang terjadi akibat penurunan kondisi Waduk Ria Rio sehingga menimbulkan dampak yang merugikan masyarakat baik dari sisi ekonomi, sosial, budaya, maupun lingkungan. Solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan salah satu instrumen ekonomi yaitu pembayaran jasa lingkungan sebagai bentuk pelestarian. Keberlanjutan RTH tergantung pada partisipasi masyarakat dalam mengelola dan melestarikan RTH. Pasar hipotetik: Keberadaan ruang terbuka hijau pada Waduk Ria Rio memiliki fungsi yang beragam bagi masyarakat, diantaranya adalah sebagai sarana rekreasi keluarga, sarana olahraga, sarana penelitian dan pelatihan dalam mempelajari alam, sebagai areal konservasi lingkungan hijau, sebagai produsen oksigen, menyerap polusi udara, memberikan kesejukan, menjalin komunikasi antar warga, dan mengurangi kebisingan. Fungsi yang beragam tersebut mebuat keberadaan ruang terbuka hijau pada Waduk Ria Rio sangat penting karena akan meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan dengan tujuan memaksimumkan tingkat kesejahteraan warga dengan menciptakan lingkungan yang lebih baik dan sehat, sehingga diperlukan upaya untuk pelestarian ruang terbuka hijau pada Waduk Ria Rio. Oleh karena itu pengelola mengajak masyarakat sekitar untuk berpartisipasi dalam upaya pelestarian ruang terbuka hijau pada Waduk Ria Rio. Biaya yang didapatkan dari partisipasi tersebut selanjutnya digunakan sebagai salah satu sumber dana bagi rencana upaya pelestarian pelestarian ruang terbuka hijau pada Waduk Ria Rio, seperti peningkatan fasilitas taman, pembuatan lubang biopori, sumur resapan, dll . Pertanyaan menyangkut skenario yaitu: “Apakah BapakIbuSaudarai bersedia berpartisipasi dalam rangka upaya pelestarian RTH dengan mengeluarkan sejumlah dana dan berapa besar dana yang bersedia dibayarkan ?” 2. Mendapatkan besarnya nilai penawaran WTP Peneliti melakukan survei dengan melakukan wawancara tatap muka dengan responden menanyakan apakah mereka mau membayar atau tidak sejumlah uang tertentu untuk peningkatan kelestarian RTH. Pada penelitian ini besarnya nilai penawaran WTP didapatkan melalu teknik payment card. 23 3. Menghitung dugaan nilai rataan WTP Nilai rataan WTP diperoleh dari penjumlahan keseluruhan nilai WTP dibagi dengan keseluruhan jumlah responden. Dugaan Rataan WTP dihitung dengan rumus Hanley dan Spash 1993 ∑ ...................................................................................................3 Keterangan: EWTP = Dugaan rataan WTP Rp Wi = Nilai WTP ke-i Rp n = Jumlah responden orang i = Responden ke-i yang bersedia membayar i=1,2,...,n 4. Menduga kurva permintaan WTP Kurva permintaan WTP responden dibentuk menggunakan jumlah kumulatif dari jumlah individu yang bersedia memilih suatu nilai WTP tertentu. 5. Menentukan total WTP Setelah mendapatkan nilai rataan WTP, maka nilai total WTP didapatkan dengan mengalikan nilai rataan WTP dengan jumlah keseluruhan rumah tangga dalam populasi. ...........................................................................................4 Keterangan: TWTP = Total WTP responden Rp EWTPi = Dugaan rataan WTP ke-i Rp P = Jumlah populasi orang i = Responden ke-i i=1,2,...,n Jumlah populasi yang termasuk ke dalam perhitungan ini adalah jumlah kepala keluarga di Kelurahan Kayu Putih. 6. Mengevaluasi model CVM Pelaksanaan model CVM dievaluasi dilihat dari nilai R² dari model Ordinary Least Square OLS WTP.

4.4.3.1 Hipotesis penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Responden laki-laki diduga memiliki nilai WTP yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden perempuan. Hal ini disebabkan karena