Tujuan Penelitian Peran Sertifikasi Bagi Petani Hutan Rakyat Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
7
1. Pengurus Koperasi,
2. Anggota koperasi petani hutan rakyat,
3. Pengepultengkulak,
4. Pembeli industripabrik, dan
5. Lembaga pendamping sertifikasi.
Data sekunder akan dikumpulkan melalui studi literatur dan studi data laporan dari hasil penelitian yang telah ada, dokumen koperasi, dan pihak terkait
lainnya seperti Badan Pusat Statistik BPS setempat, Dinas Kehutanan setempat, Bappeda, dan instansi-instansi yang lain. Tabel 2.1 menjelaskan jenis dan metode
pengumpulan data dalam penelitian ini. Responden yang menjadi tujuan wawancara merupakan petani anggota koperasi, namun dalam teknis pertanyaan
akan ditanyakan dua jenis pertanyaan. Pertanyaan tersebut akan dikaitkan pada kondisi sebelum dan setelah menjadi anggota koperasi. Metode pengumpulan data
pada dasarnya terdiri dari tiga tahap, yaitu observasi lapang, wawancara, dan FGD. Diskusi FGD merupakan tahapan dalam konteks klarifikasi dan konfirmasi
terhadap hasil wawancara dan observasi lapang. Tabel 2.1 Deskripsi data analisis akses dan metode pengumpulannya.
Jenis Akses Deskripsi
Metode Pengumpulan
Teknologi Kemampuan petani dalam mencari dan
menggunakan alat dalam proses pemanenan chainsaw dan truk angkutan,
Observasi lapang dan wawancara
Tenaga Kerja Kemampuan petani untuk mencari tenaga kerja dalam proses pemanenan.
Observasi lapang dan wawancara
Pengetahuan Informasi
Sumber pengetahuaninformasi pengelolaan hutan rakyat, terdiri dari:
Observasi lapang dan wawancara
1. Teknis pengelolaan hutan: Metode penaksiran potensi, standar kualitas kayu
grading bucking dan tata usaha kayu TUK. 2. Pasar dinamika suplai demand dan harga
Permodalan Akses dalam mendapatkan dukungan ekonomi.
Observasi lapang dan wawancara
Tabel 2.2 menjelaskan tentang analisis biaya transaksi. Proses pengumpulan data dalam analisis ini dilakukan dengan metode wawancara terstruktur.
Pengukuran biaya transaksi dilakukan dalam perspektif petani. Wawancara dilakukan kepada petani anggota koperasi yang pernah melakukan transaksi
penjualan kayu kepada koperasi dan tengkulak. Faktor yang menjadi penekanan dalam menghimpun data dan informasi adalah intensitas kegiatan pada setiap
variabel biaya transaksi. Proses pencarian data terbagi menjadi dua jenis variabel data, yaitu biaya yang harus dikeluarkan secara langsung dan biaya ikutan yang
secara tidak langsung harus dikeluarkan oleh petani. Biaya yang harus dikeluarkan secara langsung berupa biaya administrasi yang mana merupakan konsekuensi
dalam bergabung menjadi anggota koperasi. Sedangkan biaya ikutan adalah biaya transportasi dan komunikasi. Biaya tersebut harus dikeluarkan petani secara tidak
langsung untuk menjalani konsekuensi sebagai anggota koperasi. Biaya