8
transportasi dan komunikasi diukur dari jumlah kunjungan dan kegiatan komunikasi telepon dan pesan singkat.
Analisis biaya transaksi dilakukan berdasarkan persepsi dari petani anggota. Kegiatan pemasaran produksi kayu yang dilakukan oleh petani anggota dilakukan
kepada dua pihak, yaitu koperasi dan tengkulak. Analisis ini menggunakan harga bayangan shadow price. Untuk menghitung biaya transaksi ini menggunakan
asumsi berupa: 1.
SMS rate : Rp 150pesan
2. Call rate
: Rp 1,000panggilan 3.
Suku bunga : 7.50 Bank Indonesia, 11 September 2014
4. Transportasi
: kendaraan bermotor roda dua 5.
Rasio BBM : 1 Liter 30 km
6. Jarak Tempuh
: Perjalanan pulang pergi = 40 km = 1.3 liter 7.
Harga BBM : Rp 6500liter
8. Fotokopi
: Rp 100Lembar 9.
Kayu yg dijual : Kayu Jati ; diameter 21 – 30 cm
10. Harga dasar : Rp 1,800,000m
3
11. Jumlah transaksi : Satu kali dalam satu tahun kegiatan.
12. Waktu perhitungan : Satu kali transaksi.
Tabel 2.2 Deskripsi data analisis biaya transaksi.
Jenis Biaya Kegiatan
Deskripsi Data
Information cost Biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk
mencari dan memanfaatkan informasi. •
Proses administrasi •
Jumlah kunjungan •
Jumlah komunikasi. Coordination
cost Biaya yang dikeluarkan petani untuk
melaksanakan kewajiban dalam proses kontrak kesepakatan kerjasama di antara
pelaku. Enforcing cost
Biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses
pengawasan dan
penegakan kesepakatan di antara pelaku.
2.3 Metode pengolahan dan analisis data
Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif. Setiap keluaran outputs dari sebuah kebijakan akan memberikan
dampak impacts kebijakan Dunn 1994. Keluaran dari kebijakan sertifikasi hutan rakyat dalam penelitian ini adalah kewajiban untuk membentuk kelompok
tanikoperasi, sedangkan dampaknya adalah perubahan-perubahan yang dihasilkan oleh kewajiban dalam membentuk sebuah kelompok. Analisis dilakukan terhadap
konsekuensi yang harus diterima petani dalam mengikuti sertifikasi hutan, yang mana konsekuensi tersebut adalah bergabung dengan koperasi.
Informasi yang diperoleh pada penelitian ini terdiri dari dua konteks, yaitu biaya transaksi dan karakteristik akses. Analisis biaya transaksi merupakan sebuah
pendekatan untuk melihat efektifitas pola pengambilan keputusan petani dalam
9
menentukan kerja sama penjualan kayu. Analisis akses merupakan pendekatan untuk menelaah manfaat yang diperoleh petani dari adanya koperasi. Manfaat
tersebut berupa akses yang dapat dimanfaatkan petani dalam rangka memaksimalkan nilai lahan dan kayu. Tabel 2.3 merinci pada pendekatan teori,
tujuan analisis, dan metodologi yang digunakan untuk mengetahui pola hubungan dan fenomena yang terjadi.
Tabel 2.3 Pendekatan teori, tujuan analisis penelitian, dan metodologi penelitian.
Pendekatan Teori
Tujuan analisis Metodologi
Teori akses Ribot dan Peluso 2003
Melihat sejauh mana akses yang dapat dimanfaatkan
petani untuk me- maksimalkan nilai lahan dan kayu.
Pemanfaatan akses tersebut menjadi sebuah kesatuan dalam pengelolaan
sumberdaya dalam suatu bundle of power.
Kategorisasi hasil wa- wancara responden ke
dalam Teori Akses. Maneggunakan
skala pengukuran Guttman.
Teori biaya transaksi
Williamson 1985; Abdullah et
all 1998; Furubotn dan
Richter 2005;
Pavola dan Adger 2005
Adanya persyaratan sertifikasi untuk berkelompok
organisasilembaga, maka akan memperpanjang rantai
pengambilan keputusan untuk tataran individu petani hutan rakyat. Hal
tersebut merupakan salah satu bentuk biaya transaksi yang muncul akibat
sertifikasi kayu. Analisis hasil wawanca-
ra dan observasi kepada petani hutan. Sasaran
dalam analisis ini ter- pisah dari sasaran ana-
lisis akses power.
Analisis data kemudian dilakukan dalam dua tahap Gambar 2.1, yang pertama adalah analisis informasi dalam konteks akses dan biaya transaksi dan
tahap kedua adalah sintesa hasil analisis akses dan biaya transaksi untuk meng- gambarkan perubahan kapasitas dan pengetahuan petani dalam menjalankan
bisnis hutan rakyat. Kapasitas bisnis hutan rakyat tersebut diukur untuk melihat sejauh mana pengetahuan dan informasi yang diberikan koperasi mampu
memaksimalkan keuntungan yang diperoleh petani. Keuntungan petani dari hasil penjualan kayu ditentukan oleh sistem penjualan penaksiran potensi dan satuan
penjualan kayu. Penelaahan dilakukan dengan membandingkan sistem penjualan kayu sebelum ada koperasi dan pasca kehadiran koperasi.
Analisis akses akan menggambarkan potensi pilihan-pilihan yang dimiliki oleh petani dalam pengelolaan hutan. Hasil analisis akses tersebut dikaitkan
dalam konteks bentuk kepemilikan kekuasaan dan jaringan petani dalam pengelolaan hutan. Definisi kekuasaan tersebut merupakan definisi dalam konteks
pengetahuan dan informasi knowledge, yaitu kekuasaan yang bukan hanya dalam artian legal, namun lebih kepada kepemilikian faktor-faktor yang mampu
memberikan sebuah kekuasaan dari sebuah akses terhadap metodepengelolaan sumberdaya alam. Faktor tersebut selalu identik dengan tingkat pengetahuan dan
informasi Foucault 1980. Yang mana pengetahuan ini merupakan akumulasi dari akses. Semakin banyak pilihan yang dimiliki, maka semakin kuat kemampuan
petani dalam memaksimalkan nilai sumberdaya Ostrom 1990.