Pemberian Pakan Pengelolaan Air

menyuplai oksigen. Wadah pemeliharaan yang telah berisi air diadaptasikan selama 2 hari. 3.3.2 Penebaran Benih Pada umumnya padat penebaran ikan maanvis yang menggunakan media pemeliharaan di akuarium sebanyak 100 ekor 1 ekorliter dengan ukuran 100x50x20 cm, media pemeliharaan yang lain berupa bak beton yang akan jauh lebih banyak menampung benih ikan maanvis Adminrad, 2008. Ikan maanvis yang digunakan berasal dari Taufan’s Fish Farm panjang 2,25 cm dan bobot 0,24 gram. Ikan maanvis diadaptasikan terlebih dahulu selama 2 hari pada wadah berupa akuarium 95x60x40 cm dengan tinggi air 30 cm. Kemudian ikan tersebut dipelihara di dalam akuarium yang berdimensi 24,5x25,0x24,0 cm diisi air 12 liter yang diaerasi. Padat penebaran yang digunakan antara lain 1, 2, dan 3 ekorl. Setiap perlakuan dilakukan ulangan sebanyak tiga kali. Sebelum dilakukan penebaran dilakukan pengambilan contoh bobot dan panjang sebanyak 30 ekor dari populasi yaitu 216 ekor untuk mengetahui ukuran awal penebaran. Perhitungan bobot digunakan timbangan digital ketelitian 0,01 gram sedangkan panjang menggunakan jangka sorong ketelitian 0,01 cm. Panjang ikan dihitung berdasarkan panjang baku, mulai dari ujung mulut hingga pangkal ekor.

3.3.3 Pemberian Pakan

Pakan yang diberikan berupa cacing sutera Limnodrilus sp. yang berasal dari pengumpul di Cimanggu-Bogor dengan harga Rp.5000,00takar. Cacing tersebut dibilas dengan air tawar 4-5 kali terlebih dahulu kemudian diletakkan pada wadah dengan air mengalir. Pakan diberikan sebanyak tiga kali sehari sebanyak 2,14-11,03 gramhari, pukul 08.00, 12.00, dan 17.00 secara at satiation sekenyangnya.

3.3.4 Pengelolaan Air

Pergantian air dan penyifonan 23 dari volume air = 8 liter terhadap kotoran dan sisa pakan dilakukan 1 hari sekali pada saat petang. Air yang digunakan berasal dari tandon yang sudah diadaptasikan ± 2 hari dan diberi perlakuan aerasi 2 titik aerasi dan pemanas air. Hal ini bertujuan agar kondisi fisika-kimia air tidak terlalu berbeda pada saat dilakukan pergantian air. Oksigen terlarut diuji dengan menggunakan instrument DO meter. Cara mengukurnya adalah air sampel sebanyak ± 30 ml dimasukkan gelas ukur kemudian dicelupkan batang sensor DO. Setelah itu, terlihat nilai oksigen terlarut pada layar instrument DO meter. Derajat keasaman pH diuji dengan menggunakan instrument pH meter. Cara mengukurnya adalah air sampel sebanyak ± 30 ml dimasukkan gelas ukur kemudian dicelupkan batang sensor pH. Setelah itu, terlihat nilai derajat keasaman pada layar instrument pH meter. Amoniak yang diuji berupa NH 3 dengan cara air sampel ± 30 ml dimasukkan gelas ukur kemudian ditambahkan diberi MnSO 4 1 tetes, klorox 0,5 ml, dan phenat 0,6 ml. Selanjutnya membuat larutan standar dan blanko. Air sampel tersebut didiamkam selama 5 menit lalu dilihat nilai absorbansi masing-masing sampel di alat spektrofotometer. Nilai amoniak NH 3 diperoleh dari hasil perkalian nilai Total Amoniak Nitrogen TAN dengan persentase amoniak di dalam aqueus pada nilai pH dan suhu yang berbeda Tabel Boyd. 3.4 Pengambilan Contoh dan Pengamatan Selama pemeliharaan ikan maanvis diamati pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya setiap 10 hari. Sebelum melakukan pengambilan data dilakukan pemuasaan selama satu hari. Hal ini bertujuan agar pada saat dihitung panjang dan bobot tidak terlalu stress dan mudah ditangkap. Pengamatan terhadap biota dilakukan selama satu bulan mengingat siklus pendederan ikan maanvis yang tergolong cepat. Kelangsungan hidup diukur dengan cara menghitung jumlah biota yang mati selama masa pemeliharaan. Ikan yang mati selama masa pemeliharaan tidak diganti untuk mempertahankan kepadatan kemudian dicatat bobot dan panjangnya. Adapun parameter-parameter yang diamati antara lain:

3.4.1 Laju Pertumbuhan Spesifik α