Pengaruh Padat Penebaran terhadap Fisika-Kimia Air

Bardach et al. 1972 menyatakan bahwa padat penebaran juga akan mempengaruhi keagresifan ikan. Ikan yang dipelihara dalam kepadatan yang rendah lebih agresif dibanding yang dipelihara dalam kepadatan yang lebih tinggi. Ikan yang dipelihara dalam kepadatan yang tinggi akan lambat pertumbuhnya karena tingginya tingkat kompetisi dan banyaknya sisa-sisa metabolisme yang tertimbun di dalam air. Tingkat kelangsungan hidup ikan adalah nilai persentase jumlah yang hidup selama masa pemeliharaan tertentu. Padat penebaran ikan yang tinggi dapat mempengaruhi lingkungan budidaya dan interaksi ikan. Peningkatan padat penebaran akan mengganggu proses fisiologi dan tingkah laku ikan terhadap ruang gerak yang pada akhirnya dapat menurunkan kondisi kesehatan dan fisiologis ikan. Akibat lanjut dari proses tersebut adalah penurunan pemanfaatan makanan, pertumbuhan dan kelangsungan hidup mengalami penurunan. Penyakit dan kekurangan oksigen akan mengurangi jumlah ikan secara drastis, terutama ikan yang berukuran kecil Hepher dan Pruginin, 1981. Peningkatan padat penebaran berarti akan menambah populasi pada wadah budidaya sehingga mengakibatkan meningkatnya kompetisi pada ikan. Menurut Brandao 2004 dalam Irliyandi 2008 padat penebaran akan meningkatkan interaksi sosial pada ikan sehingga menimbulkan heterogenitas ukuran ikan.

2.4 Pengaruh Padat Penebaran terhadap Fisika-Kimia Air

Padat penebaran ikan menurut Hepher dan Pruginin 1981, adalah ikan yang ditebar per satuan luas atau volume wadah pemeliharaan. Padat penebaran dapat mempengaruhi fisika kimia air media pemeliharaan seperti meningkatnya sisa hasil metabolisme ikan, konsumsi oksigen, dan ketersediaan pakan, hal ini dapat berdampak terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan. Pada pemeliharaan ikan gurame dan patin di akuarium terlihat bahwa dengan bertambahnya padat penebaran dan ukuran ikan kandungan oksigen yang terlarut dalam media pemeliharaan semakin berkurang Sarah, 2002; Bugri, 2006; Rahmadani, 2007; Hidayat, 2007 Tabel 3. Hal tersebut terjadi karena digunakan untuk respirasi dan metabolisme. Menurtut Stickney 1979 suplai oksigen di perairan sebaiknya berbanding lurus dengan kepadatan ikan dan jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ikan. Amoniak dieksresikan ikan sebagai hasil akhir metabolisme protein dan dalam bentuknya yang tidak terionisasi NH 3 merupakan racun bagi ikan sekalipun pada konsentrasi yang sangat rendah. Konsentrasi amoniak dalam media pemeliharaan dapat meningkat seiring meningkatnya padat penebaran dan ukuran ikan. Seperti pada pemeliharaan ikan gurame dan ikan patin dalam akuarium Sarah, 2002; Bugri, 2006; Rahmadani, 2007; Hidayat, 2007 Tabel 3, karena semakin tinggi biomassa ikan maka semakin banyak amoniak yang dieksresikan. Tabel 3. Pengaruh padat penebaran beberapa jenis ikan dengan ukuran yang berbeda terhadap fisika-kimia air pada media pemeliharaan akuarium dan resirkulasi. Spesies Padat Penebaran ekorliter Media Ukuran cm DO mgl NH 3 mgl pH Suhu Ket Gurame O.gouramy 2,5 akuarium 0,55 3,14-7,78 TD-0,005 6,52-7,08 30-34,3 a 5 akuarium 0,55 2,19-6,73 TD-0,005 6,61-6,93 30,2-33,2 7,5 akuarium 0,55 2,10-6,60 TD-0,005 6,53-6,94 30-33 10 akuarium 0,55 1,52-6,51 TD-0,005 6,21-6,90 30-33,6 6 akuarium 1,5 3,02-5,04 0,01-0,16 7,22-7,60 28-29 b 8 akuarium 1,5 2,15-4,67 0,02-0,19 7,19-7,57 28-29 10 akuarium 1,5 1,21-5,19 0,01-0,17 7,12-7,51 28-29 6 resirkulasi 1,3 4,88-5,39 0,01-0,025 7,37-7,84 27 c 9 resirkulasi 1,3 4,54-5,39 0,008-0,025 7,36-7,84 27 12 resirkulasi 1,3 4,63-5,39 0,007-0,025 7,43-7,84 27 Patin P. hypophthalmus 15 resirkulasi 3,2 5,21-7,91 0,006-0,072 7,5-7,72 27-28 d 30 resirkulasi 3,2 4,84-7,85 0,008-0,069 7,5-7,64 27-28 45 resirkulasi 3,2 4,79-7,89 0,006-0,093 7,41-7,81 27-28 60 resirkulasi 3,2 4,97-7,78 0,006-0,118 7,38-7,94 27-28 Keterangan : a Sarah, 2002; b Bugri, 2006; c Rahmadani, 2007; dan d Hidayat, 2007. Kepadatan yang tinggi dalam pemeliharaan ikan budidaya haruslah didukung dengan laju pergantian air yang tinggi agar amoniak dan produk metabolisme lainnya dapat dikeluarkan karena produk metabolisme meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan dan kepadatan ikan. Oleh karena itu, padat penebaran dan pertukaran air akan sangat mempengaruhi pertumbuhan, kelangsungan hidup, dan efisiensi pakan. Oksigen yang semakin berkurang dapat ditingkatkan dengan pergantian air dan pemberian aerasi Goddard, 1996. Ikan memerlukan oksigen terlarut yang cukup bagi kehidupannya. Kandungan oksigen yang rendah menyebabkan nafsu makan menurun, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap laju pertumbuhan ikan. Kisaran nilai optimum oksigen terlarut bagi pertumbuhan ikan menurut Boyd 1982 adalah di atas 5 ppm. Meskipun demikian kandungan oksigen terlarut 4,21-5,43 ppm masih dapat memberikan pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang baik bagi benih ikan gurame dengan bobot individu sekitar 10 mg atau berumur 10 hari. Nitrogen yang dibuang ikan ke perairan, 60-90 dalam bentuk amoniak, yang sangat toksik dan berbahaya bagi ikan bahkan dapat menyebabkan kematian ikan secara masal terutama pada saat terjadi pembalikan air umbalan. Kadar oksigen yang rendah dalam air akan mengakibatkan daya racun amoniak meningkat. Pada budidaya ikan konsentrasi amoniak bergantung pada kepadatan populasi, metabolisme ikan, pergantian air, dan suhu Affiati dan Lim, 1986. Suhu merupakan faktor yang mempengaruhi laju metabolisme dan kelarutan gas dalam air Zonneveld et al., 1991. Padat penebaran akan meningkatkan suhu media apabila di ruang tertutup packing, tidak ada pergantian air, difusi oksigen dengan atmosfer, dan aerasi Stickney, 1979. Menurut Piper et al. 1982 dalam Sarah 2002 suhu yang semakin tinggi meningkatkan laju metabolisme ikan, respirasi yang terjadi semakin cepat mengurangi konsentrasi oksigen di air, yang dapat menyebabkan stress bahkan kematian pada ikan. Berkurangnya kandungan oksigen di air dapat menurunkan tingkat konsumsi pakan ikan, karena oksigen sangat dibutuhkan untuk proses metabolisme di dalam tubuh, aktivitas pergerakan dan aktivitas pengolahan makanan Zonneveld et al., 1991. Menurut Schmittou 1991 bahwa tingkat toleransi amoniak NH 3 untuk sebagian besar ikan antara 0,6-2,0 mgl tetapi sebaiknya tidak lebih dari 0,1 mgl. Kandungan amoniak hasil metabolisme yang meningkat cenderung menyebabkan gangguan yang bersifat fisiologis yang pemicu stress pada ikan. Selain itu, kandungan amoniak di air akan memungkinkan ikan lebih mudah terkena penyakit dan menurunkan pertumbuhannya Boyd, 1990.

2.5 Pengaruh Padat Penebaran terhadap Keuntungan Usaha