Penerimaan Pucuk Teh Analisis Pendapatan Pucuk Teh

dana yang dikeluarkan oleh perusahaan lebih diutamakan kepada pemenuhan upah tenaga kerja. Seperti yang dijelaskan oleh Ghani 2002; 117 bahwa budidaya teh memiliki karakteristik khas di antaranya padat karya. Dengan demikian kemampuan mengelola tenaga kerja menjadi sangat penting.

5.1.2. Penerimaan Pucuk Teh

Penerimaan merupakan hasil perkalian antara total produksi dengan harga jual. Berikut merupakan Tabel 11, yaitu tabel penerimaan pucuk teh bulan Juli sampai bulan Desember tahun 2006 dan bulan Januari sampai bulan Desember tahun 2007. Tabel 11. Penerimaan Pucuk Teh Bulan Juli-Desember Tahun 2006 dan Bulan Januari-Desember Tahun 2007 Tahun Produksi Kg Harga RpKg Penerimaan Rp Rata-rata Penerimaan Rpbulan 2006 248.282 1.200 297.938.400 49.656.400 2007 676.703 1.300 879.713.900 73.309.491,67 Berdasarkan Tabel 11 terlihat bahwa jumlah penerimaan pucuk teh Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge pada bulan Juli sampai bulan Desember tahun 2006 adalah Rp 297.938.400,- dengan rata-rata penerimaan per bulannya sebesar Rp 49.656.400,-. Hasil produksi pucuk teh adalah sebanyak 248.282kg berasal dari kebun tanaman menghasilkan TM seluas 57,030ha. Pucuk teh dari kebun tanaman menghasilkan TM tersebut belum berproduksi secara maksimal, sehingga produksi pucuk teh tidak dapat terambil semua dari 50 keseluruhan lahan tanaman menghasilkan TM seluas 57,405ha. Sementara itu, harga pucuk teh per bulan tahun 2006 adalah Rp 1.200,- per kg. Penerimaan per bulannya dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran 18. Pada tahun 2007, hasil produksi pucuk teh adalah sebanyak 676.703kg yang berasal dari kebun tanaman menghasilkan TM seluas 58,250ha. Pucuk teh dari kebun tanaman menghasilkan TM tersebut tidak dapat terambil semua dari keseluruhan lahan tanaman menghasilkan TM seluas 58,780ha. Hal tersebut dikarenakan berkurangnya tenaga kerja bagian pemetikan dan banyaknya hari libur ketika sudah waktunya pemetikan pucuk teh basah. Bila dibandingkan dengan tahun 2006 selama satu tahun, maka hasil produksi pucuk teh tahun 2007 mengalami peningkatan karena luas lahan tanaman menghasilkan TM pada tahun 2007 juga meningkat, seperti yang dijelaskan dalam Rahim dan Hastuti 2007; 36 bahwa secara umum dikatakan semakin luas lahan yang ditanami, semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut. Sementara itu, harga pucuk teh per bulan tahun 2007 adalah sebesar Rp 1.300,- per kg. Dari hasil perkalian antara jumlah produksi pucuk teh dengan harga pucuk teh, diperoleh hasil penerimaan sebesar Rp 879.713.900,- dan rata-rata penerimaan per bulannya adalah Rp 73.309.491,67,-. Penerimaan per bulannya dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran 19. 51

5.1.3. Pendapatan Pucuk Teh