Karakterisasi Genomik Fragmen Mikrosatelit
Hasil  amplifikasi  PCR  dari  tanaman  A.microcarpa  ini,  selanjutnya digunakan untuk mengetahui perbedaan pola karakter mikrosatelit antara tanaman
yang  telah  diinokulasi  maupun  tidak  diinokulasi  dan  juga  pada  tanaman  muda anakan.    Sampel  yang  disekuens  dari  tingkat  semai  adalah  sampel  A  dan  C,
untuk  yang  diinokulasi  adalah    sampel  pohon  9  dan  11  sedang  yang  tidak diinokulasi berasal dari pohon 12 dan 15.
Produk  amplifikasi  yang  diharapkan  dalam  penelitian  ini  berkisar  antara 158-224 bp.  Pada penelitian ini sampel yang akan disekuensing sebanyak 8 buah
dengan dua lokus, sehingga untuk masing-masing populasi hanya diujikan pada 2 lokus. Pemilihan sampel  yang akan disekuensing berdasarkan frekwensi  alel dan
tingkat kemiripan band antar populasi.
Kegiatan  ini  dilakukan  untuk  mendapatkan  gambaran  variasi  urutan  basa DNA yang diperoleh dari hasil perunutan sekuensing produk PCR dengan DNA
cetakan template yang berasal dari genom A.microcarpa dan primer mikrosatelit dari  tanaman  A.crassna.  Proses  sekuensing  produk  PCR  menggunakan  mesin
perunutan  otomatis  ABI  PRISM  377  Applied  Biosystems,  Foster  City,  CA, USA.  Kegiatan  perunutan  sequencing  nukleotida  dilaksanakan  di  1
st
BASE Laboratories Sdn.Bhd., Malaysia.
http:www.base-asia.com
Urutan  basa  yang  diperoleh  dari  hasil  sequencing    selanjutnya  dianalisis dengan  program  BLASTn  Basic  Local  Alignment  and  Search  Tool  for
Nucleotida http:blast.ncbi.nlm.nih.govBlast.cgi untuk mengetahui kesesuaian urutan basa atau asam amino  yang didapatkan dari suatu gen atau protein dengan
urutan  lain  yang  ada  dalam  bank  data  gen.  Fragmen  DNA  hasil  PCR  yang diurutkan  dianalisis  dengan  program  BLASTn.  Analisis  dengan  program  ini
dilakukan  untuk  mengetahui  kesesuaian  antara  urutan  basa  yang  didapatkan dengan  urutan  yang  terdapat  dalam  bank  data  gen.  Urutan  yang  didapatkan
diharapkan memiliki tingkat homologi  yang tinggi  e-value  10 -4  dengan  gen yang sesuai Claverie dan Notredame 2003.
Analisis  hubungan  kemiripan  susunan  urutan  nukleotida  ditentukan dengan  metode  aligment  pensejajaran  dengan  perangkat  lunak  ClustalW
EMBL-European  Bioinformatics  Institute.  Jarak  genetik  digunakan  untuk membandingkan  setiap  individu  dari  individu  lain  berdasarkan  pensejajaran
fragmen mikrosatelit dengan menggunakan perangkat lunak ClustalW dalam situs EBI http:www.ebi.ac.uk. Hasil Clustalw berupa cladogram atau pohon filogeni
selanjutnya
dibaca menggunakan
perangkat lunak
Mega 5.
http:www.megasoftware.net
4.3 Hasil Karakterisasi Aquilaria microcarpa Berdasarkan Marka Mikrosatelit
Hasil  pengujian  amplifikasi  fragmen  DNA  dengan  menggunakan  empat pasang  primer  mikrosatelit  pada  populasi  A.microcarpa,  menunjukkan  bahwa
hanya  dua  primer  yang  mampu  mengamplifikasi  DNA  dengan  baik.  Adapun deskripsi DNA elektropherogram dari kedua lokus disajikan pada Gambar 4.1.
.
Gambar 4.1 Pola amplifikasi PCR dengan primer 71Pa17 pada tanaman Aquilaria microcarpa anakan A, tidak diinokulasi N dan diinokulasi i
Dua  pasang  primer  lainnya  yakni  10  PA  17  dan  16  PA  17,  tidak menghasilkan  produk  amplifikasi.  Eurlings  et  al.  2010  melakukan  pengujian
terhadap 12 primer microsatelit pada tanaman     A. crassna,  4 primer diantaranya mengamplifikasi  sampel  dengan  pola  polimorfik,  satu  primer  teramplifikasi
monomorfik  dan  7  primer  lainnya  tidak  teramplifikasi.  Kegagalan  amplifikasi dalam penelitian ini dimungkinkan karena adanya ketidak sesuaian sekuen primer
dengan sekuen DNA cetakan, seperti dilaporkan    Eurlings  et al. 2010 dimana dari  beberapa  sampel  A.  crasna  untuk  lokasi  berbeda,  pasangan  primer  yang
dirancangnya tidak semua dapat mengamplifikasikan sampel tanaman uji. Primer yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  telah  dilaporkan  keberhasilannya  dalam
mengamplifikasi beberapa DNA tanaman penghasil gaharu dari berbagai wilayah Siburian  2009;  Eurlings  et  al.  2010;  Irmayanti    2011.  Pasangan  primer
mikrosatelit  6  PA  18  dan  71  PA  17  yang  diuji  pada    A.  microcarpa  mampu mengamplifikasi 5 hingga 6 alel. Alel tersebut bersifat polimorfis seperti disajikan
pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Kemampuan amplifikasi Primer mikrosatelit pada Aquilaria microcarpa
Nama Primer
Ukuran Fragmen
bp Kemampuan
amplifikasi Perkiraan Panjang Fragmen
bp Jumlah
alel Keterangan
6 PA 18 10 PA 17
16 PA 17 71 PA 17
180-210 152-156
143-155 152-224
+ -
- +
184,194,198,202,222 -
- 158,166,178,194,198,202,222
5 -
- 6
Polimorfik -
- Polimorfik
Keterangan: + : teramplifikasi, -: tidak teramplifikasi
Suatu  lokus  gen  dikatakan  polimorfik  jika  sekurang-kurangnya  ada  dua variasi  alel  yang  berbeda  dan  frekwensi  dari  alel  yang  sering  ditemukan  kurang
dari  95    Finkeldey  2005.  Ukuran  maupun  jumlah  alel  dilakukan  menurut Leung  et  al.  1993  dengan  asumsi  bahwa  semua  pita  DNA  dengan  laju  migrasi
yang  sama,  digolongkan  sebagai  lokus  yang  homolog.  Data  profil  DNA  ini kemudian  diterjemahkan  kedalam  data  matrik  jarak  berdasarkan  nilai
heterosigositas  dari  populasi  yang  dibandingkan.  Hasil  amplifikasi  primer
100 bp
200 bp
300 bp A1    A2      A3     A4    N1    N2    N3    N4      I1     I2       I3      I4      M
224 bp 184 bp
210 bp
mikrosatelit  ini  dapat  di  gunakan  sebagai  kandidat  marka  pada  tanaman A. microcarpa.
Panjang  fragmen  hasil  amplifikasi  silang  dari  primer  spesifik  jenis A.crassna  berhasil  dilakukan  dengan  kisaran  panjang  fragmen  bp  yang
diharapkan.  Syarat  utama  terjadinya  amplifikasi  DNA  dengan  satu  jenis  primer adalah  apabila  primer  tersebut  mempunyai  urutan  basa  nukleotida  yang
merupakan komplemen dari kedua untai cetak DNA pada posisi yang berlawanan. Adapun panjang fragmen hasil amplifikasi silang  disajikan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Panjang fragmen hasil amplifikasi silang pada lokus 6Pa18 dan 71Pa17 Lokus
Alel bp 1
5 2
1 5
4 1
5 8
1 6
6 1
6 8
1 7
1 7
4 1
7 6
1 7
8 1
8 1
8 6
1 9
4 1
9 6
1 9
4 1
9 8
2 2
2 6
2 2
2 2
2 4
6PA18 -
- -
- -
- -
- -
- √  √  √  √  √  √  -  √  A
71PA17  - -  A  A  -
- -
- √  -  -  Ф  -  Ф  Ф  Ф  -  √  Ф
Keterangan : - = ada dalam A.crassna Eurlings et al. 2009, tidak ada dalam penelitian
Φ = tidak ada dalam A.crassna Eurlings et al. 2009, ada dalam penelitian
√  = ada dalam A.crassna Eurlings et al. 2009 dan penelitian
A =
Tidak ada dalam A. crassna, hanya pada lokus tertentu dalam penelitian
Berdasarkan  Tabel  4.4  penulisan  alel  didasarkan  pada  panjang    fragmen, misalnya  untuk  alel  dari  populasi  inokulasi  dapat  ditulis  I
158
,  I
196
,  I
198
,  I
202,
dan I
222
, begitu pula penulisan nama pada populasi lainnya.
Pengujian F. solani Pada Tingkat Semai  A. microcarpa Baill
Hasil  pengamatan  karakter  morfologi  A.  microcarpa  yang  diinduksi F.  solani  pada  tingkat  semai,  menunjukkan  variasi  ketahanan  tanaman  terhadap
jenis  F.  solani  yang  diujikan  sejak  minggu  pertama  penginokulasian,  terutama pada  jenis  F.  solani  FORDA  512.  Hal  ini  ditandai  dengan  adanya  perubahan
warna daun dari hijau menjadi kuning bahkan mengakibatkan gugur daun,  seperti terlihat pada Gambar 4.2 dan Gambar 4.3
Gambar  4.2    Morfologi  tanaman  setelah  4  hari  diinokulasi  Fusarium  solani FORDA 512
Gambar 4.3  Morfologi daun setelah 8 hari, diinokulasi Fusarium solani FORDA 512
Genotipe setiap semai dan tingkat keparahan inokulasi lima jenis F. solani pada tanaman muda A. microcarpa berdasarkan lokus 6PA18 dan 71Pa17 seperti
disajikan  dalam  Tabel  4.5.  Hasil  pengukuran  panjang  fragmen  yang  terdeteksi, dimana  lokus  6PA18  memiliki  10  variasi  genotipe  yaitu  184184,  184198,
198198, 198210, 210210, 198198, 198210, 198222, 210210, 210222 sedang untuk  lokus  71PA17  memiliki  8  variasi  genotipenya  diantaranya  158158,
166166, 166178, 178178, 178198, 194195,  194198 dan 198198.
Pengujian  ketahanan  terhadap  suatu  spesies  tanaman,  terkadang menyebabkan pergeseran ketahanan. Dalam pengujian interaksi F.solani terhadap
tanaman A. microcarpa yang dilakukan di kebun percobaan Carita Banten, untuk kode  F.  solani  FORDA  509  menunjukkan  tingkat  virulensi  yang  tinggi
dibandingkan  dengan  kode  Fusarium  lainnya.  Namun  berdasarkan  nilai  rata-rata dan standart deviasi  untuk  pengamatan pengaruh  F. solani  pada tanaman muda,
terlihat  bahwa  pada  pengamatan  minggu  pertama  dan  kedua  F.  solani  FORDA 512  memiliki  tingkat  virulensi  yang  tinggi  dan  berbeda  nyata  dengan  jenis
F. solani  yang lain, terutama pada genotipe 198198, 198222 dan 178178.