Tabel 2.3 Nilai koefisien faktor tanaman Aquilaria microcarpa yang tidak diinokulasi dan diinokulasi berdasarkan karakter morfologi
Karakter pengukuran Analisis Faktor
Tidak diinokulasi Diinokulasi
Eigenvalue 3.838
2.831 Keragaman
0.226 0.167
Tinggi total 0.897
0.794 Tinggi bebas cabang
0.255 0.434
Diameter 0.815
0.798 Kekekaran batang
0.413 0.275
Tebal kulit 0.272
0.291 Kelurusan batang
-0.206 -0.004
Kualitas bentuk batang 0.222
0.001 Volume bebas cabang
0.718 0.739
Panjang tajuk 0.784
0.558 Lebar tajuk
0.112 0.404
Jumlah cabang 0.067
-0.052 Sudut cabang pertama pembentuk
tajuk -0.116
0.117 Persen penutupan tajuk
0.255 0.073
Panjang anak daun 0.363
0.027 Lebar anak daun
0.498 0.250
Rasio panjang lebar anak daun -0.329
-0.285 Panjang petiol
-0.216 -0.025
Analisis faktor digunakan untuk menentukan variabel-variabel mana yang mempengaruhi dengan tingkat keragaman paling tinggi. Untuk itu faktor yang
dipilih dari hasil analisis faktor ini hanya satu faktor. Berdasarkan loading faktornya, nilai pada faktor 1 yang lebih besar dari |0,5| menandakan variabel-
variabel yang bersesuaian mempengaruhi karakter tanaman yang tidak diinokulasi dengan nilai keragaman tinggi diantaranya tinggi total, diameter, volume bebas
cabang, dan panjang tajuk. Pada tanaman yang diinokulasi faktor yang memiliki nilai keragaman yang tinggi yaitu tinggi total, diameter, kekekaran batang,
volume bebas cabang dan panjang tajuk. Kedua hasil pengukuran menunjukkan nilai keragaman analisis faktor yang sama baik pada tanaman yang diinokulasi
maupun yang tidak diinokulasi.
Pola pengelompokan antar karakter yang dievaluasi dapat ditampilkan dalam grafik biplot antar faktor pengamatan. Hasil biplot menunjukkan bahwa
pohon yang tidak diinokulasi dicirikan oleh karakter tinggi total, tinggi bebas cabang, diameter dan panjang tajuk sedang tanaman yang diinokulasi dapat
dicirikan dengan variabel tinggi total, tinggi bebas cabang, diameter dan panjang tajuk. Karakter pengukuran lain tidak dapat digambarkan secara pasti sebagai
variabel yang menjadi indikasi karakteristik pohon diinokulasi atau tidak.
a b Gambar 2.4 Biplot karakter pengukuran morfologi Aquilaria microcarpa tidak
diinokulasi a dan diinokulasi b. X1= tinggi total, X2= tinggi bebas cabang, X3= diameter, X4= kekekaran batang, X5 = tebal
kulit, X6= kelurusan batang, X7= kualitas bentuk batang, X8= volume bebas cabang, X9 = panjang tajuk, X10=lebar tajuk, X11=
jumlah cabang X12= sudut cabang pertama pembentuk tajuk, X13= persen penutupan tajuk, X14= panjang anak daun, X15= lebar anak
daun, X16= rasio panjang lebar anak daun , X17= panjang petiol.
2.4 Pembahasan
Karakter morfologi yang diukur menunjukkan tingkat kemiripan yang tinggi, antara tanaman yang telah diinokulasi maupun yang tidak diinokulasi. Hal
ini diduga karena dalam tubuh tanaman terjadi reaksi pertahanan, yang mengakibatkan tanaman tetap tumbuh dan berkembang. Agrios 1997
menyatakan bahwa tanaman dapat tahan terhadap patogen karena tanaman tersebut masuk dalam kelompok tanaman yang imun terhadap patogen ketahanan
bukan-inang = non host resistance atau karena tanaman tersebut memiliki gen ketahanan untuk mengatasi virulensi patogen ketahanan sejati = true resistance
atau karena beberapa alasan tanaman terhindar atau toleran terhadap infeksi patogen ketahanan nyata = apparent resistance.
Siregar 2009 menyatakan bahwa tanda-tanda terbentuknya gaharu bila dilihat dari faktor morfologi sampai dengan pengamatan bulan ke enam adalah
daun menguning dan rontok; kulit batang mulai mengering; ranting dan cabang mulai meranggas serta mudah patah; batang, cabang dan ranting berwarna putih
berserat coklat hitam dengan teras kayu merah kecoklatan atau hitam bila kulit dikupas; bila kulitnya dibakar akan mengeluarkan aroma gaharu yang khas.
Kunoh 1995 menyatakan, interaksi cendawan patogen dengan tanaman dapat menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis pada tanaman yang
berdampak terhadap terjadinya perubahan visual pada sel, jaringan atau organ tanaman, bahkan dapat mengakibatkan perubahan terhadap morfologi tanaman
Nieamann dan visintini 2005; Lee dan Bostock 2006. Penampilan morfologi suatu organisme merupakan hasil proses metabolisme yang terjadi didalam setiap
sel penyusun organisme. Keragaman morfologi pada individu dalam suatu populasi sangat tergantung pada keragaman proses dan hasil metabolisme yang
terjadi pada masing-masing individu. Proses metabolisme tersebut terjadi dalam sel yang melibatkan reaksi biokimia yang dikatalis oleh enzim tertentu, sehingga
mengakibatkan keragaman morfologi dan hasil metabolisme.
Variasi kerentanan terhadap patogen dalam tanaman juga disebabkan karena perbedaan jumlah gen ketahanan Agrios 1997. Tanaman yang sangat rentan
terhadap suatu isolat patogen, sesungguhnya tidak memiliki gen ketahanan yang efektif untuk mengatasi isolat yang diinokulasikan pada tanaman, akibatnya
tanaman tersebut mati apabila patogen yang diinokulasikan sangat virulen. Tanaman A. microcarpa yang diinokulasi dengan F. solani, juga ada yang mati
saat diinokulasi, sekalipun tanaman lain di sekitarnya tidak mengalami hal yang sama.
Lingkungan dapat mempengaruhi jumlah dan aktivitas patogen Semangun 1996. Kerentanan tanaman dan virulensi patogen tidak berubah pada tanaman
yang sama selama beberapa hari hingga beberapa minggu, akan tetapi keadaan lingkungan dapat berubah secara tiba-tiba dalam tingkatan yang bervariasi. Oleh
karena itu, lingkungan juga dapat menyebabkan terjadinya perubahan perkembangan penyakit menjadi lebih cepat atau lebih lambat. Tentu saja
perubahan yang terjadi pada faktor lingkungan tersebut mampu mempengaruhi tanaman inang, patogen atau kedua-duanya. Perubahan faktor lingkungan ini
mungkin menguntungkan bagi pertumbuhan patogen dan tidak menguntungkan bagi tanaman inang.
Teknik pemilihan tanaman yang akan diinokulasi diduga juga berpengaruh terhadap nilai karakter morfologi tanaman yang diinokulasi, dimana tanaman yang
akan diinokulasi umumnya adalah tanaman yang secara fenotip sehat. Hal ini mengakibatkan nilai hasil pengukuran karakter morfologi tanaman yang
diinokulasi lebih tinggi dibanding tanaman yang belum diinokulasi.
Pada tahun 2008 di lokasi penelitian ini terjadi serangan hama Heortia vitessoides yang mengakibatkan proses pembentukan gaharu terganggu. Akibat
serangan tersebut beberapa daun pohon penghasil gaharu menjadi rusak, pohon menjadi meranggas, bahkan mati. Tanaman yang terserang ulat H. vitessoides,
kematian banyak terjadi pada kelompok tanaman yang diinokulasi, karena serangan tersebut menghambat pertumbuhan tanaman dan bahkan menimbulkan
kematian tanaman.
Terbukanya lahan yang disebabkan oleh matinya tanaman rentan yang tidak tahan terhadap inokulasi yang dilakukan maupun akibat serangan ulat H.
vitessoides, memberi peluang bagi tanaman di sekitarnya untuk bertumbuh dan berkembang, bahkan pada beberapa tanaman yang tahan terhadap Fusarium, nilai
pengukuran karakter morfologinya lebih tinggi dibandingkan pohon lainnya. Namun bila dilihat pada hasil penelitian ini kedua kelompok tanaman yang
diinokulasi maupun tidak diinokulasi karakter pengukuran tinggi total, diameter, volume bebas cabang dan panjang tajuk sama-sama memberikan nilai keragaman
yang tinggi.
2.5 Simpulan
Pengukuran karakter morfologi tanaman yang diinokulasi maupun yang tidak diinokulasi berdasarkan analisis faktor diperoleh nilai keragaman
pengukuran tinggi total, diameter, volume bebas cabang dan panjang tajuk yang sama antar kedua kelompok tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa karakter-
karakter morfologi yang digunakan, belum dapat menggambarkan perbedaan antara tanaman yang tidak diinokulasi dan yang diinokulasi.
3 IDENTIFIKASI ANATOMI KAYU AQUILARIA MICROCARPA YANG BERINTERAKSI
DENGAN FUSARIUM SOLANI
3.1 Pendahuluan
Gaharu terbentuk sebagai reaksi tanaman terhadap adanya gangguan biotik atau abiotik. Gangguan biotik yang paling banyak dilaporkan berperan dalam
pembentukan gaharu adalah gangguan oleh cendawan salah satunya adalah Fusarium spp. Gong dan Shun 2008; Siregar 2009; Isnaini et al. 2009; Mohamed
et al. 2010.
Pada proses interaksi antara Fusarium dengan inangnya, patogenesitas Fusarium sangat mempengaruhi respon yang diberikan oleh tanaman Mendgen
dan Deising 1993. Respon tersebut merupakan pertahanan tanaman yang
berfungsi sebagai penghalang fisik dan juga biokimia dalam sel maupun jaringan tanaman sehingga dapat mematikan patogen atau menghambat pertumbuhannya
Groenewald 2005.
Ketahanan biokimia merupakan reaksi-reaksi biokimia yang terjadi di dalam sel dan jaringan tumbuhan yang menghasilkan zat beracun bagi patogen atau
menciptakan kondisi yang menghambat pertumbuhan patogen pada tumbuhan tersebut Agrios 1997. Perubahan biokimia dapat terjadi antara lain melalui
sintesis dan akumulasi asam salisilat Wobbe dan Klessig 1996 atau fitoaleksin Beynon 1997, yaitu senyawa hasil metabolit sekunder yang toksik bagi virus,
bakteri, maupun cendawan yang menyerupai asam lemak Lawton et al 1992, dan dikeluarkannya elisitor berupa oligosakarida oleh tanaman Nothnagel et al
1983. Senyawa-senyawa ini dapat melindungi tanaman secara menyeluruh terhadap serangan patogen namun dapat juga menekan perkembangan patogen
sehingga tidak menurunkan produksi. Disamping itu tanaman juga dapat mempertahankan diri dengan tidak memproduksi senyawa metabolit yang
diperlukan oleh patogen sehingga patogen tidak berkembang.
Penelitian terdahulu mengenai identifikasi morfologi tanaman yang berinteraksi dengan Fusarium spp, belum dapat membedakan karakter-karakter
tanaman penanda bergaharu. A. microcarpa
merupakan salah satu tanaman penghasil gaharu, dengan perubahan warna batang yang khas coklat-kehitaman
dan memiliki kandungan kadar damar wangi Dewan Standar Nasional 1999. Oleh karena itu identifikasi anatomi kayu serta senyawa-senyawa yang
terkandung dalamnya diharapkan dapat memberikan gambaran perbedaan yang jelas antara tanaman bergaharu dan tidak bergaharu. Penelitian mengenai interaksi
tanaman A.microcarpa dengan F. solani telah dilakukan dengan menguji pada tanaman mudasemai Rahayu et al 2009; Putri et al 2008 namun perbedaan
anatomi dan kandungan antara tanaman yang telah diinokulasi dan tidak diinokulasi, sangat bervariasi antar jenis tanaman penghasil gaharu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakter anatomi serta kandungan senyawa A. microcarpa pada tanaman yang telah diinokulasikan
dengan F. solani maupun tidak diinokulasi.