Tanaman memerlukan unsur mineral dari dalam tanah sebagai unsur nutrisi dalam jumlah yang sedikit tetapi peka terhadap kandungan logam berat
yang tinggi. Akumulasi logam berat dalam tanaman tidak hanya tergantung pada kandungan logam dalam tanah, tetapi juga tergantung pada unsur kimia tanah,
jenis logam, pH tanah dan spesies tanaman yang sensitif terhadap logam berat tertentu Darmono, 1995. Selanjutnya Alloway 1990 dalam Darmono 2005
mengemukakan bahwa tanaman menjadi mediator penyebaran logam berat pada makhluk hidup dan tanaman menyerap logam berat melalui akar dan daun
stomata. Logam berat terserap ke dalam jaringan tanaman melalui akar yang selanjutnya akan masuk ke dalam siklus rantai makanan.
2.2. Bahan Organik
2.2.1. Pengertian dan Sumber Bahan Organik
Bahan organik tanah adalah semua fraksi bukan mineral yang ditemukan sebagai komponen penyusun tanah, biasanya merupakan timbunan dari setiap sisa
tumbuhan, binatang dan jasad mikro baik yang sudah terdekomposisi sebagian atau seluruhnya. Sumber asli bahan organik adalah jaringan tumbuhan. Di alam,
daun, ranting, cabang, batang dan akar tumbuhan menyediakan sejumlah bahan organik tiap tahunnya. Pelapukan sisa tumbuhan dan bahan organik merupakan
reaksi enzimatik yang sangat berpengaruh terhadap sifat kimia, fisik dan biologi pada tanah Soepardi, 1983. Hasil penelitian Syukur dan Harsono 2008
menambahkan fungsi penting bahan organik lainnya adalah memperbaiki struktur tanah dan daya simpan air, menyuplai nitrat, sulfat dan asam organik untuk
menghancurkan material, menyuplai nutrisi, meningkatkan KTK dan daya ikat hara serta sebagai sumber karbon, mineral dan energi bagi organisme.
Menurut Susanto 2002 bahan organik yang ditambahkan ketanaman tergantung pada sifat bahan, pertanaman, aras produksi dan situasinya. Semua
bahan organik mengandung air, bahan mineral abu dan senyawa organik. Kandungan air berkisar antara 20-90 dari berat basah tanaman. Kandungan
bahan mineral abu meliputi K, Ca, Mg, Na, P dan S serta unsur mikro kurang lebih 1-10 berat kering sedangkan senyawa organik menyusun 50 berat segar
tanaman dan sangat dipengaruhi oleh kandungan air dan abu.
2.2.2. Bahan Organik Pupuk Kandang
Pupuk kandang merupakan sumber bahan organik dan terdiri dari campuran kotoran padat, air seni, campuran dan sisa makanan ternak. Susunan
kimia dari pupuk kandang berbeda-beda tergantung dari : 1 spesies ternak, 2 umur dan keadaan ternak, 3 sifat dan jumlah campuran dan 4 cara penanganan
dan penyimpanan pupuk sebelum dipakai Soepardi, 1983. Susanto 2002 mengemukakan pupuk organik pupuk kandang
merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dibanding bahan pembenah lainnya. Pada umumnya nilai hara yang dikandung pupuk organik pupuk
kandang rendah terutama unsur makro nitrogen N, fosfor P dan kalium K rendah. Lingga 1986 menyatakan bahwa komposisi hara makro dari pupuk
kandang terdiri dari 0.5 N, 0.25 P
2
O5 dan 0.5 K
2
O. Kandungan hara dari pupuk kandang relatif lebih rendah dibandingkan dengan pupuk buatan
Leiwakabessy dan Sutandi, 2004. Pupuk kandang dapat memberikan energi bagi kehidupan mikroorganisme tanah, menambah inokulum ke dalam tanah, serta
memperbaiki kondisi lingkungan terutama aerasi dan kelembaban tanah. Pupuk kandang yang diberikan ke dalam tanah dengan nisbah CN lebih dari 30 segera
diubah secara cepat oleh mikroorganisme heterotropik seperti bakteri, fungi dan aktinomicetes.
2.3. Karakteristik Tanah Latosol