Karakteristik Tanaman Caisim TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Dudal dan Soepraptohardjo 1957 Latosol merupakan kelompok tanah yang mengalami proses pencucian dan pelapukan lanjut, perbedaan horizon tidak jelas, memiliki hara dan pH rendah 4.5-5.5, kandungan bahan organik relatif rendah, konsistensinya lemah dan stabilitas agregatnya tinggi, terjadi akumulasi seskuioksida dan pencucian silika. Warna tanah merah, coklat kemerah-merahan atau kekuning-kuningan atau kuning tergantung dari komposisi bahan induk, umur tanah, iklim dan elevasi. Batas membedakan Latosol adalah berdasarkan warna horizon B seperti Latosol merah, Latosol kekuningan, Latosol coklat kemerahan, Latosol coklat Subardja dan Buurman, 1990. Tanah ini umumnya mempunyai epipedon umbrik dan horizon kambik Hardjowigeno, 2003. Selanjutnya Soepardi 1983 menambahkan bahwa kapasitas tukar kation pada tanah Latosol yang rendah lebih disebabkan oleh kadar bahan organik yang kurang dan sebagian lagi oleh sifat liat hidro-oksida, sehingga tanah Latosol ini miskin hara dan basa-basa yang dapat dipertukarkan. Tanah-tanah ini biasanya memberikan respon yang baik terhadap pemupukan dan pengapuran. Sifat lain yang menonjol dan penting dari Latosol adalah terbentuknya keadaan granular. Keadaan itu merangsang drainase dalam yang sangat baik. Selanjutnya, liat hidro-oksida tidak mempunyai sifat plastisitas dan kohesi yang menjadi ciri liat silikat di daerah sedang sehingga memungkinkan tanah Latosol dapat segera diolah setelah hujan lebat tanpa memikirkan fisik tanah yang tidak memuaskan Soepardi, 1983.

2.4. Karakteristik Tanaman Caisim

Menurut Haryanto 2003 caisim Brassica juncea dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Divisi : Spermathophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Brassicales Famili : Cruciferae Genus : Brassica Spesies : Brassica juncea Tanaman caisim dapat tumbuh baik di tempat yang berudara panas maupun berudara dingin sehingga dapat diusahakan di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Syarat tumbuh caisim mulai dari ketinggian 5-1.200 m di atas permukaan laut dengan kondisi tanah gembur, pH 6-7, banyak mengandung humus, subur serta pembuangan airnya baik. Caisim varietas Tosakan dapat dipanen pada umur 22 hari setelah tanam, tinggi tanaman 40 cm, warna tangkai putih kehijauan, jumlah daun 12 helai, bentuk daun eliptik, memiliki potensi rata- rata 400 gram per tanaman. Ciri yang paling khas caisim varietas Tosakan dibanding dengan tanaman caisim varietas lain adalah memiliki warna daun hijau muda sehingga rasa daun tidak pahit East West Seed Indonesia, 2006. Hasil penelitian Sulistyaningsih 2003 mengemukakan bahwa upaya merekayasa mikroklimat untuk mencapai pertumbuhan optimum tanaman caisim dapat dilakukan dengan penanaman caisim di dalam rumah tanam greenhouse yang berupa rumah kaca, rumah plastik atau rumah kassa. Hal ini dilakukan selain dapat menahan pukulan air hujan dan serangan hama, bangunan ini juga dapat mengoptimalkan penggunaan pupuk daun, pestisida, mengawetkan lengas tanah dan menaikkan suhu dimalam hari. Penyakit yang menyerang tanaman ini adalah busuk basah erwina akar pekuk, yang dapat menjadi parah jika tanaman terluka pada waktu kegiatan budidaya. Penyakit akar pekuk dapat menjadi sangat parah dan menyebabkan pertumbuhan kerdil yang nyata, tetapi penyakit bercak daun Alternaria biasanya tidak menjadi masalah. Penyakit rebai semai Phythium spp akan merusak jika tanaman terlalu banyak diairi. Tanaman ini merupakan tanaman yang cepat tumbuh, oleh karena itu pemeliharaan bedengan benih yang bersih merupakan satu-satunya persyaratan untuk mengendalikan gulma Williams, 1993.

2.5. Analisis Tanaman