Tahapan Identifikasi Ganggang Mikro Produksi Karbohidrat Analisis N-Total dan Protein Kadar air AOAC 2007

produktivitas biomassa dievaluasi berdasarkan kerapatan optik nilai OD, optical density selama periode pertumbuhan hingga 27 hari, yang menghasilkan nilai OD ≥ 0.5, pada panjang gelombang 620nm.

3.3.3 Kultivasi Ganggang Mikro dalam Media 150 L 0.75 M4 pada Kolam

Sistem Raceway Kultivasi biakan ganggang mikro pada skala lapang, dilakukan di kolam raceway Chisti 2007 dengan volume 150 L media 0.75 M4. Selanjutnya dievaluasi berdasarkan produksi karbohidrat, protein dan lipid dari biomassa ganggang mikro tiap isolat.

3.3.4 Produksi Biomassa pada Skala Lapang

Pada tahap produksi biomassa ganggang mikro di skala lapang, dilakukan pemanenan 2 kali pada interval 2 hari. Laju pertumbuhan ganggang direpresentasikan oleh nilai kerapatan optik OD. Setelah biakan ganggang mikro mencapai nilai OD minimum yaitu 0.5 maka dilakukan proses kultivasi kembali dengan tujuan menentukan OD minimum dan volume biakan L pada hari ke-0 agar nilai OD panen minimum 0.5 tercapai untuk setiap isolat ganggang mikro. Penentuan penambahan volume untuk setiap isolat berdasarkan persamaan linier dari kurva laju pertumbuhan ganggang mikro. Untuk penetapan produksi biomassa kering dilakukan dengan metode gravimetri yaitu pemisahan, pengeringan dan penimbangan berat kering.

3.3.5 Tahapan Identifikasi Ganggang Mikro

Tahapan identifikasi ganggang mikro dilakukan dengan mikroskop fluorescence perbesaran hingga 1000X berdasarkan karakteristik morfologi umum serta sifat-sifat selular seperti jenis pigmen fotosintetik serta struktur sel dan flagela dengan mengacu pada Heaps 1977, Prescott 1978 serta Bold dan Wynne 1985.

3.3.6 Produksi Karbohidrat

Produksi karbohidrat = 100 - produksi protein + kadar air + produksi lipid + kadar abu SNI 01-2973-1992.

3.3.7 Analisis N-Total dan Protein

Penetapan N-total pada ganggang mikro dilakukan dengan menggunakan metode Kjeldahl Apriantono et al. 1989. Serbuk ganggang kering 0.5 gram dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl 25 ml, lalu ditambahkan 1.9 gram campuran Se, CuSO 4 dan Na 2 SO 4 . Larutan 5 ml H 2 SO 4 N-Total = pekat ditambahkan ke dalam labu, digoyangkan perlahan-lahan, kemudian 5 tetes paraffin cair ditambahkan dan dipanasi, sambil digoyang perlahan-lahan, kemudian perlahan-lahan api diperbesar hingga diperoleh cairan berwarna terang hijau biru, panasi 15 menit lalu didinginkan. Kemudian aquadest ditambahkan kira-kira sebanyak 50 ml, lalu isi labu dipindahkan ke dalam labu destilasi dan ditambahkan 5 ml NaOH 50 . Destilat dititrasi dengan HCl 0.0999 N hingga terjadi perubahan warna dari hijau ke merah muda. Penetapan blanko juga dilakukan dengan cara yang sama seperti di atas namun tanpa sampel. Rumus perhitungan: ml contoh - ml blangko x Normalitas x 14 Bm x 100 Protein = N x fk Keterangan: Bm = biomassa kering gram fk = faktor koreksi 6.25

3.3.8 Kadar air AOAC 2007

Pengukuran kadar air ganggang mikro diawali dengan mengeringkan cawan porselen dalam oven pada suhu 105 ºC selama 1 jam. Cawan tersebut diletakkan ke dalam desikator ± 15 menit dan dibiarkan sampai dingin dan ditimbang hingga beratnya konstan. Setelah itu sebanyak 5 gram sampel ganggang mikro dimasukkan ke dalam cawan tersebut, kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 105 ºC selama 24 jam. Cawan kembali dimasukkan ke dalam desikator dan dibiarkan sampai dingin dan selanjutnya ditimbang kembali. Perhitungan kadar air : W 1 -W W 2 2 -W Keterangan: W = kadar air 3 W 1 W = berat cawan sebelum dioven gram 2 W = berat cawan setelah dioven gram 3 = berat cawan gram X 100 = W

3.3.9 Produksi Lipid