Ganggang Mikro sebagai sumber Biofuel

Di Indonesia pemanfaatan ganggang mikro sebagai komoditas perdagangan atau bahan baku industri masih relatif kecil jika dibandingkan dengan keanekaragaman jenisnya. Komponen kimia ganggang mikro seperti polisakarida, hormon, vitamin, mineral dan juga senyawa bioaktif sangat bermanfaat sebagai bahan baku industri makanan, kosmetik, farmasi dan lain-lain Becker 1994. Pertumbuhan ganggang mikro terdiri dari tiga fase utama, yaitu fase lag, eksponensial dan stasioner. Budidaya ganggang mikro memiliki berbagai keuntungan diantaranya adalah siklus hidup yang pendek, beberapa spesies hanya membutuhkan waktu beberapa jam untuk menyelesaikan siklusnya, seluruh organ dapat dipanen dan dimanfaatkan, diperbanyak sesuai target, serta biaya pemeliharaan yang rendah Poelman et al. 1997.

2.2 Potensi Ganggang Mikro

2.2.1 Ganggang Mikro sebagai sumber Biofuel

Kebutuhan energi di dunia cenderung dipenuhi dengan bahan bakar fosil berupa batubara, minyak bumi dan gas alam yang semakin lama semakin menipis dan tidak dapat diperbarui. Kontinuitas penggunaan bahan bakar fosil fossil fuel memunculkan paling sedikit dua ancaman serius: 1 faktor ekonomi, berupa jaminan ketersediaan bahan bakar fosil untuk beberapa dekade mendatang, masalah suplai, harga, dan fluktuasinya; serta 2 polusi akibat emisi pembakaran bahan bakar fosil ke lingkungan. Polusi yang ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar fosil memiliki dampak langsung maupun tidak langsung terhadap kesehatan manusia. Polusi langsung bisa berupa gas-gas berbahaya, seperti CO, NOx dan UHC unburn hydrocarbon dan logam berat seperti timbal Pb. Polusi tidak langsung berupa meningkatnya jumlah molekul CO 2 Meningkatnya konsumsi energi dunia serta keterbatasan ketersedian energi fosil mendorong pengembangan energi baru dan terbarukan Demirbas dan Demirbas 2010. Untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri, Indonesia harus mengimpor minyak baik dalam bentuk minyak mentah maupun dalam bentuk produk kilang atau bahan bakar minyak BBM seperti minyak solar atau yang berdampak pada pemanasan global global warming. ADO Automotive Diesel Oil, premium atau bensin, minyak bakar atau FO Fuel Oil dan minyak tanah. Meningkatnya impor dan harga minyak dunia diperkirakan memperberat beban biaya yang harus ditanggung pemerintah Indonesia dalam pengadaan minyak dalam negeri. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan penggunaan sumber energi lain selain minyak bumi. Kesadaran terhadap ancaman serius tersebut telah mengintensifkan berbagai riset yang bertujuan menghasilkan sumber-sumber energi energy resources ataupun pembawa energi energy carrier yang lebih terjamin keberlanjutannya sustainable dan lebih ramah lingkungan. Perkiraan kebutuhan energi pada sektor transportasi di Indonesia 2015-2025 disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Perkiraan kebutuhan energi pada sektor transportasi di Indonesia tahun 2015-2025 Jenis bahan bakar 2015 2017 2019 2021 2023 2025 -------------------------------PJ Peta Joule------------------------------ Minyak solar Premium Avtur Minyak bakar Gas alam Listrik Biodiesel Bioethanol 583.53 594.70 123.48 20.19 384.06 0.21 0.00 59.55 611.93 569.20 143.82 22.86 485.71 0.21 9.95 140.60 635.70 555.45 165.05 24.74 557.53 0.21 30.01 230.60 668.14 540.12 189.96 26.87 534.16 0.24 46.39 425.76 497.95 610.09 219.63 29.41 598.45 0.24 226.68 515.17 489.18 680.07 250.56 31.86 609.84 0.27 281.28 613.34 Total PJ 1766.44 1984.28 2199.29 2431.64 2697.62 2956.40 Sumber: Tim Perencanaan Energi BPPT 2005 Menurut Surfactant and Bioenergy Research Center IPB 2008, ganggang mikro dapat menjadi solusi realistik sebagai pengganti bahan bakar dan penyedia sumber energi di berbagai kegiatan manusia melalui produksi biomassanya. Hal ini dikarenakan tidak ada feedstock lain yang mampu digunakan untuk memproduksi minyak dalam volume yang besar. Teknologi pemanfaatan energi biomassa yang telah dikembangkan terdiri atas pembakaran langsung dan konversi biomassa menjadi bahan bakar. Menurut Becker 1984, beberapa jenis ganggang mikro memiliki komponen fatty acids lebih dari 40. Komponen fatty acids inilah yang dapat diekstraksi dan diubah menjadi biodiesel sebagaimana yang diproduksi tumbuhan penghasil minyak lainnya seperti jarak pagar, sawit dan lain-lain.

2.2.2 Ganggang Mikro sebagai Sumber Nutrisi