Chlamydomonas sp. ICBB 9113 Pertumbuhan Ganggang Mikro Terseleksi pada Skala Laboratorium

Nilai kerapatan optik sel pada pemberian taraf kombinasi N 1 P 3 dengan 0 SP36 dan 100 K 2 HPO 4 berbeda nyata dibandingkan taraf kombinasi N 1 P 1 dengan 100 SP36 dan 0 K 2 HPO 4. Namun, dibandingkan pada taraf N 3 P 3 dengan 0 SP36 dan 100 K 2 HPO 4 tidak berbeda nyata taraf kombinasi N 3 P 1 dengan 100 SP36 dan 0 K 2 HPO 4 Tabel 4. Hal ini dapat diartikan bahwa sumber hara P yang digunakan secara langsung perlu memperhatikan beberapa faktor utama yang dapat mempengaruhi efektifitasnya, diantaranya yaitu sifat mineralogi dan kimia fosfat, tingkat kelarutan dan kandungan P.

4.2.3 Chlamydomonas sp. ICBB 9113

Hasil ANOVA menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi sumber hara N dan P pada hari ke-27 berpengaruh sangat nyata p0.01 terhadap nilai OD ganggang mikro Chlamydomonas sp. ICBB 9113 Lampiran 5. Uji DMRT menunjukkan bahwa pengaruh taraf kombinasi N 3 P 2 pada hari ke-27 tidak berbeda nyata dengan N 3 P 1 , N 2 P 2 , namun berbeda nyata dibandingkan perlakuan lainnya serta menunjukkan nilai OD tertinggi yaitu 0.83600 nm Tabel 5. Untuk tahap kultivasi skala lapang, perlakuan taraf N 2 P 2 Perlakuan yang dipilih. Tabel 5 Pengaruh taraf kombinasi sumber hara N dan P pada hari ke-27 terhadap kerapatan optik sel ganggang mikro Chlamydomonas sp. ICBB 9113 Kombinasi Kerapatan optik 620 nm [p ANOVA] ZA NaNO SP36 3 K 2 HPO 4 -------------------------------------------------------------- [0.00] N 1 P 100 1 100 0.16233b N 1 P 100 2 50 50 0.06800ab N 1 P 100 3 100 0.09567ab N 2 P 50 1 50 100 0.01267a N 2 P 50 2 50 50 50 0.79267d N 2 P 50 3 50 100 0.01167a N 3 P 1 100 100 0.76967d N 3 P 2 100 50 50 0.83600d N 3 P 3 100 100 0.59233c angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada α = 0.05 DMRT Taraf N 2 P 2 50 ZA, 50 NaNO 3 dan 50 SP36, 50 K 2 HPO 4 yang dipilih menunjukkan bahwa ZA dapat mensubtitusi NaNO 3 dan SP36 dapat mensubtitusi K 2 HPO 4 . Hara N sangat dipengaruhi oleh kandungan oksigen bebas dalam air. Pada keadaan anaerob, N berubah menjadi amonia NH 3 , sebaliknya pada kondisi aerob N berubah menjadi nitrat NO 3 - . Pada umumnya, bentuk N yang juga dimanfaatkan dalam metabolisme sel ganggang mikro berupa amonium. Amonium dihasilkan melalui proses disosiasi amonium hidroksida. Amonium hidroksida merupakan amonia yang terlarut dalam air. Menurut Goldman dan Horne 1983, reaksi pembentukan amonium adalah sebagai berikut: NH 3 + H 2 O NH 4 OH NH 4 + + OH - Bila reaksi di atas bergerak ke kanan maka konsentrasi amonium di dalam media akan meningkat dan pH media menjadi basa. Pengaruh pemberian taraf kombinasi N 1 P 1 dengan 100 SP36 dan 0 K 2 HPO 4 tidak berbeda nyata dengan taraf kombinasi N 1 P 3 dengan 0 SP36 dan 100 K 2 HPO 4 terhadap nilai kerapatan optik sel . . Demikian halnya pengaruh taraf kombinasi N 3 P 1 dengan 100 SP36 dan 0 K 2 HPO 4 tidak berbeda nyata dibandingkan taraf kombinasi N 3 P 3 dengan 0 SP36 dan 100 K 2 HPO 4 Tabel 4. Hal ini menunjukkan bahwa SP36 dapat mensubtitusi K 2 HPO 4 . 4.2.4 Chlamydomonas sp. ICBB 9114 Hasil ANOVA menunjukkan bahwa perlakuan taraf kombinasi sumber hara N dan P pada hari ke-27 berpengaruh sangat nyata p 0.01 terhadap nilai OD ganggang mikro Chlamydomonas sp. ICBB 9114 Lampiran 6. Uji DMRT menunjukkan bahwa pengaruh taraf kombinasi N 3 P 3 berbeda nyata dibandingkan perlakuan lainnya dan menunjukkan nilai OD tertinggi yaitu 0.78500 nm Tabel 6. Untuk tahap skala lapang, taraf kombinasi N 3 P 3 yang dipilih. Hal ini menunjukkan bahwa untuk Chlamydomonas sp. ICBB 9114, ZA tidak dapat mensubtitusi NaNO 3 dan SP36 tidak dapat mensubtitusi K 2 HPO 4 . Tabel 6 Pengaruh taraf kombinasi sumber hara N dan P pada hari ke-27 terhadap kerapatan optik sel ganggang mikro Chlamydomonas sp. ICBB 9114 Perlakuan Kombinasi Kerapatan optik 620 nm [p ANOVA] ZA NaNO SP36 3 K 2 HPO 4 -------------------------------------------------------------- [0.00] N 1 P 100 1 100 0.00900a N 1 P 100 2 50 50 0.06333bc N 1 P 100 3 100 0.04100ab N 2 P 50 1 50 100 0.10467bc N 2 P 50 2 50 50 50 0.12300c N 2 P 50 3 50 100 0.25067d N 3 P 1 100 100 0.29267d N 3 P 2 100 50 50 0.49500e N 3 P 3 100 100 0.78500f angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada α = 0.05 DMRT Raoof et al. 2005 menyatakan bahwa sumber N pada NaNO 3 dan KNO 3 merupakan unsur yang paling penting bagi pertumbuhan ganggang mikro dan merupakan penentu level kritis yang penting bagi keberadaan nitrogen pada skala lapang. Nitrat adalah bentuk N utama di perairan dan konsetrasinya di perairan diatur oleh proses nitrifikasi Effendi 2000. Goldman dan Horne 1983 serta Sastrawijaya 2000 menyatakan bahwa N merupakan salah satu hara utama yang konsentrasinya sering menjadi pembatas bagi pertumbuhan ganggang mikro. Pengaruh pemberian taraf kombinasi N 1 P 3 dengan 0 SP36 dan 100 K 2 HPO 4 tidak berbeda nyata dengan taraf kombinasi N 1 P 1 dengan 100 SP36 dan 0 K 2 HPO 4 , namun pada taraf N 3 P 3 dengan 0 SP36 dan 100 K 2 HPO 4 berbeda nyata dibandingkan taraf kombinasi N 3 P 1 dengan 100 SP36 dan 0 K 2 HPO 4 terhadap nilai kerapatan optik sel. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan ortofosfat yang berasal dari K 2 HPO 4 dalam media nutrisi merupakan bentuk P yang langsung dapat diserap bagi metabolisme sel ganggang mikro. Fosfor merupakan komponen biokimia pengubah energi di dalam sel dan terdapat dalam bentuk adenosin fosfat. Kekurangan fosfor akan menghambat metabolisme secara keseluruhan, sehingga menyebabkan penurunan pertumbuhan biomassa ganggang mikro.

4.3 Produksi Biomassa Kering Ganggang Mikro Terseleksi pada Skala