1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ganggang mikro merupakan mikrob uniselular fotosintetik yang mampu mengkonversi energi matahari, karbondioksida, air dan hara untuk mensintesis
biomassa McKinney 2004. Dalam ekosistem perairan, ganggang mikro lebih dikenal sebagai fitoplankton Bold dan Wynne 1985 yang berperan sangat
penting sebagai produsen primer. Ganggang mikro merupakan jenis ganggang yang paling banyak
dikembangkan untuk keperluan riset dan teknologi. Hal ini dikarenakan pertumbuhannya cepat, mudah dibudidayakan, tidak membutuhkan lahan yang
luas karena bisa dibudidayakan dengan menggunakan kolam atau bioreaktor serta kandungan dan komposisi kimia selnya, khususnya lipid, yang cukup tinggi
Cohen 1999; Sheehan et al.1998. Komposisi kimia sel ganggang mikro umumya terdiri atas karbohidrat,
protein dan lipid Dawczynski et al. 2007. Spesies Scenedesmus obliquus mengandung karbohidrat 10-17 dari bobot kering Becker 1994, Spirulina
maxima mengandung protein 60-71 dari bobot kering Becker 1994, sedangkan Chlorella sp., Dunaliella primolecta dan Nitzschia sp. masing-masing
mengandung lipid 28-32, 23 dan 44-47 dari bobot kering Chisti 2007. Pemanfaatan ganggang sebelumnya telah dikenal luas seperti Ulva,
Enteromorpne dan Gracilaria sebagai sumber potensial keragenan yang dibutuhkan dalam industri gel. Beberapa jenis ganggang mikro telah diketahui
mempunyai kandungan lipid yang tinggi, seperti Botrycoccus braunii, Chorella sp., Schizochytrium sp. dan Nannochloropsis sp. Chisti 2007. Lipid dari
ganggang mikro dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar nabati biofuel, seperti halnya kelapa sawit dan kacang-kacangan. Dengan eksplorasi yang
sistemik dan kajian ilmiah yang mendalam diharapkan akan dapat ditemukan jenis-jenis baru ganggang mikro yang mempunyai potensi komposisi dan
kandungan karbohidrat, protein dan lipid yang tinggi. Di masa mendatang diharapkan jenis-jenis tersebut dapat dibudidayakan secara massal.
Salah satu metode kultivasi ganggang mikro adalah dengan kultur terbuka pada kolam sistem raceway. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh
Raymond pada tahun 1988. Kolam sistem raceway memiliki saluran tertutup dengan kedalaman ±0.5 m yang dilengkapi penggerak seperti turbin elektrik dan
dapat beroperasi sepanjang waktu untuk resirkulasi media dan mencegah sedimentasi hara Chisti 2007. Salah satu faktor penentu produktivitas kultivasi
ganggang mikro adalah komposisi atau sumber dan konsentrasi hara dalam media. Penelitian mengenai penggunaan bahan teknis kombinasi ZA-NaNO
3
dan SP36- K
2
HPO
4
sebagai sumber hara N dan P yang lebih murah dalam upaya kultivasi ganggang mikro pada skala lapang belum pernah dilakukan di Indonesia.
1.2 Tujuan Penelitian