22
prebiotik,  yaitu:  secara  historis  produk  diketahui  aman,  GRAS  atau  ekivalen. Untuk komoditas yang demikian maka pengujian toksikologi terhadap hewan atau
manusia tidak perlu dilakukan. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui level konsumsi  yang  aman  dan  efek  samping  terhadap  kesehatan.  Produk  harus  tidak
mengandung  kontaminan  dan  benda  asing.  Berdasarkan  ilmu  pengetahuan, prebiotik  bukan  merupakan  alternatif  mikrobiota  untuk  memperpanjang  efek
detrimental yang lebih panjang terhadap inang.
C. UBI GARUT Maranta arundinaceae L
Ubi  garut  arrowroot  merupakan  salah  satu  jenis  umbi-umbian,  yang banyak  ditemukan  di  Indonesia.  Tanaman  garut  termasuk  dalam  famili
Marantaceae ,  genus  Maranta    spesies  Maranta  arundinaceae  L.  Tanaman  ini
berasal  dari  Indian  Barat  West  Indian,  mereka  menyebut  Tibur  starch, merupakan  family  Ginger,  genus  Curcuma.  Perbanyakan  tanaman  dengan  umbi,
kedalaman lubang tanam  6 inch, jarak tanam 15 inch dan lebar bedengan 30 inch. Ubi garut baru bisa dipanen setelah berumur 10-11 bulan, dengan hasil panen 4-6
tonacre. Ubi garut mengandung 12 tepung kering dan 1.7 protein.
Gambar 3 Tanaman garut atau Maranta arundinaceae L. Anonim 2007.
Gambar 4 Ubi garut
23
Masyarakat  mengenal  ubi  garut  dengan  istilah  yang  berbeda-beda,  di  Jawa ada  yang  menyebut  angkrik,  arus,  erus,  sedangkan  di  daerah  Sunda  dikenal
dengan  nama  patat  atau  sagu  Widowati  et  al.  2002  Di  Malaysia  disebut  ubi bemban,  Batak:  Sagu  Ban-ban,  Nias:  Saku  Ndrawa,  Minang:  Sagu  larut,  Bali:
Krarus,  Minahasa:  Tawang,  Gorontalo:  Labia  Walanta.  Profil  tanaman  ubi  garut dapat dilihat pada Gambar 3, sedangkan ubi garut dapat dilihat pada Gambar 4.
Tanaman  garut  mempunyai  dua  jenis  kultivar,  yaitu  kultivar  creole  dan kultivar  pisang  banana.  Ciri-ciri  kultivar  creole  memiliki  rhizome  yang  kurus
memanjang, lebih menyebar dan menembus masuk ke dalam tanah, lebih berserat dengan  kandungan  pati  yang  lebih  tinggi.  Kultivar  banana  mempunyai  rhizome
yang lebih pendek dan gemuk dibandingkan dengan kultivar creole. Perbandingan antara  komposisi  kimia  ubi  garut  kultivar  banana  dan  creole  dapat  dilihat  pada
Tabel 2. Tabel 2 Komposisi kimia ubi garut kultivar banana dan creole
dalam  100   gram ubi Komposisi zat gizi
gram Ubi garut untuk kultivar
Banana Creole
Karbohidrat : • Pati
• Serat Protein
Lemak Abu
Air 19.4
0.6 2.2
0.1 1.3
1.3 72.0
21.7 1.3
1,0 0.1
1.4 1.4
69.1
Sumber : Kay 1973.
Tabel 3 Komposisi kimia pati ubi garut per 100 gram
Jenis Gizi Tepung Ubi Garut
Kalori kal 355
Protein g 0.7
Lemak g 0.2
Karbohidrat g 85.2
Ca mg 8.0
P mg 22.0
Fe mg 1.5
Vit. A SI 0.0
Vita. B-1 mg 0.09
Vit. C mg 0.0
Air g 14.0
Sumber: Depkes RI 1991.
24
Pati garut Marantha arundinacea L diketahui sangat potensial untuk bahan baku  makanan  dan  minuman,  farmasi  atau  obat-obatan,  kimia,  kosmetik,  tekstil,
kertas,  dan  karton.  Selain  campuran  bedak,  pati  garut  digunakan  sebagai  bahan campuran  minuman,  ransum,  obat  penyakit  panas  dalam,  obat  borok,  bahan
pengikat tablet, ekstender pada perekat sintetis, dan campuran bedak Yun 2002. Pati  garut  juga  dapat  digunakan  sebagai  bahan    penambah  nafsu  makan
stomachica,  anti-radang  anti-inflammatory,  dan  sebagai  penguat  tonik,  obat diare, radang sendi, radang usus, penambah asam lambung, mengatasi keputihan,
biang  keringat,  digigit  serangga,  jerawat  atau  flek  hitam.  Komposisi  kimia  pati garut dapat dilihat pada Tabel 3.
Pati  garut  merupakan  hasil  olahan  ubi  garut  melalui  proses  ekstraksi  pati. Masyarakat menyebut pati garut dengan istilah tepung garut. Pembuatan pati garut
dilakukan  dengan  cara:  pembersihan  ubi  garut  dari  kulit  ari  maupun  akar, pencucian,  pengecilan  ukuran  pemarutan,  ekstraksi,  pengendapan  pati,
pembuangan  air  rendaman,  penjemuran  pati,  penghancuran  dan  pengayakan  pati Widowati  et  al.  2002.  Pembuatan  tepung  ubi  garut  dilakukan  dengan  cara:
pembersihan  ubi  garut  dari  sisik  maupun  akar,  pencucian,  pengecilan  ukuran pengirisan, pengeringan, penepungan dan pengayakan Krisnayudha 2007.
Hasil pengujian dengan kromatografi kertas yang dilakukan oleh Widayanti 2005,  menunjukkan  bahwa  dalam  ekstrak  pati  garut  tidak  terdapat  rafinosa.
Hasil  pengujian  secara  in  vitro  terhadap  ekstrak  pati  ubi  garut  menunjukkan bahwa  bakteri  L.casei  Shirota  dan  Lactobacillus  G3  tidak  dapat  menggunakan
ekstrak  pati  ubi  garut  untuk  pertumbuhannya.  Berbeda  dengan  hasil  penelitian Krisnayudha  2007,  menunjukkan  bahwa  di  dalam  ekstrak  tepung  ubi  garut
terdapat  glukosa,  fruktosa,  sukrosa,    rafinosa  dan  FOS.  Secara  in  vitro,  ekstrak tepung  ubi  garut  dapat  mendukung  pertumbuhan  BAL  uji,  berturut-turut  mulai
yang  tertinggi  adalah  L.  casei  Rhamnosus,  Lactobacillus  G3,  Lactobacillus  F1, L.casei
Shirota, B. bifidum, Lactobacillus G1 dan B. longum. Proses  pengolahan  diduga  dapat  mengubah  kandungan  oligosakarida.
Hasil  penelitian  yang  dilakukan  Krisnayudha  2007,  menunjukkan  bahwa  pada ekstrak tepung ubi garut segar mengandung gula sangat sederhana dan gabungan
dari  rafinosa,  FOS,  sukrosa  dan  fruktosa.  Pada  tepung  ubi  garut  yang  disangrai
25
mengandung  rafinosa  dan  FOS  paling  tinggi  dibandingkan  dengan  hasil pengukusan dan pemanggangan.
D. UBI JALAR Ipomoea batatas L