5
B. Nata de coco
Nata de coco merupakan selulosa yang dihasilkan dari fermentasi air
kelapa  oleh  bakteri  Acetobacter  xylinum.  Selulosa  ini  berbentuk  seperti  jeli, berwarna putih hingga bening dan bertekstur kenyal. Syarat mutu produk nata
dalam  kemasan  menurut  SNI  No.  01-4317-1996  dapat  dilihat  pada  pada Lampiran 1.
Selulosa  yang  dihasilkan  oleh  Acetobacter  xylinum  merupakan selulosa murni tanpa campuran hemiselulosa, pektin dan lignin Backdahl et
al .,  2006.  Selulosa  ini  berbeda  dengan  selulosa  yang  terdapat  didalam
tanaman  yaitu  mempunyai  kemampuan  membentuk  kristal  dan  kapasitas penyerapan air yang tinggi, serta kekuatan mekanisnya yang baik Keshk dan
Sameshima, 2006. Selulosa  di  bentuk  dari  glukosa  melalui  glukosa-6-phospat  G6P,
glukosa-1-phospat  G1P,  dan  uridin- 5’-diphospat  glukosa  Masaoka  et  al.,
1993.  Mekanisme  pembentukan  selulosa  pada  tumbuhan  berbeda  dengan dengan  mekanisme  pembentukan  selulosa  mengunakan  mikroorganisme.
Pada  tumbuhan,  prekursor  sintesis  selulosa  berupa  GDP-D-Glukosa, sedangkan Acetobacter xylinum mensintesis selulosa dari UDP-D-Glukosa.
Tipe  serat-serat  selulosa  dapat  digambarkan  sebagai  sebuah  pita dimana  benang-benang  yang  membujur  adalah  rantai-rantai  polimer  yang
panjang  dan  hanya  terdiri  dari  D-Glukosa.  Pada  masing-masing  rantai, monomer-
monomer  gula berikatan seragam denagn ikatan β-1,4-glukosidik. Laju  produksi  selulosa  oleh  Acetobacter  xylinum  sebanding  dengan  laju
pertumbuhan  sel  dan  tidak  tergantung  pada  sumber  karbon.  Terdapat  4 langkah  reaksi  enzimatis  di  dalam  pembentukan  selulosa  oleh  Acetobacter
xylinum yang  menunjukkan  lintasan  yang  lengkap  dari  glukosa  menjadi
selulosa,  yaitu:  1  posporilasi  glukosa  oleh  glukokinase,  2  isomerisasi glukosa-6-posfat
G6P menjadi
glukosa-1-posfat G1P
oleh pospoglukomutase, 3 sintesis UDP-glukosa dan UDPG-piroposporilase dan
4 reaksi  pembentukan  selulosa. Jalur lintasan biosentesis oleh  Acetobacter xylinum
secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 1 Park et al., 2009.
6 Glukosa
G6P
F6P G1P
UDP-Glukosa Selulosa
PGA GKH
UGP
PGM G6PD
NAD G6PD NADP
PGI
FDP Fruktosa
F1P PTS
Jalur lintasan Pentosa
Posfat
EMP Siklus TCA
Gambar 1. Pathway metabolisme pembentukan selulosa oleh Acetobacter xylinum Park et al., 2009
Keterangan : UDP = Uridine dehidrogenas piroposforilase G6P  = Glukosa-6-posfat
G1P  = Glukosa-1-posfat PGA = Asam posfoglukonat
F1P  = Fruktosa-1-posfat FDP = Fruktosa-1,6-diposfat
F6P  = Fruktosa-6-posfat GHK = Glukosa heksokinase
PGM = Posfoglukomutase UGP = UDP-glukosa pifosforilase
G6PD= Glukosa-6-posfat dehidrogenase PGI = Posfoglukosa isomerase
FHK = Fruktosa heksokinase PTS = sistem posfotranferse
EMP = Jalur lintasan Embden Myerhoff
7 Air  kelapa  dapat  digunakan  sebagai  media  fermentasi  nata  de  coco
tetapi  bahan  seperti  buah-buahan  juga  dapat  digunakan.  Dengan  bantuan
bakteri Acetobacter xylinum maka komponen gula yang terdapat didalamnya dapat  diubah  menjadi  suatu  substansi  yang  menyerupai  gel  dan  tumbuh
dipermukaan  media.  Kurosumi  et  al.  2009  berhasil  menggunakan  jeruk, nanas,  apel,  pear  dan  anggur  sebagai  media  pertumbuhan  Acetobacter
xylinum dan menghasilkan nata yang baik.
Pemberian  nama  disesuaikan  dengan  bahan  medium  seperti  nata  de coco
untuk produk dari air kelapa dan dari nanas dikenal dengan nama nata de  pina
.  Dalam  pertumbuhannya  bakteri  Acetobacter  xylinum  dipengaruhi oleh  faktor  antara  lain  pH,  suhu,  sumber  nitrogen,  dan  sumber  karbon
Pambayun, 2006. Acetobacter xylinum dapat mencerna berbagai jenis gula dan  mengubahnya  menjadi  nata  Adesoye  et  al.,  2006.  Hernawati  1998
dalam  penelitiannya  menggunakan  fruktosa  dan  gliserol  sebagi  sumber karbon bagi Acetobacter xylinum.
Selain itu keberhasilan pembuatan nata juga bergantung pada kondisi fermentasi,  lama  fermentasi,  ketinggian  media  didalam  wadah  dan  ukuran
wadah.  Semakin  lama  waktu  fermentasi  berpengaruh  positif  terhandap ketebalan dan rendemen nata de coco.  Semakin dangkal media dalam wadah
fermentasi  juga  akan  meningkatkan  rendemen  dan  ketebalan  nata    karena mempunyai  sirkulasi  udara  yang  lebih  baik  sehingga  pertumbuhan  bakteri
Acetobacter xylinum optimum Haryatni, 2002.
Fermentasi nata de coco dinyatakan sempurna apabila tidak ada cairan yang tertinggal di dalam nampan kecuali lembaran nata. Adapun ciri-ciri nata
yang  bagus  adalah  berwarna  putih  transparan,  mempunyai  permukaan  yang halus  dan  rata,  mempunyai  ketebalan  sama  di  semua  bagian,  mempunyai
selaput tipis dipermukaan bagian atas yang dapat dengan mudah dipisahkan, dan  mempunyai  pula  lapisan  tipis  lembek  di  bagian  bawah  Pambayun,
2006.
8
C. Acetobacter xylinum