Optimasi penambahan gula pada pembuatan nata de coco

45 Hasil analisis statistik dengan menggunakan ANOVA menunjukkan bahwa penambahan ZA tidak perpengaruh nyata terhadap rendemen nata, ketebalan nata, dan karakteristik fisik nata de coco p 0.05. Berdasarkan hasil tersebut, penambahan ZA pada penelitian selanjutnya adalah sebesar 0.4.

3. Optimasi penambahan gula pada pembuatan nata de coco

Gula yang digunakan dalam percobaan ini adalah sukrosa. Penambahan sukrosa pada air kelapa dengan konsentrasi tertentu bertujuan untuk mempertinggi selulosa yang diperoleh. Budhiyono, et all., 1999. Dalam penelitiannya Budhiyono et al., 1999 menyatakan bahwa penambahan gula sebesar kurang dari 1 telah cukup untuk membuat nata de coco. Pemilihan gula yang bagus sangat penting untuk menghasilkan nata de coco dengen warna putih. Gula yang berwarna kecokelatan akan menyebabkan warna nata sehingga kurang menarik. Penambahan gula juga berfungsi sebangai bahan induser yang berperan dalam pembentukan enzim ekstraseluler polymerase yang bekerja menyusun benang-benang nata, sehingga pembentukan nata menjadi maksimal Pambayun, 2006. Proses pembentukkan selulosa oleh Acetobacter xylinum sangat tergantung pada konsentrasi sakarida yang terdapat didalam medium. Penambahan gula dalam penelitian ini sebesar 0.4, 0.6, 0.8, 1.0 dan 1.2. Parameter yang diamati dalam percobaan ini adalah rendemen dan ketebalan dari nata de coco yang dihasilkan. Gambar 20 menunjukkan hubungan rendemen pembuatan nata dengan konsentrasi gula. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa nata denga rendemen tertinggi terdapat didalam nata dengan penambahan gula sebesar 0.6 yaitu sebesar 65.67. Gambar 21 menunjukkan hubungan antara ketebalan dengan konsentrasi gula dimana hasilnya menunjukkan hal yang sama dengan rendemen yang diperoleh. Hasil analisis statistik dengan menggunakan ANOVA menunjukkan bahwa penambahan gula tidak berpengaruh nyata terhadap 46 rendemen nata dan ketebalan nata yang dihasilkan p 0.05. Hasil analisis statistik dapat dilihat pada Lampiran 13. Berdasarkan hasil rendemen dan ketebalan tersebut maka formulasi nata de coco yang pilih adalah formulasi dengan penambahan sukrosa sebesar 0.4. Namun, diperlukan pula suatu optimasi proses yang menunjukkan bahwa penggunaan formula ini juga dapat diterima oleh konsumen. Gambar 19. Grafik hubungan konsentrasi gula dengan rendemen Gambar 20. Grafik hubungan konsentrasi gula dengan ketebalan 57.44 65.62 60.50 62.69 62.88 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 0.4 0.6 0.8 1 1.2 R e n d e m e n Konsentrasi Gula 1.09 1.23 1.12 1.175 1.20 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 0.4 0.6 0.8 1 1.2 K e te b al an c m Konsentrasi gula 47

4. Optimasi pengolahan nata de coco