17 digunakan  untuk  melindungi  besi  dan  logam  lain  dari  korosi  air  dan
udara dengan cara pelapisan Zn pada logam yang akan dilindungi. Logam  Zn berperan dalam kerja enzim dalam tubuh, tetapi pada
konsentrasi  tertentu  bersifat  racun.  Penelanan  jumlah  besar  dapat menyebabkan  gejala-gejala  yang  akut  dan  juga  kronik  King  and  Carl,
1994.  Beberapa  gejala  keracunan  akut  karena  tembaga  adalah  sakit perut, mual, muntah, dan diare, sedangkan toxicitas kronik dari Cu akan
menyebabkan penurunan HDL level, ganguan pencernaan dan penurunan fungsi  imun King and  Carl 1994. Muchtadi et  al., 2006 menyatakan
komponen  Zn  ini  dapat  menghambat  penyerapan  Cu  dan  juga  Fe  di dalam tubuh. Zinc dapat merubah metabolisme cholesterol dan mungkin
mempercepat atherosclerosis. Batasan maksimum konsumsi Zn adalah 40 mghari.
3. Timbal Pb
Pada tabel unsur periodik, unsur logam Pb terletak pada golongan IV  B  dengan  nomor  atom  82  dan  massa  atom  207,19.  Menurut  Reilly
1991 timbal merupakan unsur yang dapat ditemukan di seluruh media lingkungan.  Jumlahnya  relatif  tidak  terbatas  pada  kulit  bumi,  timbal
dapat  ditemukan  diseluruh  lapisan  bumi.  Penyumbang  pencemaran Timbal  di  udara  berasal  adalah  peleburan  logam,  pabrik  batere,  emisi
bahan bakar dan bensin  beradiktif timbal, emisi industri dan pengunaan timbal untuk pengecetan dan pengelasan. Penyumbang utama timbal dari
tanah  dan  debu  adalah  pembakaran  bahan  bakar  fosil  bahan  bakar bertimbal.
Metabolisme  timbal  didalam  tubuh  belum  diketahui  fungsinya. Konsentrasi  timbal  pada  manusia  yang  menyebabkan  zat-zat  beracun
berkisar  antara  0,2-2,0  mghari  Darmono,  1995.  Kelebihan  timbal dalam  tubuh  dapat  mengakibatkan  kelelahan,  sakit  kepala,  halusinasi,
kemunduran  intelektual,  gusi  berwarna  hitam,  kulit  menjadi  pucat  dan kehilangan berat badan Jorhem, 2003. Sedangkan Effendi dan Effendi
2002  menyatakan  keracunan  timbal  akan  menimbulkan  gejala  rasa
18 logam  di  mulut,  garis  hitam  pada  gusi,  gangguan  pada  saluran
pencernaan,  anoreksia,  muntah-muntah,  kolik,  enchepalitis,  iritabel, perubahan  kepribadian,  kelumpuhan,  dan  kebutaan.  Toksisitas  timbal
pada  manusia  menyebabkan  beberapa  akibat  negatif,  yaitu  timbulnya kerusakan jaringan, terutama jaringan detoksifikasi dan ekskresi hati dan
ginjal, dan mempunyai sifat karsinogenik penyebab kanker. Kelebihan timbal pada manusia juga mempengaruhi metabolisme sel  darah merah,
menghambat enzim biosintesis heme  -amilolevulinate dehydratase dan feeochalatase Jorhem, 2003.
19
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Bahan dan Alat
Nata  de  coco lembaran  diperoleh  dari  petani  nata  de  coco  di  Bogor
dan  Cianjur,  nata  de  coco  kemasan  cup  diperoleh  dari  Pasar  Bogor,  Pasar Gunung  Batu,  Pasar  Anyar,  Pasar  Ciampea,  dan  Pasar  Cibeureum.    Starter
nata  de  coco yang  digunakan  diperoleh  dari  Balai  Besar  Industri  Agro
BBIA.  Proses  pembuatan  stater  nata  dari  BBIA,  kultur  murni  Acetobacter xylinum
diinokulasikan  kedalam  100  ml  media  fermentasi,  fermentasi dilakukan selama 7 hari. Inokulasi dilakukan kembali pada botol kaca 600 ml
dengan  starter  yang  ditambahkan  sebesar  10.  Bahan  lain  yang  digunakan
adalah air kelapa, gula, ZA, asam cuka glacial.
Alat-alat  yang  digunakan  adalah  wadah  plastik,  botol  kaca  600  ml, kertas  sampul  cokelat,  saringan,  erlenmeyer,  gelas  piala,  gelas  ukur,  pipet,
mikropipet, bulp, cawan petri, pHmeter, timbangan, gunting, jangka sorong, kompor, panci, pengaduk, kain, karet, saringan, chromameter, penetrometer,
hemacytometer ,  mikroskop,  dan  ICP-MS  Inductively  Couple  Plasma-Mass
Spectrometry di  Pusat  Pengujian  Mutu  Barang  PPMB  yang  berlokasi  di
Jakarta.
B. Metode Penelitian
Outline metode  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  dapat  di  lihat  pada
Gambar 5.
1. Penelitian Pendahuluan
a Survei  di Petani Nata de coco
Survei  dilakukan  ke  beberapa  pembuat  nata  disebut  petani yang terdapat di daerah Bogor dan Cianjur. Survei dilakukan melalui
kuesioner  dan  wawancara  untuk  mengetahui  formulasi,  proses  yang dilakukan oleh produsen nata, dan pengamatan kondisi sanitasi. Form
survei  yang  diberikan  kepada  petani  dapat  dilihat  pada  Lampiran  2.