tetap  sebesar  Rp 7.262.173.740 atau  mengalami  pertumbuhan sebesar  46,025.
Pada  tahun  2009  biaya  tetap  mengalami pertumbuhan  sebesar  10,14  atau  menjadi  Rp. 7.998.224.018
Pertumbuhan  biaya  tetap  ini  terjadi  karena adanya  kenaikan  harga maupun kebutuhan hotel yang meningkat.
Pertumbuhan  total  biaya  menjadi  negatif  pada  tahun  2007 dan  kembali  meningkat  pada  tahun  2008.  Pada  tahun  2006  total
biaya  sebesar  Rp.  11.654.717.261  dan  menurun  menjadi  Rp. 11.605.426.321  atau  sebesar  0,42.  Kemudian  pada  tahun  2008
sebesar Rp. 16.165.752.765 atau naik sebesar 39,29. Peningkatan biaya yang cukup tinggi pada tahun 2008 dikarenakan aktivitas dan
kebutuhan  hotel  yang  meningkat,  selain  itu  terjadi  kenaikan  harga tiap komponen biaya terkait dengan krisis global. Pada tahun 2009
kembali meningkat
sebesar 4,14
atau menjadi
Rp. 16.835.180.204.
4.3. Pertumbuhan Penjualan Tahun 2006-2009
Pendapatan  operasional  Hotel  Permata  Krakatau  terdiri  dari pendapatan  pihak  afiliasi  dan  pendapatan  pihak  ketiga.  Masing-masing
pendapatan  ini  mencakup  pendapatan  sewa  kamar  dengan  berbagai  tipe kamar,  pendapatan Food  and  Beverage,  pendapatan  telepon,  pendapatan
laundry, meeting room, drug store, dan pendapatan lain-lain. Pendapatan  sewa  kamar  merupakan  pendapatan  yang  diperoleh  dari
pendapatan  atas  sewa  kamar  hotel,  pendapatan Food  and  Beverage merupakan  pendapatan  yang  berasal  dari  restoran  yang  merupakan  fasilitas
penunjang hotel, pendapatan telepon merupakan pendapatan yang diperoleh atas  pemakaian  telepon  oleh  para  pengunjung  atau  penginap  hotel,
pendapatan laundry merupakan pendapatan atas jasa laundry bagi tamu yang menginap  di  hotel,  pendapatan meeting  room adalah  pendapatan  yang
diperoleh dari penyewaan gedung serba guna yang berada di wilayah sekitar hotel  dan  gedung  tersebut  dapat  digunakan  untuk event-event seperti  acara
pernikahan,  rapat,  dan  lain-lain.  Pendapatan drug  store adalah  pendapatan yang diperoleh atas penjualan cinderamata, fotokopi, obat-obatan, minuman,
dan sebagainya. Pendapatan lain-lain bukan merupakan pendapatan inti dari jasa  hotel  yang terdiri  dari  sewa  ruang  kantor travel dan  sewa  ruang  Bank
Niaga.
Tabel 5. Penjualan selama tahun 2006-2009 Rp
Pendapatan 2006
2007 2008
2009
Sewa Kamar 4.966.861.280
4.457.144,064 6.634.415.325
6.655.462.281 Food and Beverage
5.512.137.066 5.597.613.288
7.317.072.950 7.247.387.070
Telepon 177.145.570
127.488.000 61.514.325
37.766.156 Laundry
200.744,701 178.521.926
478.984.150 378.144.894
Meeting room 265.130.458
326.441.084 1.168.288.650
1.106.421.607 Drug Store
51.253.500 73.453.314
120.149.850 106.549.143
Pendapatan Lain-lain 921.144.948
1.014.359.204 1.230.102.425
1.566.119.383
Total Pendapatan 12.094.417.523
11.775.020.880 17.010.527.675
17.097.850.535
Tabel  5  memperlihatkan  bahwa  setiap  tahunnya  pendapatan  sewa kamar mengalami fluktuasi, hal ini tergantung pada tingkat pemakaian sewa
kamar setiap tahunnya. Jika pada tahun 2006, 2008 dan tahun 2009 memiliki pendapatan  yang  lebih  besar  dibandingkan  tahun  2007  disebabkan  pada
tahun  tersebut  tingkat  penyewaan  kamar  sedang  tinggi.  Meningkatnya pendapatan Food  and  beverage disebabkan aktifitas  hotel  yang  meningkat
seiring meningkatnya pengunjung hotel yang datang. Pendapatan  telepon yang menurun setiap  tahunnya  dikarenakan
jumlah pemakaian yang rendah, hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi yang  semakin  hari  semakin  canggih  yaitu  dengan  adanya handphone
sehingga  sebagian  besar  orang  saat  ini  lebih  senang  berkomunikasi  dengan menggunakan handphone karena selain praktis, tarif pulsanya pun juga lebih
murah dibandingkan dengan menggunakan telepon. Namun lain halnya jika pembayaran  telepon  ditanggung  oleh  instansi  terkait  dimana  pengunjung
bekerja di instansi tersebut. Pendapatan laundry mengalami fluktuasi, pada tahun 2006 dan 2008
pedapatan laundry meningkat dikarenakan  penggunaan  jasa laundry bagi tamu yang menginap dalam jangka waktu yang lama long stay atau karena
biaya  laundry  bagi  penginap  yang  biasa laundry-nya  ditanggung  oleh instansi  terkait  sehingga  pemakaian  jasa laundry jauh  lebih  besar
dibandingkan  tahun  2007 dan  tahun  2009. Pendapatan meeting  room terus meningkat setiap  tahun kecuali  pada  tahun  2009, dikarenakan  pada  tahun
2006  sampai  2008 terjadi  banyak  kegiatan  atau event-event seperti  acara pernikahan, rapat, dan lain-lain. Pendapatan lain-lain terdiri dari sewa ruang
kantor  travel  dan sewa  ruang  Bank  Niaga. Selain  itu,  pendapatan  lain  yang diperoleh  dari  Hotel  Permata  Krakatau  berupa  jasa  giro,  bunga  deposito,
laba penjualan aktiva, dan pendapatan lain-lain. Tabel  6  berikut  merupakan pertumbuhan  pendapatan  yang  telah
dicapai Hotel Permata Krakatau selama tahun 2006 sampai 2009. Pada tahun 2006 pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 12.094.417.523 dan mengalami
penurunan  pendapatan  sebesar  Rp.  11.775.020.880  atau  turun  2,64  pada tahun  2007  dan  kembali  meningkat  44,46  pada  tahun  2008  atau  sebesar
Rp.  17.010.527.675. Pada  tahun  2009  pandapatan  hotel  meningkat  sebesar 0,51  atau  sebesar  Rp. 17.097.850.535. Peningkatan  pendapatan  yang
tinggi  di  tahun  2009  dikarenakan  tahun  tersebut  terjadi  peningkatan okupansi yang cukup tinggi terkait dengan masa kampanye pemilu.
Penurunan penjualan yang terjadi pada tahun 2007 akan berpengaruh pada  penurunan  laba  hotel  karena  hotel  tidak  mampu  mencapai  angka
penjualan  yang  ditargetkan. Maka  dari  itu,  diperlukan  suatu  perencanaan penjualan  agar  pendapatan  hotel  terus  meningkat  atau  sesuai  dengan  target
yang ingin dicapai.
Tabel 6. Pertumbuhan penjualan tahun 2006-2009
Pendapatan 2006
2007 2008
2009
Pendapatan Rp 12.094.417.523
11.775.020.880 17.010.527.675
17.097.850.535 Pertumbuhan
- -2,64
44,46 0,51
4.4. Perhitungan BEP