= 4.973.526.265 1– 6.631.900.05611.775.020.880
= Rp. 11.386.739.223
Hasil perhitungan diatas diketahui bahwa BEP tahun 2007 mengalami kenaikan dibanding tahun 2006. Dengan total penjualan
sebesar Rp.
11.775.020.880, total biaya tetap sebesar Rp. 4.973.526.265 dan total biaya variabel sebesar Rp. 6.631.900.056
maka diperoleh BEP sebesar Rp. 11.386.739.223. Angka tersebut menjelaskan bahwa perusahaan tidak mengalami untung ataupun
rugi pada penjualan sebesar Rp. 11.386.739.223. Apabila penjualan lebih besar dari nilai BEP maka perusahaan mengalami keuntungan
tetapi sebaliknya bila penjualan berada di bawah nilai BEP maka perusahaan mengalami kerugian. Diketahui bahwa angka penjualan
pada tahun 2006 sebesar Rp. 11.775.020.880 sudah berada di atas nilai BEP yaitu Rp. 11.386.739.223 sehingga dapat disimpulkan
bahwa pada tahun 2007 perusahaan mengalami keuntungan. Besarnya keuntungan yang diperoleh perusahaan akan dihitung
dibawah ini : Laba sebelum pajak = Total penjualan – total biaya
= 11.775.020.880 – 11.605.426.321 = Rp. 169.594.559
Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa perusahaan pada tahun 2007 memperoleh keuntungan sebesar Rp. 169.594.55
sehingga mampu menutupi biaya variabel dan biaya tetapnya. Namun laba pada tahun 2007 mengalami penurunan dibandingkan
pada tahun 2006 karena angka penjualan tahun 2007 lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2006, serta meningkatnya biaya tetap
yang mengakibatkan perolehan laba menjadi lebih rendah.
4.4.3 Titik Impas Tahun 2008
Berdasarkan data biaya tahun 2008, maka dapat dihitung besarnya penjualan pada Breakeven Point sebagai berikut :
BEP
2008 Rp
= Fixed cost
1– Variable costSales
= 7.262.173.740
1– 8.903.579.02517.010.527.675
= Rp. 15.237.965.937
Seiring dengan kenaikan jumlah penjualan, biaya tetap dan biaya variabel maka nilai BEP untuk tahun 2008 pun mengalami
kenaikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dengan total penjualan sebesar
Rp. 17.010.527.675, total biaya tetap sebesar Rp.
7.262.173.740 dan total biaya variabel sebesar Rp. 8.903.579.025 maka diperoleh BEP sebesar Rp. 15.237.965.937. Angka tersebut
menjelaskan bahwa perusahaan tidak mengalami untung ataupun rugi pada penjualan sebesar Rp. 15.237.965.937. Apabila penjualan
lebih besar dari nilai BEP maka perusahaan mengalami keuntungan tetapi sebaliknya bila penjualan berada di bawah nilai BEP maka
perusahaan mengalami kerugian. Diketahui bahwa angka penjulan pada tahun 2008 sebesar Rp. 17.010.527.675 sudah berada di atas
nilai BEP yaitu Rp. 15.237.965.937 sehingga peusahaan mengalami keuntungan. Besarnya keuntungan yang diperoleh perusahaan akan
dihitung dibawah ini : Laba sebelum pajak = Total penjualan – total biaya
= 17.010.527.675 – 16.165.752.765 = Rp. 844.774.910
Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa perusahaan pada tahun 2008 memperoleh keuntungan sebesar Rp. 844.774.910
sehingga mampu menutupi biaya variabel dan biaya tetapnya. Laba pada tahun 2008 ini mengalami peningkatan yang cukup besar
dibandingkan tahun 2007 karena memiliki angka penjualan yang tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
4.4.4 Titik Impas Tahun 2009
Berdasarkan data realisasi biaya maupun realisasi penjualan tahun 2009, maka dapat dihitung besarnya penjualan pada Breakeven
Point sebagai berikut :
BEP
2009 Rp
= Fixed cost
1– Variable costSales =
7.998.224.018 1– 8.836.956.186 17.097.850.535
= Rp. 16.554.192.927
Kini diketahui bahwa BEP tahun 2009 adalah sebesar Rp. 16.554.192.927. Perusahaan mengalami peningkatan nilai BEP dari
tahun sebelumnya. Diketahui bahwa angka penjualan tahun 2009 adalah sebesar Rp. 17.097.850.535. sudah berada di atas nilai BEP
yaitu Rp.
16.554.192.927 sehingga
peusahaan mengalami
keuntungan. Besarnya keuntungan yang diperoleh perusahaan akan dihitung dibawah ini :
Laba sebelum pajak = Total penjualan – total biaya = 17.097.850.535 – 16.835.180.204
= Rp. 262,670,331 Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa perusahaan
pada tahun 2009 memperoleh keuntungan sebesar Rp. 262.670.331 sehingga mampu menutupi biaya variabel dan biaya tetapnya.
Namun laba yang diperoleh pada tahun 2009 jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2008 yang mencapai Rp. 844.774.905. Maka
dari itu, diperlukan suatu perencanaan penjualan agar pendapatan hotel terus meningkat atau sesuai dengan target yang ingin dicapai
dalam upaya peningkatan perolehan laba.
4.5. Analisis Breakeven Point untuk perencanaan penjualan