2.1.2.3. Jenis SUKUK
Menurut Direktorat Pengelolaan Utang Departemen Keuangan, jenis-jenis Sukuk yang telah mendapatkan endorsement dari AAOIFI yaitu:
1. Sukuk Ijarah, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad
Ijarah di mana satu pihak bertindak sendiri atau melalui wakilnya menjual atau menyewakan hak manfaat atas suatu aset kepada pihak lain berdasarkan harga
dan periode yang disepakati, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan aset itu sendiri. Sukuk Ijarah dibedakan menjadi Ijarah Al Muntahiya Bittamliek Sale
and Lease Back dan Ijarah Headlease and Sublease. Gambar 2.1 berikut
menunjukkan ringkasan sederhana skema struktur generik sukuk ijarah.
Sumber : Direktorat Jendral Pembiayaan Utang, 2012 diolah
Gambar 2.1. Skema Sukuk Ijarah
Keterangan : 1. SPV dan Obligor melakukan transaksi jual-beli aset, disertai dengan Purchase
and Sale Undertaking di mana obligor menjamin untuk membeli kembali aset
Emiten Obligor SPV Penerbit
Investor Penjualan aset
1 Penerbitan Sukuk
2 Penyewaan kembali asset
3
4
Purchase and Sale Undertaking
5
dari SPV, dan SPV wajib menjual kembali aset kepada obligor, pada saat sukuk jatuh tempo atau dalam hal terjadi default.
2. SPV mendistribusikan penerbitan sukuk kepada investor untuk membiayai pembelian aset.
3. Pemerintah menyewa kembali aset dengan melakukan perjanjian sewa Ijara Agreement
dengan SPV untuk periode yang sama dengan tenor sukuk yang diterbitkan. Berdasarkan servicing agency agreement, Obligor ditunjuk
sebagai agen yang bertanggung jawab atas perawatan aset 4. Obligor membayar sewa Imbalan secara periodik kepada SPV selama masa
sewa. 5. SPV melalui agen yang ditunjuk akan mendistribusikan imbalan kepada para
investor. 6. Pada saat jatuh tempo, SPV melakukan penjualan kembali aset kepada obligor
senilai nominal sukuk. Kemudian hasil penjualan aset tersebut digunakan SPV untuk melunasi sukuk kepada investor.
2. Sukuk Musyarakah, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau
akad Musyarakah di mana dua pihak atau lebih bekerjasama menggabungkan modal untuk membangun proyek baru, mengembangkan proyek yang telah ada,
atau membiayai kegiatan usaha. Keuntungan maupun kerugian yang timbul ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal masing-masing
pihak.
3. Sukuk Mudharabah, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau