Titik Leleh Glukosamin Hidroklorida GlcN HCl

digantikan oleh ikatan jenuh tunggal dari unit monomer tunggal yang terbuka dari sisi lainnya sehingga membentuk satu rantai panjang berulang yang terdiri atas unit-unit monomer Brinson dan Brinson 2008. Waktu yang diperlukan untuk hidrolisis glukosamin pada penelitian ini hanya 1 jam karena proses pemutusan ikatan kitosan menjadi glukosamin berlangsung lebih cepat dengan adanya pengaruh tekanan. Tanpa adanya perlakuan kombinasi tekanan dan suhu, proses hidrolisis glukosamin akan cenderung lambat.

4.2.5 Titik Leleh Glukosamin Hidroklorida GlcN HCl

Hasil analisis titik leleh menunjukkan titik leleh GlcN berkisar pada suhu 190-193 o C. Hal ini menunjukkan bahwa GlcN hasil pembuatan lebih bersih. Semakin banyak pengotor atau zat asing yang terkandung dalam glukosamin maka titik leleh akan semakin menurun. Kisaran nilai titik leleh glukosamin hidrolisis sesuai dengan penelitian Kralovec dan Barrow 2008 yakni 190-194 o C. Titik leleh hasil pembuatan juga lebih baik dari penelitian Afridiana 2011 yang berkisar antara 187-189 o C pada penggunaan asam 37. Mojarrad et al. 2007 menpembuatan glukosamin hidroklorida dengan titik leleh 190-192 o C pada penggunaan konsentrasi asam 32. Kisaran titik leleh glukosamin hidroklorida hasil hidrolisis ditunjukkan oleh Tabel 5. Tabel 5 Kisaran suhu titik leleh glukosamin hidroklorida Tabung kapiler Kisaran suhu o C 1 190,0-192,0 2 190,0-192,0 3 191,0-193,0 Rata-rata 191,3 4.2.6 Spektrum Glukosamin Hidroklorida GlcN HCl Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menetukan tingkat keberhasilan hidrolisis glukosamin hidroklorida ialah dengan menggunakan analisis FTIR. Analisis FTIR memanfaatkan sinar infra merah pada kisaran bilangan gelombang 800-4000 cm -1 . Hasil pengujian FTIR glukosamin hidroklorida hasil hidrolisis dapat dilihat pada Lampiran 1-3. Hasil pengukuran spektrum FTIR menunjukkan bahwa spektrum GlcN HCl standar Lampiran 1 memperlihatkan gugus OH- yang dominan dengan garis lebar dan kuat pada bilangan gelombang 3066 cm -1 sedangkan pada GlcN HCl hasil hidrolisis Lampiran 2 menunjukkan gugus OH- yang dominan pada bilangan gelombang 3000-3263 cm -1 . Brugnerotto 2001 menambahkan bahwa monomer GlcN HCl akan menunjukkan gugus OH- pada 3350 cm -1 sedangkan apabila berbentuk polimer gugus OH- semakin mendekati 3450 cm -1 . Gugus N-H yang dominan yaitu pada glukosamin hasil hidrolisis adalah 3333 cm-1. Spektrum tersebut hampir mirip dengan Mojarrad et al. 2007 yaitu 3333-3380 cm -1 . Pita serapan gugus N-H amida primer ditunjukkan pada 1635 cm -1 sedangkan pita serapan amida sekunder berada pada bilangan 1566 cm -1 . Pada bentuk sampel padat. pita amida primer berada pada kisaran bilangan gelombang 1640-1620 cm -1 dan pita amida sekunder berada pada daerah bilangan 1550 cm -1 Pavia et al. 2009. Pita serapan juga menunjukkan nilai yang hampir sama dengan hasil penelitian Mojarrad et al. 2007 yakni 1535-1583 cm -1 . Pita serapan gugus C-N GlcN HCl hasil hidrolisis ditunjukkan pada bilangan gelombang 1381 cm -1 sedangkan pada standar 1288 cm -1 . Nilai hidrolisis ini hampir mendekati literatur bahwa pita serapan C-N ditunjukkan pada 1394 cm -1 Mojarrad et al. 2007. Secara keseluruhan pita serapan gugus khas pada GlcN hasil hidrolisis menunjukkan kemiripan dengan GlcN HCl standar dan hasil penelitian lainnya namun masih terdapat sedikit selisih pada bilangan gelombang yang ditampilkan. Hal ini dapat terjadi karena adanya range nilai serapan gelombang setiap gugus fungsi. Sedikit perbedaan serapan gelombang pada standar dan sampel dianggap normal atau wajar selama bilangan gelombang yang diserap sampel masih berada dalam range bilangan gelombang gugus fungsinya.

4.3 Keunggulan Pembuatan GlcN HCl dengan Autoklaf