J Definisi Operasional METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 J

enis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik berupa data hasil survei Potensi Desa Kota Bogor tahun 2011, Kota Bogor Dalam Angka 2010, Kecamatan Bogor Selatan Dalam Angka 2010, Kecamatan Bogor Timur Dalam Angka 2010, Kecamatan Bogor Utara Dalam Angka 2010, Kecamatan Bogor Tengah Dalam Angka 2010, Kecamatan Bogor Barat Dalam Angka 2010, Kecamatan Tanah Sareal Dalam Angka 2010 dan Data Industri Besar Sedang Kota Bogor 2011.

4.2 Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan analilsis deskriptif dan analisis kuantitatif untuk menganalisis hubungan antar sumberdaya wilayah yang tersedia. Alat analisis yang digunakan adalah analisis Scalogram untuk mengidentifikasi kelengkapan fasilitas suatu wilayah, dan metode korelasi peringkat Spearman untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel yang dianalisis.

3.2.1 Analisis Scalogram

Analisis Scalogram bertujuan untuk mengidentifikasi kota-kota yang dapat dikelompokkan menjadi pusat-pusat pertumbuhan berdasarkan fasilitas kota yang tersedia Blakely, 1989. Semakin lengkap fasilitas pelayanan yang diberikan,semakin tinggi tingkatan kota tersebut dan dapat dikatakan sebagai pusat pertumbuhan. Dalam analisis scalogram, klasifikasi kota didasarkan pada 3 komponen fasilitas dasar yang dimiliki, yaitu: 1. Differentiation adalah fasilitas yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi. Fasilitas ini menunjukkan bahwa adanya struktur kegiatan ekonomi lingkungan yang kompleks, jumlah dan tipe fasilitas komersial akan menunjukkan derajat ekonomi kawasankota dan kemungkinan akan menarik sebagai tempat tinggal dan bekerja. Fasilitas differentiation yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pasar, bank dan Bank Perkreditan Rakyat BPR. 2. Solidarity adalah fasilitas yang berkaitan dengan aktivitas sosial. Fasilitas ini menunjukkan tingkat kegiatan sosial dari kawasankota. Fasilitas tersebut dimungkinkan tidak seratus persen merupakan kegiatan sosial namun pengelompokan tersebut masih dimungkinkan jika fungsi sosialnya relatif lebih besar dibandingkan sebagai kegiatan usaha yang berorientasi pada keuntungan benefit oriented. Fasilitas solidarity dalam penelitian ini adalah fasilitas pendidikan yang meliputi SD, SMP dan SMA, fasilitas kesehatan yang meliputi rumah sakit, rumah sakit bersalin, poliklinik, tempat praktek dokter, tempat praktek bidan, tempat praktek dokter gigi, puskesmas, posyandu, apotik dan laboratoium kesehatan. 3. Centrality adalah fasilitas yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi- politikpemerintahan. Fasilitas ini menunjukkan bagaimana hubungan dari masyarakat dalam sistem kotakomunitas. Sentralitas ini diukur melalui perkembangan hirarki dari institusi sipil, misalnya kantor pos, kantor pemerintahan dan sejenisnya. Fasilitas centrallity yang digunakan dalam penelitian ini adalah kantor kelurahan, kantor kecamatan, kantor walikota dan kantor pos. Cara pembuatan tabel scalogram untuk melihat hierarki kecamatan adalah sebagai berikut: 1. Kecamatan-kecamatan diurutkan berdasarkan peringkat jumlah penduduk. 2. Susun kembali urutannya berdasarkan jumlah jenis fasilitas yang dimiliki kecamatan tersebut. 3. Fasilitas-fasilitas disusun urutannya berdasarkan jumlah wilayah yang memiliki jenis fasilitas tersebut. 4. Peringkat jenis fasilitas disususn urutannya berdasarkan jumlah total unit fasilitas. 5. Terakhir, peringkat kecamatan disusun urutannya berdasarkan jumlah total unit fasilitas yang dimiliki masing-masing wilayah tersebut.

3.2.2 Metode Korelasi Peringkat Spearman

Metode Korelasi Peringkat Spearman Spearman’s Rank Correlation digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel yang dianalisis. Notasi matematis dari uji korelasi peringkat Spearman dapat dinyatak sebagai berikut: ∑ 3.1 Dimana: r s : nilai koefisien korelasi d i : selisih peringkat untuk x dan y n : jumlah sampeldata Nilai r s dapat terjadi antara -1 sampai +1. Nilai +1 atau -1 menunjukkan adanya hubungan yang sempurna antara variabel x dan y, dimana tanda + artinya pemberian peringkat itu sejalan, sedangkan tanda minus berarti bertolak belakang. Bila r s mendekati nol, kedua peubah tidak berkorelasi. Hasil uji korelasi peringkat spearman dapat dilihat dari tingkat keeratan hubungan antar variabel, secara lengkap dapat dilihat dari Tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.1 Tingkat Keeratan Hubungan Antarvariabel dari Uji Korelasi Spearman | | Kategori 0 ≤ r s 0.2 0.2 ≤ r s 0.5 0.5 ≤ r s 0.8 0.8 ≤ r s 1.0 Tidak erat Cukup erat Erat Sangat erat Sumber: Walpole, 1982

3.3 Definisi Operasional

1. Potensi pertanian merupakan potensi pertanian kecamatan yang terdiri dari luas lahan pertanian, banyaknya ternak dan produksi perikanan. 2. Luas lahan pertanian meliputi luas lahan pertanian sawah dan non sawah. 3. Potensi Peternakan meliputi banyaknya ternak yang diusahakan meliputi ternak sapi perah, sapi potong, kerbau, kuda, domba, kambing, domba, ayam kampung, ayam petelur, ayam pedaging, dan itik. 4. Potensi Perikanan meliputi produksi ikan yang diusahakan di kolam air deras, kolam air tenang, sawah, dan keramba. 5. Potensi Industri meliputi jumlah industri pengolahan yang ada di setiap kecamatan dan jumlah tenaga kerja yang terserap oleh industri tersebut. 6. Potensi Perdagangan terdiri dari banyaknya jumlah KUD, pertokoan, pusat perbelanjaan dan toko kelontong. Khusus untuk pusat perbelanjaan dilakukan pembobotan, karena satu pusat perbelanjaan terdiri dari ratusan kios. Pembobotan dilakukan dengan mengalikan satu unit pusat perbelanjaan dengan 100. 7. Potensi Hotel terdiri dari hotel yang ada di setiap kecamatan baik hotel berbintang maupun hotel melati. Nilai hotel dihitung berdasarkan jumlah kamar yang dimiliki. 8. Potensi Restoran merupakan jumlah restoran, rumah makan dan kedai makanan yang ada di setiap kecamatan. Khusus jumlah restoran dan rumah makan dilakukan pembobotan. Pembobotan dilakukan dengan mengalikan satu unit restoran dengan 10. 9. Fasilitas Pendidikan merupakan jumlah sekolah yang ada di setiap kecamatan baik SD, SMP maupun SMA. Nilai yang digunakan adalah daya tampung sekolah yang diperoleh dengan membagi jumlah murid dengan jumlah sekolah. 10. Fasilitas kesehatan terdiri dari rumah sakit, rumah sakit bersalin, poliklinik, tempat praktek dokter umum, tempat praktek dokter gigi, tempat praktek bidan, puskesmas, posyandu yang dinilai sesuai jumlah tempat tidur yang ada di tempat tersebut dan apotik serta laboratorium kesehatan. 11. Fasilitas pemerintahan terdiri dari banyaknya kantor kelurahan, kantor kecamatan, kantor walikota dan kantor DPRD. 12. Fasilitas perekonomian terdiri dari banyaknya pasar, bank umum dan Bank Perkeditan Rakyat BPR. 13. Fasilitas transportasi terdiri dari jumlah stasiun dan terminal yang ada di setiap kecamatan. 14. Fasilitas Ibadah terdiri dari banyaknya masjid, musholla, gereja, pura dan vihara yang ada di setiap kecamatan. 15. Fasilitas Telekomunikasi terdiri dari banyaknya warnet dan wartel yang ada di setiap kecamatan. 16. Peringkat dari masing-masing potensi ditentukan dengan skoring berdasarkan jumlah terbesar menempati peringkat pertama dan seterusnya. Jika ada lebih dari dua observasi yang memiliki jumlah yang sama, maka penetapan skoring adalah rata-rata peringkat.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Kondisi Geografis

Kota Bogor adalah salah satu kota yang berada dibawah wilayah administratif Provinsi Jawa Barat dan hanya berjarak lebih kurang 60 Km dari ibu kota Indonesia, Jakarta. Kota dengan luas 11.850 Km 2 ini dihuni lebih dari 950.334 jiwa yang tersebar di enam kecamatan dan 68 kelurahan, dengan batas sebagai beikut: Tabel 4.1 Tabel Batas Wilayah Kota Bogor Batas Wilayah Utara Wilayah Kecamatan Kemang, Kecamatan Bojong Gede dan Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Selatan Wilayah Kecamatan Cijeruk, dan Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Timur Wilayah Kecamatan Sukaraja, dan Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor. Barat Wilayah Kecamatan Darmaga, dan Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Sumber: Kota Bogor Dalam Angka, 2010 Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43’30”BT 106 derajat 51’00”BT dan 30’30”LS –6 derajat 41’00”LS serta mempunyai ketinggian rata-rata minimal 190 meter, maksimal 350 meter. Di Kota Bogor mengalir beberapa sungai yang permukaan airnya jauh di bawah permukaan, yaitu: Sungai Ciliwung, Cisadane,