4.2 Analisis Hirarki Potensi Wilayah
Pembangunan wilayah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam wilayah tersebut melalui pemanfaatan sumber daya wilayah
yang dimiliki baik sumber daya alam, sumber daya manusia maupun sumber daya buatan. Perbedaan ketiga sumber daya tersebut menimbulkan perbedaan
pertumbuhan pembangunan antar wilayah.
4.2.1 Hirarki Potensi Pertanian
Analisis hirarki potensi pertanian menggunakan batasan administratif kecamatan sebagai satuan wilayah analisis. Komponen yang digunakan dalam
penentuan hirarki potensi ini adalah luas lahan petanian sawah dan nonsawah untuk sektor petanian, jumlah ternak yang diusahakan meliputi ternak besar sapi,
kerbau dan kuda, ternak kecil kambing dan domba untuk sektor peternakan besar kecil dan ternak unggas ayam kampung, ayam petelur, ayam pedaging, dan
itik manila untuk sektor peternakan unggas, serta jumlah produksi ikan yang diusahakan baik yang diusahakan di kolam air tenang, kolam air deras, sawah
maupun di keramba. Nilai sektor ini dapat dilihat di lampiran 1. Tabel 4.5 menunjukkan nilai potensi yang diperingkatkan pada setiap sub sektor.
Kecamatan dengan jumlah potensi terbanyak mendapat peringkat pertama dan seterusnya. Peringkat total terkecil menunjukkan bahwa kecamatan tersebut
memiliki sumber daya terbanyak.
Tabel 4.6 Peringkat Potensi Pertanian menurut Kecamatan di Kota Bogor
Ke ca
m atan
P erta
nian P
eter na
ka n
B esa
r K ec
il
P eter
na ka
n Ungga
s P
erika na
n Tota
l P
eringka t
Bogor Selatan 1
3 1
3 8
1 Bogor Timur
4 5
5 1
15 4,5
Bogor Utara 2
4 4
5 15
4,5 Bogor Tengah
6 6
6 6
24 6
Bogor Barat 3
2 2
4 11
2,5 Tanah Sareal
5 1
3 2
11 2,5
Sumber: BPS Kota Bogor, 2011, diolah
Berdasarkan Tabel 4.6, kecamatan yang memiliki potensi pertanian terbesar adalah Kecamatan Bogor Selatan disusul Kecamatan Tanah Sareal dan
Gambar 4.2. Potensi Pertanian menurut Kecamatan di Kota Bogor
Kecamatan Bogor Barat. Kecamatan Bogor Selatan memiliki luas wilayah yang cukup besar dibanding kecamatan lainnya dan penggunaan wilayahnya masih
berbasis pertanian. Luas wilayah Kecamatan Bogor Selatan sebesar 2.926,7 Km
2
, dimana 46,52 persen merupakan lahan pertanian. Sedangkan Kecamaan Bogor
Barat dan Kecamatan Tanah Sareal masing-masing memiliki luas wilayah sebesar 3.134 Km
2
dan 2.030,7 Km
2
, dimana luas lahan pertanian masing-masing sebesar 10,64 persen dan 1,01 persen. Di kecamatan Bogor Selatan telah dikembangkan
padi organik di Kelurahan Mulyaharja dan budidaya anggrek di Kelurahan Cipaku. Di kecamatan Tanah Sareal dikembangkan jambu biji getas merah
organik dan produk olahan talas Bogor. Kelurahan Situ Gede dan Kelurahan Sindangbarang, Kecamatan Bogor Barat, juga mengembangkan padi organik.
Sedangkan. peringkat terendah adalah Kecamatan Bogor Tengah yang penggunaan lahannya sudah lebih difokuskan pada sarana perkotaan, seperti
pertokoan, bank dan sebagainya, sehingga lahan pertaniannya hanya sedikit. Potensi peternakan terbesar ada di Kecamatan Tanah Sareal. Di kecamatan
ini diusahakan sapi potong sebanyak 643 ekor, 2.783 ekor kambing dan 5.566 ekor domba. Sedangkan untuk peternakan unggas, Kecamatan Bogor Selatan
menempati urutan pertama karena banyaknya unggas yang diusahakan di kecamatan ini yang meliputi ayam kampung sebanyak 105.155 ekor yaitu di
Kelurahan Lawanggintung, Kelurahan Muarasari dan Kelurahan Harjasari, ayam ras potong sebanyak 140.358 ekor yaitu di Kelurahan Ranggamekar dan
Kelurahan Bojongkerta dan itik sebanyak 1.932 ekor yaitu di Kelurahan Mulyaharja.
Potensi perikanan terbesar terdapat di Kecamatan Bogor Timur karena di kecamatan ini diusahakan ikan kolam air deras dengan produksi yang cukup
tinggi yaitu sebesar 751.690 kg yaitu Kelurahan Katulampa yang memang terdapat
bendungan besar
yaitu Bendungan
Katulampa.
4.2.2 Hirarki Potensi Industri