bentang alam yang berbeda. Survei ini juga dapat dilakukan dengan bantuan interpretasi foto udara atau citra satelit, dengan intensitas pengamatan yang sangat
rendah. Skala bervariasi dari 1:500.000 hingga 1:1.000.000. Peta tanah tinjau, umumnya peta ini dibuat pada skala 1:250.000. Satuan
peta didasarkan atas satuan tanah-bentuk lahan atau sistem lahan yang didelineasi melalui interpretasi foto udara dan atau citra satelit. Pengamatan di lapangan
kurang lebih 1 untuk 12,5 km
2
. Peta tanah semi-detil, peta ini umumnya dibuat dengan skala 1:50.000,
dengan intensitas pengamatan sekitar 1 untuk setiap 50 hektar, tergantung dari kerumitan bentang lahan. Biasanya dilakukan dengan sistem grid yang dibantu
oleh hasil interpretasi foto udara dan citra satelit. Peta ini memberi gambaran tentang potensi daerah secara lebih terperinci serta dapat menunjukkan lokasi
proyek yang akan dilaksanakan. Peta tanah detil, peta ini biasanya dibuat dengan skala 1:25.000 dan
1:10.000 serta ditujukan untuk mempersiapkan pelaksanaan suatu proyek termasuk proyek konservasi tanah sehingga informasi sifat dan ciri tanah
diuraikan sedetil mungkin. Jumlah pengamatan untuk tanah adalah sekitar 1 untuk setiap 2 ha sampai 12,5 ha.
Peta tanah sangat detil, peta tanah ini mempunyai skala 1:10.000. Pengamatannya 2 atau lebih untuk setiap hektarnya. Peta ini ditujukan untuk
penelitian khusus, misalnya untuk petak percobaan pertanian guna mempelajari variabilitas respons tanaman terhadap pemupukan atau perlakuan tertentu dan
lain-lain Rayes, 2006.
2.5.3. Pendekatan Metode Survei Tanah
Terdapat 3 macam pendekatan metode survei tanah, yaitu metode grid, sistem fisiografi dengan bantuan interpretasi foto udara, dan grid bebas yang
merupakan penerapan gabungan dari kedua pendekatan tersebut. Metode survei grid biasa disebut juga metode grid kaku. Skema pengambilan contoh tanah secara
sistematik dirancang dengan mempertimbangkan kisaran spasial autokorelasi yang diharapkan. Jarak pengamatan dibuat secara teratur pada jarak tertentu untuk
seluruh daerah survei. Pengamatan tanah dilakukan dengan pola teratur dan jarak
pengamatan tergantung dari skala peta. Survei grid ini sangat cocok diterapkan pada daerah yang posisi pemetanya sukar ditentukan dengan pasti.
Keuntungan dari metode survei grid ini diantaranya tidak memerlukan penyurvei yang berpengalaman karena lokasi titik-titik pengamatan sudah diplot
pada peta rencana pengamatan, sangat baik diterapkan pada daerah yang luas yang memerlukan penyurvei dalam jumlah besar, cukup teliti dalam menentukan batas
satuan peta tanah pada daerah survei yang relatif datar, dan dapat mengurangi sejumlah sifat tanah pada suatu variasi yang menggambarkan proporsi yang besar
dari data yang tersedia. Kerugian dari metode survei grid ini antara lain memerlukan waktu yang lama, pemanfaatan seluruh titik-titik pengamatan
sehingga tidak efektif, sebagian lokasi pengamatan tidak mewakili satuan peta yang dikehendaki.
Metode selanjutnya adalah metode survei fisiografi. Survei ini diawali dengan melakukan interpretasi foto udara IFU untuk mendelineasi landform
yang terdapat di daerah survei, diikuti dengan pengecekan lapangan terhadap komposisi satuan peta, biasanya hanya di daerah pewakil. Survei ini umumnya
diterapkan skala 1:50.000 - 1:200.000. Metode ini hanya dapat diterapkan jika tersedia foto udara yang berkualitas tinggi. Batas satuan peta sebagian besar atau
seluruhnya didelineasi dari hasil IFU. Metode yang terakhir adalah metode grid bebas fleksibel. Metode ini
merupakan perpaduan metode grid kaku dan metode fisiografi. Metode ini diterapkan pada survei detil hingga semi-detil, foto udara berkemampuan terbatas
dan di tempat-tempat yang orientasi di lapangan cukup sulit dilakukan. Pengamatan lapangan dilakukan seperti pada grid-kaku, tetapi jarak pengamatan
tidak perlu sama dalam dua arah, tergantung fisiografi daerah survei. Dengan demikian kerapatan pengamatan disesuaikan menurut kebutuhan skala survei yang
dilaksanakan serta tingkat kerumitan pola tanah di lapangan Rayes, 2006.
2.6. Konsep dan Dasar-dasar Klasifikasi Landform