muncul pada kategori subgroup. Hal ini tidak dapat diprediksi dari homogenitas landform.
Gambar 13 menyajikan sebaran pedon berikut klasifikasi yang terdapat pada landform B.3 warna biru kelabu. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa
pedon yang dijumpai di bagian utara Karawang didominasi oleh order Inceptisol yang memiliki kelembaban aquic dan letak pedonnya dijumpai dalam poligon
yang berbeda. Meskipun demikian, pada daerah ini terdapat 2 pedon dengan order Entisol yang hanya dijumpai pada sebagian kecil saja landform B.3 daerah
Karawang bagian utara. Hasil uraian tersebut, dapat diketahui bahwa delineasi landform kedalam landform B.3 tidak sertamerta dapat mendelineasi satuan tanah
yang terdapat dalam satuan landform B.3.
4.2.3. Grup Landform Karst K
Menurut Bloom 1979 karst adalah bentuk permukaan bumi yang terbentuk akibat adanya proses pelarutan batuan yang melibatkan air sebagai
pelarut alaminya. Karst juga didefinisikan sebagai bentang lahan yang kering, di mana proses drainase lebih dominan terjadi di bawah permukaan tanah dari pada
terjadi pada permukaan bumi. Landform karst menurut Marsoedi et al. 1997 adalah landform yang
didominasi oleh bahan batu gamping keras dan masif, pada umumnya keadaan topografi daerah tidak teratur. Landform ini terbentuk terutama karena proses
pelarutan bahan batuan penyusun, dengan terjadinya antara lain : sungai di bawah tanah, gua-gua dengan stalaktit dan stalagmit, sinkhole, doline, uvala, polje, dan
tower karst. Terdapat 8 satuan landform yang termasuk ke dalam landform karst Tabel
4. Landform K.3 merupakan unit landform karst yang memiliki pedon pewakil terbanyak dengan jumlah pedon sebanyak 4 pedon. Atas dasar tersebut,
landform K.3 menjadi contoh studi kasus gambaran tingkat homogenitas dan heterogenitas karakteristik dan klasifikasi tanah pada landform karst.
Tabel 15. Sebaran Landform K.3 dengan Karakteristik Tanah di Dalamnya
Data Site Tebal
avr clay Avr pH
Avr C Avr KTK
Avr KTK liat Avr KB
lokasi ID
Iklim Bi+umur
Subgrup Relief
m dpl Solum
A B
AB A
B A
B A
B A
B A
B
Besi AK 088
C cT
Lithic Argiustolls r
15 42
82,00 76,00
1,08 7,50
7,50 7,30
4,71 72,24
61,87 88,10
81,41 109,00
110,00 Oesao
TB 201 C
cT Lithic Haplustolls
c 350
22 12,20
7,50 0,98
66,22 542,79
100,00 Besi
UY 015 C
cT Typic Haplusterts
r 110
76 65,00
73,00 0,89
7,80 7,97
3,78 1,91
50,78 51,46
78,12 70,58
95,00 121,33
Oesao TB 120
C cT
Typic Haplustolls c
350 38
42,90 16,80
2,55 7,60
7,80 11,24
7,29 47,13
45,70 109,86
272,02 100,00
100,00 Kolom A dan B menunjukkan jenis horison horison A dan horison B
Kolom AB menunjukkan rasio perbadingan antara horison A dengan horison B
Landform K.3 adalah landform perbukitan karst. Landform K.3 ini merupakan wilayah karst dengan relief perbukitan. Tabel 15 menunjukkan
sebaran landform K.3 beserta karakteristik tanah pencirinya yang dijumpai pada 2 lokasi survei LREPP II, yaitu Besikama dan Oesao NTT. Landform K.3 ini
tersebar pada lokasi-lokasi yang beriklim tipe C CH1500 mmth. Bahan induk penyusun tanah yang dijumpai berbahan induk batu gamping
tersier cT. Landform K.3 yang dijumpai memiliki bentuk relief r bergelombangrolling dengan slope 8-15 dan bentuk relief c berbukit
kecilhillocky dengan slope 15-30 . Secara umum landform K.3 yang dijumpai berada pada daerah ketinggian dataran rendah 700 m dpl.
Tebal solum pada tanah-tanah yang dijumpai tergolong tipis dan bervariasi mulai dari ketebalan 22 cm sampai 76 cm. Kandungan liat pada tanah-tanah yang
dijumpai menunjukkan keragaman pada sifat tekstur tanahnya. Selain itu pengaruh bahan induk berkapur sangat mempengaruhi pada karakteristik pH
didalamnya, nilai pH berkisar antara 7,50 sampai 7,80 yang menandakan pH cukup tinggi. Selain itu juga untuk nilai KTK dan KB pada tanah-tanah yang
dijumpai tergolong tinggi. Klasifikasi tanah yang ditunjukkan pada Tabel 15 masih cukup beragam.
Keberagaman klasifikasi tanah tidak hanya terjadi pada tingkat subgroup dalam order yang sama, bahkan keberagaman tanah pada order yang berbeda pun masih
dijumpai pada Landform ini. Unsur pembentuk landform K.3 sudah dapat dikatakan homogen, faktor perbedaan relief pada landform inilah yang menjadi
salah satu faktor yang masih belum homogen, sehingga masih terdapat keragaman klasifikasi tanah yang dijumpai pada landform ini. Keragaman yang terjadi dapat
diduga dari teori pembentuk tanah melalui faktor lereng, sehingga apabila landform K.3 didelineasi lagi berdasarkan lereng, maka tidak menutup
kemungkinan perbedaan klasifikasi dapat didelineasi. Tabel 16, menunjukkan ringkasan klasifikasi tanah pada landform K.3
yang sudah dikelompokan berdasarkan iklim dan bahan induk yang sama. Terdapat dua order klasifikasi tanah yang dijumpai yaitu order Mollisol dan
Tabel 16. Pengelompokan Klasifikasi Tanah berdasarkan Bahan Induk dan Iklim
pada Landform K.3
BI+U Iklim
Order Suborder
Great Grup Subgrup
cT C
Vertisol Ustert
Haplustert Typic Haplusterts
Mollisol Ustoll
Argiustoll Lithic Argiustolls
Haplustoll Lithic Haplustolls
Typic Haplustolls
Vertisol. Kedua order tersebut mempunyai kesamaan pada kategori suborder yaitu munculnya regim kelembaban ustic pada kategori suborder.
Dari nama klasifikasi tanah pembentuk subgroup, dapat diperkirakan bahwa tanah yang dijumpai pada landform ini mempunyai kedalaman solum yang
beragam. Terbukti dengan munculnya nama Lithic dan Typic sebagai unsur pembentuk subgroup. Hal ini menggambarkan bahwa tanah pada daerah tersebut
ada yang memiliki solum dangkal dan ada juga yang memiliki solum yang dalam, sehingga untuk kedalaman solum ini sulit untuk diprediksi. Adanya keragaman
tersebut diduga terjadi akibat proses pelarutan pada bahan induk kapur. Semakin murni bahan induk kapur maka semakin tipis solum tanah yang dapat terbentuk
begitu pula sebaliknya. Tanah-tanah yang dijumpai pada landform K.3 ini umumnya sangat
dipengaruhi oleh bahan induk batu gamping Vertisol Mollisol. Sehingga tanah yang muncul mempunyai pH yang basa akibat adanya pengaruh kandungan
Ca tinggi yang terdapat dalam bahan induk batu gamping Tabel 16. Delineasi landform ke dalam landform K.3 masih belum dapat mendelineasi satuan tanah
yang terdapat dalam satuan landform K.3. Walaupun dari segi bahan induk dan iklim sudah homogen, diduga faktor relief lerenglah yang mengakibatkan masih
tetap dijumpainya klasifikasi tanah yang beragam pada landform ini.
4.2.4. Grup Landform Marin M