Landform Utama LREPP II

2.6.5.1. Landform Utama LREPP II

Grup Aluvial A, landform muda recent dan subrecent yang terbentuk dari proses fluvial aktivitas sungai, koluvial gravitasi, atau gabungan dari proses fluvial dan koluvial. Grup Marin M, landform yang terbentuk dari proses marin, baik yang bersifat konstruktif pengendapan maupun destruksi abrasi. Daerah yang terpengaruh air permukaan yang bersifat asin secara langsung ataupun daerah pasang-surut tergolong dalam landform marin. Grup Fluvio-Marin B, landform yang terbentuk oleh gabungan dari proses fluvial dan marin. Keberadaan landform ini dapat terbentuk pada lingkungan laut berupa delta ataupun di muara sungai yang terpengaruh langsung oleh aktivitas laut. Grup Gambut G, landform yang terbentuk di daerah rawa baik rawa pedalaman maupun maupun di daerah dataran pantai dengan akumulasi bahan organik yang cukup tebal. Landform ini dapat berupa kubah dome maupun bukan kubah. Grup Eolin E, landform yang terbentuk oleh proses pengendapan bahan halus pasir, debu yang terbawa angin. Grup Karst K, landform yang didominasi oleh bahan batu gamping keras dan masif, pada umumnya keadaan topografi daerah tidak teratur. Landform ini terbentuk terutama karena proses pelarutan bahan batuan penyusun, dengan terjadinya antara lain : sungai di bawah tanah, gua-gua dengan stalaktit dan stalagmit, sinkhole, doline, uvala, polje, dan tower karst. Grup Volkanik V, landform yang terbentuk karena aktivitas volkan atau gunung berapi. Landform ini terutama dicirikan dengan adanya bantukan kerucut volkan, aliran lahar, lava ataupun wilayah yang merupakan akumulasi bahan volkanik. Grup Tektonik dan Struktural T, landform yang terbentuk sebagai akibat dari proses tektonik orogenesis dan epirogenesis berupa proses angkatan, lipatan, dan atau patahan. Umumnya Landform ini mempunyai bentukan yang ditentukan oleh proses-proses tersebut dan karena sifat litologinya struktural. Grup Aneka X, bentukan alam atau hasil kegiatan manusia yang tidak termasuk dalam grup yang telah diuraikan di atas, misalnya : lahan rusak, singkapan batuan, penambangan, penggalian, landslide, wilayah sangat berbatu, dan lain-lain Marsoedi et al., 1997.

2.6.6. Kerangka Acuan LREPP II