2.4. Karakteristik Tanah untuk Klasifikasi
Sejumlah sifat tanah merupakan kunci dalam pengklasifikasian tanah. Sifat-sifat tanah tersebut dapat dikelompokan ke dalam sifat morfologi yang dapat
diamati di lapangan dan sifat-sifat kimia yang dapat diketahui melalui analisis laboratorium. Sifat-sifat morfologi tanah yang dapat diamati di lapangan
diantaranya horison tanah, warna tanah, tekstur lapang, dan kedalaman efektif tanah. Sedangkan sifat-sifat kimia tanah yang diketahui melalui analisis
laboratorium diantaranya adalah tekstur tanah, pH tanah, dan kapasitas tukar kation KTK tanah.
Horison tanah adalah lapisan tanah yang hampir sejajar dengan permukaan tanah yang terbentuk karena proses pembentukan tanah Suwardi Hidayat,
2000. Ada 6 horison utama yang menyusun profil tanah berturut-turut dari atas ke bawah yaitu horison O, A, E, B, C, dan R. Sedang horison yang menyusun
solum tanah adalah hanya horison A, E, dan B. Horison O merupakan horison organik yang terbentuk di atas lapisan tanah
mineral. Di daerah rawa-rawa horison O merupakan horison utama pada tanah gambut Histosol. Horison A merupakan horison di permukaan tanah yang terdiri
dari campuran bahan organik dan bahan mineral berwarna lebih gelap daripada horison di bawahnya. Horison E merupakan horison di mana terjadi pencucian
eluviasi maksimum terhadap liat, Fe, Al, bahan organik, serta berwarna pucat. Horison B dalah horison utama, yang terdiri dari bahan-bahan telah diubah secara
kimia dan fisik, telah kehilangan hampir seluruhnya atau semua struktur batuan asal, dan telah terbentuk di bawah horison A, E, dan O. Horison C merupakan
bahan induk, sedikit terlapuk, sehingga lunak dan dapat ditembus oleh akar tanaman. Horison R merupakan batuan keras yang belum dilapuk, horison ini
tidak dapat ditembus oleh akar tanaman. Kedalaman efektif tanah merupakan kedalaman di mana perakaran
tanaman masih bisa masuk ke dalam tanah dan berkembang dengan baik. Kedalaman tersebut umumnya dibatasi oleh suatu lapisan penghambat, misalnya
berupa batu keras bedrock, padas atau lapisan lain yang menganggu atau menghambat perkembangan perakaran. Kedalaman efektif tanah dikelompokan
menjadi 3 tiga kelas, yaitu: dangkal 25 cm, sedang 25-75 cm, dan dalam
75 cm Soepraptohardjo, 1970; Pusat Penelitian Tanah, 1983; Direktorat
Konservasi Tanah Dephut, 1984.
Tekstur tanah, biasanya juga disebut besar butir tanah merupakan karakteristik tanah yang berhubungan erat dengan pergerakan air, zat terlarut, dan
luas permukaan spesifik specifik surface yang mempengaruhi potensi tanah Hilel, 1982. Tekstur tanah adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu,
dan liat, yaitu partikel tanah yang berdiameter efektif 2 mm. Berbagai lembaga penelitian atau institut mempunyai kriteria sendiri untuk membagi fraksi partikel
tanah. Dalam bidang pertanian umumnya menggunakan klasifikasi menurut United State Departement of Agriculture USDA. Berdasarkan perbandingan ke-
3 fraksi tanah, terkstur tanah di bagi menjadi 12 dua belas tekstur tanah Soil Survei Manual, 1993, yaitu: pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung,
lempung berdebu, debu, lempung liat berpasir, lempung berliat, lempung liat berdebu, liat berpasir, liat berpasir, liat berdebu, dan liat. Soepraptohardjo 1970,
Subagyo 1975, dan Direktorat Konservasi Tanah Dephut 1984 untuk keperluan evaluasi potensi atau kemampuan lahan telah melakukan penyederhanan kelas
tekstur tanah menjadi 3 tiga, yaitu: kasar, sedang, dan halus. Kemasaman tanah atau pH tanah merupakan jumlah log [H
+
] dalam larutan tanah. pH tanah dapat memperkirakan keadaan hara tanah, jumlah basa-
basa, tingkat pelapukan tanah, derajat pencucian tanah. pH tanah menurut Soepraptohardjo 1970, Subagyo 1975, dan Pusat Penelitian Tanah 1983
dikelompokan menjadi 5 lima klas, yaitu: sangat masam pH 4,5, masam pH
4,5-5,6, agak masam pH 5,6-6,5, netral pH 6,6-7,5, dan alkalis pH 7,5.
Kapasitas Tukar Kation KTK merupakan kemampuan tanah untuk menahan dan menukarkan kation-kationbasa-basa. KTK yang tinggi merupakan
petunjuk bahwa tanah mempunyai kemampuan untuk menahan unsur hara yang besar. KTK tanah antara lain dipengaruhi oleh kadar liat dan C-organik tanah
Tisdale dan Nelson, 1975; Tan, 1991, pH tanah untuk muatan terubahkan Juo dan Adams, 1986, kandungan oksida besi Rachim, 1994; Hidayat, 1996.
Kondisi tersebut terkait dengan jenis bahan induk tanah dan kondisi iklim di mana tanah tersebut terbentuk. KTK tanah dikelompokan menjadi 3 tiga kelas, yaitu:
rendah 16 me100 g tanah, sedang 16-24 me100 g tanah, tinggi 24 me100
g tanah Pusat Penelitian Tanah, 1983.
2.5. Kaidah Pemetaan Tanah 2.5.1. Pengertian Peta Tanah