suatu asosiasi, konsosiasi, ataupun inklusi, karena jika diamati dari segi intensitas titik pengamatannya masih sangat sedikit dan tidak cukup mewakili. Hal ini
menunjukkan bahwa pada landform aluvial A.1.3 ini jika pengamatan kurang maka dapat dijumpai keragaman klasifikasi tanah seperti ini.
4.2.2. Grup Landform Fluvio-Marin B
Landform fluvio-marin adalah landform yang terbentuk oleh gabungan dari proses fluvial dan marin. Keberadaan landform ini dapat terbentuk pada
lingkungan laut delta ataupun di muara sungai yang terpengaruh langsung oleh aktivitas laut Marsoedi et al., 1997. Terdapat 2 landform yang termasuk dalam
landform utama fluvio-marin Tabel 4. Satuan landform B.3 dengan jumlah pedon pewakil sebanyak 25 pedon
merupakan unit landform yang memilki pedon pewakil terbanyak pada landform fluvio-marin ini. Atas dasar tersebut, landform B.3 menjadi contoh studi kasus
gambaran tingkat homogenitas dan heterogenitas karakteristik dan klasifikasi tanah pada suatu unit landform fluvio-marin. Landform B.3 merupakan landform
“dataran fluvio-marin”. Dataran fluvio-marin adalah wilayah yang berasal dari endapan marin yang saat ini terletakposisinya relatif sudah jauh dari asal
pembentukannya dan sudah banyak dipengaruhi oleh bahan fluvial Marsoedi et al., 1997.
Tabel 12 menunjukkan sebaran landform B.3 beserta karakteristik tanah pencirinya yang dijumpai pada beberapa lokasi survei LREPP II, yaitu Besikama,
Bena, Oesao NTT, serta daerah Karawang Jabar. Landform B.3 ini tersebar pada lokasi-lokasi yang mempunyai iklim tipe A CH≥2000 mmth, tipe B
CH≥1500-2000 mmth dan tipe C CH1500 mmth, dengan 2 bahan induk penyusun tanah yang dijumpai yaitu bahan induk endapan liat kuarter fK yang
bertekstur halus dan endapan liat pasir kuarter fqK yang bertekstur agak kasar. Seluruh landform B.3 yang dijumpai memiliki bentuk relief n nearly flat
dengan slope 1-3 . Berdasarkan karakteristik kimia tanah-tanah yang dijumpai tebal solum
yang sangat bervariasi mulai dari ketebalan 15 - 165 cm dangkal-sangat dalam.
Tabel 12. Sebaran Landform B.3 dengan Karakteristik Tanah di Dalamnya
Data Site Tebal
avr clay Avr pH
Avr C Avr KTK
Avr KTK liat Avr KB
lokasi ID
Iklim Bi+umur
Subgrup Relief
m dpl Solum
A B
AB A
B A
B A
B A
B A
B
Jabar BK 006
A fK
Vertic Endoaquepts n
4 165
69,00 61,80
1,12 4,80
5,06 1,99
0,58 39,73
38,64 57,58
67,42 76,00
79,80 Jabar
ER 345 B
fK Aeric Endoaquepts
n 5
102 66,00
55,25 1,19
6,10 6,33
1,76 0,91
37,92 36,93
57,45 68,15
88,00 92,25
Jabar SY 060
B fK
Sulfic Endoaquepts n
5 113
84,00 70,25
1,20 5,30
4,30 2,52
1,32 52,38
44,51 62,36
65,34 82,00
84,75 Jabar
HJ 020 B
fK Typic Endoaquepts
n 3
150 50,00
50,00 1,00
5,60 6,78
1,57 0,44
32,63 37,26
65,26 74,94
59,00 83,50
Jabar SY 118
B fK
Typic Endoaquepts n
6 75
45,00 28,33
1,59 6,20
7,63 1,64
0,33 35,74
34,70 79,42
128,38 94,00
104,67 Jabar
EA 041 B
fK Typic Endofluvents
n 5
17 28,00
6,50 0,53
29,57 105,61
93,00 Jabar
EA 052 B
fK Vertic Endoaquepts
n 5
150 66,00
65,60 1,01
5,40 5,72
1,96 0,54
39,92 40,95
60,48 62,68
82,00 99,60
Jabar ER 002
B fK
Vertic Endoaquepts n
4 95
57,00 57,75
0,99 6,40
7,38 1,74
0,36 42,06
42,46 73,79
77,14 70,00
81,00 Jabar
ER 106 B
fK Vertic Endoaquepts
n 3
72 70,00
58,33 1,20
6,20 7,17
1,30 0,56
46,50 48,09
66,43 83,13
97,00 107,00
Jabar HJ 057
B fK
Vertic Endoaquepts n
6 147
42,00 47,50
0,88 5,10
5,95 1,98
0,50 38,92
40,37 92,67
86,37 96,00
90,50 Oesao
AK 101 C
fK Aeric Endoaquepts
n 10
160 48,10
42,20 1,14
8,90 8,75
1,62 0,85
29,83 26,22
62,02 63,07
100,00 100,00
Besi US 087
C fK
Aquic Haplustepts n
3 100
40,00 35,00
1,14 7,40
9,37 1,83
0,34 25,21
19,17 63,03
57,04 238,00
278,33 Oesao
HN 004 C
fK Fluventic Haplustepts
n 5
165 59,00
57,75 1,02
7,90 8,25
1,71 0,39
41,18 26,64
69,80 47,27
100,00 100,00
Besi CB 006
C fK
Sodic Endoaquerts n
10 125
32,00 40,50
0,79 9,40
9,68 1,05
0,29 31,97
37,06 99,91
97,38 161,00
179,50 Besi
HN 003 C
fK Sodic Haplusterts
n 15
68 69,00
67,00 1,03
8,00 8,40
2,38 0,61
45,98 30,50
66,64 45,52
118,00 213,00
Bena RR 280
C fK
Sodic Haplusterts n
10 160
89,00 90,75
0,98 7,80
7,98 1,76
0,77 39,30
41,83 44,16
46,17 175,00
203,00 Bena
RR 214 C
fK Typic Endoaquepts
n 10
53 64,00
57,50 1,11
8,00 8,15
1,10 0,77
29,52 24,84
46,13 44,00
199,00 222,50
Besi MY 006
C fK
Typic Haplustepts n
4 150
35,50 44,75
0,79 7,80
8,15 0,98
0,40 29,56
29,34 83,37
65,75 161,50
202,50 Besi
UY 115 C
fK Typic Haplusterts
n 4
89 63,00
53,67 1,17
7,50 7,77
1,22 0,76
36,17 36,99
57,41 87,25
186,00 179,33
Jabar AY 021
C fK
Vertic Endoaquepts n
6 36
82,00 79,00
1,04 6,40
5,50 0,46
1,21 48,44
46,56 59,07
58,94 90,00
84,00 Oesao
AK 017 C
fK Vertic Endoaquepts
n 10
155 65,00
69,50 0,94
8,10 8,18
1,62 0,78
44,54 45,73
68,52 65,81
100,00 100,00
Oesao AK 019
C fK
Vertic Endoaquepts n
5 156
83,00 83,25
1,00 8,60
8,30 1,01
0,62 52,37
50,02 63,10
60,04 100,00
100,00 Jabar
HS 101 B
fqK Typic Endoaquents
n 3
15 40,00
5,70 5,13
36,76 91,90
129,00 Besi
AK 091 C
fqK Aquic Haplustepts
n 3
100 30,00
23,20 1,29
6,80 7,54
1,34 0,27
34,84 17,59
116,13 91,08
111,00 305,80
Bena US 215
C fqK
Fluventic Haplustepts n
5 100
28,00 20,00
1,40 7,85
8,17 1,67
0,70 18,47
13,56 65,97
72,89 223,00
319,00 Kolom A dan B menunjukkan jenis horison horison A dan horison B
Kolom AB menunjukkan rasio perbadingan antara horison A dengan horison B
Perbandingan liat antara horison A dan B menunjukkan bahwa klasifikasi tanah yang dijumpai pada landform ini merupakan tanah pada tingkat perkembangan
muda dan baru berkembang. Hal ini disebabkan karena hampir semua kelas tanah mempunyai nilai rasio liat 1 yang menandakan bahwa kadar liat pada horison A
lebih besar daripada horison B. Kandungan C-organik pada kelas tanah yang dijumpai secara umum pada horison A memiliki nilai 2 sedangkan pada
horison B 1. Sementara itu, nilai kejenuhan basa secara umum 35 yang menandakan tanah-tanah pada landform B.3 ini memiliki nilai KB yang tinggi.
Secara umum landform B.3 yang dijumpai berada pada daerah dataran rendah 700 m dpl. Tingkat keragaman klasifikasi tanah yang ditunjukkan
dalam Tabel 12 masih sangat tinggi, selanjutnya dilakukan pengelompokan klasifikasi tanah berdasarkan bahan induk dan iklim yang terdapat dalam delineasi
landform B.3 ini Tabel 13.
Tabel 13. Pengelompokan Klasifikasi Tanah berdasarkan Bahan Induk dan Iklim
pada Landform B.3
BI+Umur Iklim
Order Suborder
Great Grup Subgrup
fK A
Inceptisol Aquept
Endoaquept Vertic Endoaquepts
B Entisol
Fluvent Endofluvent
Typic Endofluvents Inceptisol
Aquept Endoaquept
Aeric Endoaquepts Sulfic Endoaquepts
Typic Endoaquepts Vertic Endoaquepts
C Inceptisol
Aquept Endoaquept
Aeric Endoaquepts Typic Endoaquepts
Vertic Endoaquepts Ustept
Haplustept Aquic Haplustepts
Fluventic Haplustepts Typic Haplustepts
Vertisol Aquert
Endoaquert Sodic Endoaquerts
Ustert Haplustert
Sodic Haplusterts Typic Haplusterts
fqK B
Entisol Aquent
Endoaquent Typic Endoaquents
C Inceptisol
Ustept Haplustept
Aquic Haplustepts Fluventic Haplustepts
Setelah dikelompokan, terdapat 3 order tanah yang dijumpai, yaitu Entisol, Inceptisol, dan Vertisol, sehingga diketahui bahwa dalam delineasi
landform B.3 yang dipisahkan kembali berdasarkan bahan induk dan iklim yang homogen, masih dijumpai klasifikasi tanah yang sangat berbeda.
Gambar 11. Sebaran landform B.3 daerah Karawang – Jabar
Gambar 12. Sebaran pedon tanah pada landform B.3 Karawang – Jabar
Perbesaran pada Gambar 11
Gambar 11 memperlihatkan sebaran landform B.3 di daerah Karawang. Sebaran pedon tanah pewakil pada landform ini terpusat di bagian utara daerah
lokasi survei kotak merah. Kotak merah memperlihatkan sebaran pedon klasifikasi tanah pada bagian utara Karawang Gambar 12.
Gambar 12, memperlihatkan posisi pedon pewakil yang dijumpai pada landform B.3 daerah Karawang sebelah utara. Dari gambar tersebut terlihat
beberapa pedon yang menggerombol. Berdasarkan klasifikasinya, tanah yang terdapat pada wilayah tersebut didominasi oleh order Inceptisol dengan
greatgroup Endoaquept, walaupun keragaman klasifikasi tanah pada tingkat subgroup masih terlihat beragam Tabel 14.
Tabel 14. Klasifikasi Tanah pada masing-masing Poligon Landform di B.3
Karawang - Jabar
Pedon Order
Subgrup Kode
ER 345 Inceptisol
Aeric Endoaquepts SY 060
Inceptisol Sulfic Endoaquepts
HJ 020 Inceptisol
Typic Endoaquepts SY 118
Inceptisol Typic Endoaquepts
BK 006 Inceptisol
Vertic Endoaquepts EA 052
Inceptisol Vertic Endoaquepts
ER 002 Inceptisol
Vertic Endoaquepts ER 106
Inceptisol Vertic Endoaquepts
HJ 057 Inceptisol
Vertic Endoaquepts AY 021
Inceptisol Vertic Endoaquepts
HS 101 Entisol
Typic Endoaquents EA 041
Entisol Typic Endofluvents
Tanda yang sama menunjukkan letak pedon pada suatu poligon yang sama
Tabel 14 menunjukkan klasifikasi tanah yang dijumpai pada landform B.3 daerah Karawang utara termasuk dalam kategori tanah muda Entisol dan tanah
baru berkembang Inceptisol. Sekitar 80 tanah yang dijumpai di daerah ini didominasi order Inceptisol dengan greatgroup Endoaquepts. Kondisi tanah pada
landform B.3 di daerah ini sangat dipengaruhi oleh air, terbukti dengan munculnya regim kelembaban aquic dan fluventic pada kategori pembentuk
greatgroup. Hampir semua pedon yang dijumpai di daerah ini letaknya berada dalam
satu poligon landform yang sama, walaupun terdapat beberapa pedon yang letaknya tidak berada dalam satu poligon. Pedon-pedon yang dijumpai dalam
delineasi landform B.3 daerah ini hampir semua klasifikasinya menunjukkan sifat-
sifat aquic pada kategori greatgroup. Kemungkinan dijumpainya pedon dengan order Entisol jika merujuk pada definisi landform B.3 dapat saja dijumpai. Akan
tetapi kondisi seperti ini yang dijumpai hanya sebagian kecil. Sehingga dalam landform B.3 ini masih terdapat keragaman terutama pada karakteristik bahan
yang diendapkan. Keragaman bahan yang diendapkan tersebut secara tidak langsung mempengaruhi pula pada tingkat perkembangan tanah yang dijumpai
pada landform ini. Pada daerah tertentu yang iklimnya sedikit kering dan perbedaan iklimnya
tegas dapat dijumpai juga pedon-pedon tanah yang tidak dipengaruhi oleh air. Karakteristik tanahnya memiliki sifat rekahan seperti jenis tanah dengan order
Vertisol. Pedon-pedon tanah yang dijumpai dalam delineasi landform B.3 hampir seluruhnya dipengaruhi oleh regim kelembaban aquic, walaupun dari segi
klasifikasinya sifat tersebut muncul pada kategori greatgroup dan ada juga yang
Gambar 13. Sebaran klasifikasi tanah pada landform B.3 Karawang – Jabar
muncul pada kategori subgroup. Hal ini tidak dapat diprediksi dari homogenitas landform.
Gambar 13 menyajikan sebaran pedon berikut klasifikasi yang terdapat pada landform B.3 warna biru kelabu. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa
pedon yang dijumpai di bagian utara Karawang didominasi oleh order Inceptisol yang memiliki kelembaban aquic dan letak pedonnya dijumpai dalam poligon
yang berbeda. Meskipun demikian, pada daerah ini terdapat 2 pedon dengan order Entisol yang hanya dijumpai pada sebagian kecil saja landform B.3 daerah
Karawang bagian utara. Hasil uraian tersebut, dapat diketahui bahwa delineasi landform kedalam landform B.3 tidak sertamerta dapat mendelineasi satuan tanah
yang terdapat dalam satuan landform B.3.
4.2.3. Grup Landform Karst K