Hubungan antara Tingkat Pendapatan Publik Sasaran dengan Aspek

dengan signifikasi 0,001 0,05, sehingga H ditolak dan berarti ada hubungan signifikan antara tingkat pendidikan responden dengan aspek konasi. Berdasarkan hasil signifikansi dan sajian pada tabulasi silang hubungan kedua variabel menunjukkan hasil yaitu pada responden hari libur dan pada tingkatan pendidikan berbeda memiliki aspek konasi yang berbeda pula. Selain itu, koefisien korelasi yang mendekati satu 0,698 menandakan hubungan antara “tingkat pendidikan” dan “aspek konasi” juga cukup erat. Responden dengan tingkat pendidikan rendah cenderung memiliki aspek konasi yang rendah pula. Seperti diketahui pada hasil sebelumnya, responden berpendidikan rendah cenderung kecewa terhadap Plantera karena ekspetasi atau harapan mereka tidak terpenuhi sehingga aspek konasi mereka rendah. Namun, berbeda dengan hasil sebelumnya responden berpendidikan sedang memiliki kecenderungan berperilaku terhadap Plantera. Walaupun merasa dikecewakan oleh Plantera namun responden berpendidikan sedang masih tetap ingin kembali datang ke kebun. Hal ini dikarenakan beberapa fasilitas Plantera yang tersedia yang memenuhi harapan mereka lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan yang tidak. Sementara responden bertingkat pendidikan tinggi cenderung bersikap lebih menerima fasilitas Plantera dikarenakan mereka tidak terlalu berharap lebih terhadap Plantera sehingga aspek konasi mereka ikut tinggi. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan publik sasaran memiliki hubungan dengan efektivitas strategi pencitraan perusahaan melalui LPF. 9.4 Hubungan antara Tingkat Pendapatan Publik Sasaran dengan Efektivitas Strategi Pencitraan melalui LPF

9.4.1 Hubungan antara Tingkat Pendapatan Publik Sasaran dengan Aspek

Kognisi Hubungan antara tingkat pendapatan responden dengan aspek kognisi dapat diketahui melalui uji Rank Spearman. Uji ini dilakukan untuk menganalisis apakah publik sasaran pada tingkat pendapatan yang berbeda memiliki aspek kognisi yang berbeda terhadap Plantera. Tabel 35 menyajikan hasil uji Rank Spearman antara tingkat pendapatan responden dengan aspek kognisi pada kelompok responden hari kerja dan hubungan antara kedua variabel tersebut. Tabel 35. Presentase Responden Hari Kerja menurut Tingkat Pendapatan dan Aspek Kognisi, Plantera Fruit Paradise Ngebruk, 2010. Tingkat Pendapatan Aspek Kognisi Total Rendah Tinggi Rendah ≤ Rp 1.939.000,00 100,00 0,00 100,00 Tinggi Rp 1.939.000,00 31,25 68,75 100,00 Keterangan: r = 0,533 Sig. 2-tailed = 0,011 Berdasarkan Tabel 35, didapatkan hasil signifikasi sebesar 0,011. Karena signifikasi 0,011 0,05, maka H ditolak. Jadi, dapat disimpulkan ada hubungan signifikan antara tingkat pendapatan responden dengan aspek kognisi. Artinya, pada tingkat pendapatan yang berbeda, responden pada hari kerja memiliki aspek kognisi yang berbeda terhadap Plantera. Koefisien yang mendekati satu 0,553 berarti hubungan antara “tingkat pendapatan” dan “aspek kognisi” sangat erat. Kemudian pada Tabel 36 disajikan hasil uji Rank Spearman antara tingkat pendapatan responden dengan aspek kognisi pada kelompok responden hari libur untuk dijadikan perbandingan dengan hasil sebelumnya. Tabel 36. Presentase Responden Hari Libur menurut Tingkat Pendapatan dan Aspek Kognisi, Plantera Fruit Paradise Ngebruk, 2010. Tingkat Pendapatan Aspek Kognisi Total Rendah Tinggi Rendah ≤ Rp 1.939.000,00 100,00 0,00 100,00 Tinggi Rp 1.939.000,00 11,11 88,89 100,00 Keterangan: r = 0,903 Sig. 2-tailed = 0,000 Hasil yang didapat pada responden hari libur pada Tabel 36 yaitu adanya hubungan antara tingkat pendapatan dengan aspek kognisi. Hal ini dibuktikan dengan signifikasi 0,000 0,05, sehingga H ditolak dan berarti ada hubungan signifikan antara tingkat pendapatan responden dengan aspek kognisi. Berdasarkan hasil signifikansi dan sajian pada tabulasi silang hubungan kedua variabel menunjukkan hasil yaitu pada responden hari libur dan pada tingkatan pendapatan berbeda memiliki aspek kognisi yang berbeda pula. Selain itu, koefisien korelasi yang mendekati satu 0,903 menandakan hubungan antara “tingkat pendapatan” dan “aspek kognisi” sangat erat. Responden dengan tingkat pendapatan rendah memiliki aspek kognisi yang rendah pula. Responden berpendapatan rendah jarang berkunjung ke tempat yang sejenis dengan kebun buah Plantera seperti kebun buah Mekarsari dan lain-lain. Sehingga responden berpendapatan rendah tidak memiliki bayangan akan seperti apakah Plantera dan berharap terlalu banyak. Responden berpendapatan rendah juga cenderung kurang mencari informasi mengenai Plantera. Hal ini yang kemudian menyebabkan kognisi responden berpendidikan rendah tidak terlalu tinggi. Sementara responden bertingkat pendapatan tinggi bersikap lebih kritis dan mencari informasi mengenai Plantera lebih banyak daripada responden yang bertingkat pendapatan rendah sehingga kognisi mereka dapat lebih baik.

9.4.2 Hubungan antara Tingkat Pendapatan Publik Sasaran dengan Aspek