15 Tabel 5. Klasifikasipenggolongan buah pisang berdasarkan ukuran.
Spesifikasi Satuan
Persyaratan Kelas A
Kelas B Kelas C
Panjang jari Cm
18,1-20,0 16,1-18,0
14,1-16,0 Berat Sisir
Kg 3,0
2,5-3,0 2,5
Diameter Pisang Cm
2,5 2,5
2,5 Pisang ambon kuning segar dikelompokkan masing-masing kelas digolongkan dalam
dua jenis mutu, yaitu mutu I dan Mutu II. Berikut persyaratan mutu pisang ambon kuning segar dapat dilihat pada tabel. 6.
Tabel 6. Persyaratan mutu pisang ambon Karakteristik
Satuan Mutu I
Mutu II a Tingkat Ketuaan Buah
70-80 70dan80
b Keseragaman Kultivar Seragam
Seragam c Keseragama ukuran
Seragam Seragam
d Kadar kotoran bobotbobot
e Tingkat Kerusakan FisikMekanis
bobotbobot maksimum
f kemulusan kulit Mulus
Kurang Mulus g Serangga
Bebas Bebas
h Penyakit Bebas
Bebas Catatan: Mutu I boleh menyimpang maksimal sebanyak 5 tetapi masih memenuhi syarat
mutu II. Mutu II boleh menyimpang maksimal 10 .
2..5 Saluran Pemasaran dan Efisiensi Pemasaran
2.5.1 Saluran Pemasaran
Menurut Alma 2011, saluran pemasaran adalah lembaga yang saling berkait untuk menjadikan produk atau jasa siap digunakandikonsumsi. Tanpa saluran pemasaran yang efektif,
maka sulit bagi masyarakat untuk memperoleh barang yang akan dikonsumsi. Jadi adalah tugas saluran pemasaran untuk memindahkan barang dari produsen ke konsumen.
Pemasaran barang dan jasa melibatkan beberapa lembaga perantaar mulai dari produsen, lembaga perantara sampai konsumen akhir. Lembaga pemasaran merupakan suatu lembaga dalam
bentuk perorangan, perserikatan, atau perorangan yang melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran untuk memperlancar arus barang dari produsen ke konsumen melalui berbagai kegiatan. Fungsi-
fungsi pemasaran tersebut dilakukan oleh lembaga perantara di dalam suatu saluran pemasaran atau saluran distribusi adalah saluran yang digunakan produsen untuk menyalurkan produknya
kepada konsumen dari titik produsen Limbong dan Sitorus, 1987. Tingginya biaya tataniaga akan berpengaruh terhadap harga eceran harga konsumen dan harga pada tingkat petani.
Banyaknya lembaga yang terlibat dalam suatu saluran pemasaran dipengaruhi oleh jarak dari produsen ke konsumen, sifat komoditas, skala produksi dan kekuatan modal yang dimiliki.
16 Menurut Alma 2011 untuk mennyalurkan barang-barang dari produsen ke konsumen ada
beberapa cara: 1.
Penyaluran langsung. produsen menyalurkan langsung barang ke konsumen. 2.
Penyaluran semi langsung. Dalam hal ini ada satu perantara, yaitu menggunakan saluran perdagangan eceran
3. Penyaluran tak langsung, melalui lebih dari satu perantara. Bentuk tipe-tipe saluran
pemasaran dapat dilihat pada Gambar 3.
Keterangan: P
: Produsen PB
: Pedagang Besar PE : Pedagang Eceran
K : Konsumen
Gambar 3. Tipe-tipe saluran pemasaran
2.5.2 Efisiensi Pemasaran
Margin tataniaga merupakan salah satu indikator yang digunakan mengukur apakah distribusi suatu komoditas efisien atau belum. Analisis marjin dilakukan untuk mengetahui
komponen biaya pemasaran serta bagian yang diterima masing-masing pelaku pasar yang terlibat dalam pemasaran pisang ambon. Adanya perbedaan harga ditingkat petani dengan konsumen
menyebabkan marjin yang diterima masing-masing pelaku pasar akan berbeda. Hal ini disebabkan karena adanya biaya-biaya yang dikeluarkan lembaga pemasaran dalam menjalankan
fungsi pemasaran. Marjin pemasaran dihitung berdasarkan pengurangan harga penjualan dengan harga
pembelian pada setiap tingkat lembaga pemasaran. Besarnya marjin pemasaran pada dasarnya merupakan penjumlahan dari biaya-biaya pemasaran dan keuntungan yang diperoleh oleh
lembaga pemasaran Limbong dan Sitorus. 1987. perhitungan marjin tataniaga secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
M
i
= HJ
i
HB
i
M
i
= C
i
+
i
P
K P
K PE
P
K PB
PE
Saluran Langsung Saluran Semi Langsung
Saluran Tak Langsung
17 HJ
i
HB
i
= C
i
+
i
Berdasarkan persamaan tadi, keuntungan tataniaga pada tingkat ke-i adalah
i
= HJ
i
HB
i
C
i
Maka besarnya marjin pemasaran adalah m
i
= M
i
Keterangan : M
i
: Marjin pemasaran pada pasar tingkat ke i Rpkg HJ
i
: Harga penjualan pada pasar tingkat ke i Rpkg HB
i
: Harga pembelian pada pasar tingkat ke i Rpkg C
i
: Biaya pada pasar tingkat ke i Rpkg
i
: Keuntungan pemasaran pada pasar tingkat ke i Rpkg i
: 1, 2, 3, .... n m
i
: Total marjin pemasaran Berdasarkan nilai marjin pemasaran tersebut dapat diketahui tingkat rasio keuntungan
terhadap biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran. Rasio ini menunjukkan besarnya keuntungan yang diperoleh terhadap biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh masing-masing
lembaga pemasaran. Semakin tinggi nilai rasio semakin besar keuntungan yang diperoleh. Rasio tersebut diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Bagian yang diterima petani dari harga yang terjadi dikonsumen akhir dapat diketahui melalui farmer s share. Nilai farmer s share digunakan untuk melihat apakah pemasaran produk
tersebut memberikan balas jasa yang seimbang kepada petani. Farmer s share berhubungan negatif dengan margin pemasaran artinya semakin tinggi margin pemasaran maka bagian yang
akan diperoleh petani farmer s share semakin rendah. h. Farmer s share dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : Fs : Farmer s share
Pf : Harga yang diterima petani Rpkg Pr : Harga yang dibayar konsumen Rpkg
Tingkat efisiensi tataniaga juga dapat diukur melalui besarnya rasio keuntungan terhadap biaya tataniaga. Rasio keuntungan terhadap biaya tataniaga didefinisikan sebagai besarnya
keuntungan yang diterima atas biaya tataniaga yang dikeluarkan. Semakin meratanya penyebaran rasio keuntungan terhadap biaya di setiap rantai pemasaran maka dari segi operasional sistem
tataniaga akan semakin efisien Limbong dan Sitorus, 1987.
18
➈ ➈ ➈
. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu