6
2.2.1 Panen
Tujuan pemanenan adalah mendapatkan komoditas dari kebun dengan tingkat kematangan yang baik, dengan tingkat kerusakan dan kehilangan hasil yang rendah Kader,
1992. Kegiatan pemanenan sangat mempengaruhi kualitas buah, baik cara pemanenan maupun tingkat kematangannya.
Pemanenan dan penanganan perlu dilakukan dengan hati-hati untuk mempertahankan mutu buah-buahan dan sayur-sayuran, pemanenan yang keliru dan penanganan yang kasar di
kebun dapat mempengaruhi mutu pemasaran secara langsung. Memar dan luka-luka kemudian hari akan tampak sebagai becak-cecak bewarna perang dan hitam yang membuat barang
dagangan mmenjadi tidak menarik. Beberapa gangguan fisiologi merupakan akibat penanganan yang kasar. Luka-luka pada kulit merupakan pintu masuk jasad-jasad renik dan mengakibatkan
banyak buah-buahan dan sayur-sayuran menjadi mubazir Pantastico, 1986. Menurut Muchtadi 1992, buah pisang biasanya dipanen pada waktu masih bewarna
hijau dengan tingkat kematangan berbeda. Apabila akan ditransportasikan pada jarak jauh, biasanya dipanen pada waktu masih agak muda 75-80 tingkat kematangan dengan sudut-sudut
buah yang masih kelihatan, buah seperti ini akan matang kira-kira dalam waktu 3 minggu. Untuk pengangkutan jarak pendek, biasa pisang dipanen pada saat 85-95 matang, dimana buah telah
berkembang penuh tetapi susut-sudut masih sedikit kelihatan. Buah seperti ini akan matang dalam waktu 1-2 minggu. Untuk pemasaran lokal, sebaiknya pemanenan dilakukan pada waktu lebih
tua, dan akan matang dalam waktu kurang 1 minggu. Buah pisang biasaya tidak dibiarkan masak dipohon. Hal ini disebabkan karena buah pisang yang matang dipohon akan memiliki citarasa
yang rendah dan mempunyai tandensi rontok dari pohon sebelum dan sewaktu panen. Karena itu , pisang dipanen pada waktu masih hijau tapi sudah cukup tua Winarno, 1990.
Standar kematangan panen dari pisang berbeda-beda menurut jenis pisang. Pisang sudah mulai berproduksi dan biasa langsung dipungut hasilnya pada umur 12-15 bulan setelah tanam
atau 4-6 bulan setelah tanaman berbunga, tergantung pada varietasnya. Beberapa jenis pisang ada yang memiliki umur panen pendek, namun ada pula yang memiliki umur panen lebih panjang.
Umur panen beberapa tanaman dapat dilihat pada tabel 4 berikut: Tabel 4. Umur panen beberapa varietas tanaman pisang
No. Varietas
Umur berbunga hari
Dari bunga s.d panen hari
Dari tanam s.d panen hari
1. Ambon putih
454 163
617 2.
Ambon Hijau 450
163 613
3. Ambon Lumut
470 157
627 4.
Raja sere 390
149 539
5. Mas
- -
- 6.
Susu -
- -
7. Nangka
383 157
540 8.
Kepok 393
167 560
9. Tanduk
412 141
553 10.
Badak 375
140 515
Sumber : Dinas pertanian tanaman pangan, 1985 dalam Cahyono, 2009.
7 Dua faktor yang harus diperhatikan dalam pemanenan yaitu kematangan komersial dan
kematangan fisiologis. Kematangan komersial yaitu dimana semua organnya sudah sipa panen untuk dimanfaatkan dan dipasarkan sedangkan kematangan fisiologis yaitu stadia tertentu dalam
perkembangan buah dimana syarat proses kematangan terpenuhi secara sempurna Satuhu, 1993. Tingkat ketuaan dapat diukur dengan memperhatikan sudut-sudut pada kulit buah pisang
ambon. Buah yang tidak bersudut lagi hampir bulat berarti sudah tua 100, sedangkan yang masih sangat nyata sudutnya berarti tingkat ketuaan masih 70 atau kurang. Standar tingkat
ketuaan buah berdassrkan Standar Nasional Indonesia No. 01 TAN
1996 dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Tingkat ketuaan buah pisang ambon
2.2.2 Pascapanen