25
↔
.
↕➙
n
➛ ➙
n
➜ ➝
l
➞➝
n
➟ ➝
m
➝ ➜ ➝
n
➠ ➙
n y
➝ ➡ ➞➢
t
➙
r
➠ ➝ ➜ ➤
Pengendalian hama dan penyakit terpadu adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah kerugian yang diakibatkan oleh Organisme Pengganggu Tanaman OPT seperti hama,
pathogen dan gulma, dengan cara memadukan satu atau lebih teknik pengendalian yang dikembangkan dalam satu kesatuan. Pengendalian hama dan penyakit terpadu bertujuan untuk
mengetahui jenis hama dan penyakit yang mempunyai potensi akan merusak tanaman, meningkatkan kualitas produksi dan melindungi tanaman dari serangan OPT. Pengendalian hama
dan penyakit terpadu menggunakan lima cara yaitu kultur teknis, fisik atau mekanis, genetika, biologi, kimiawi. Pengendalian untuk tiap jenis OPT berbeda-beda sehingga perlakuan yang
berikan juga berbeda. Pengendalian difokuskan kepada pencegahan dengan memberikan Trichoderma pada saat penanaman dan memusnahkan tanaman yang telah terkena hama atau
penyakit.
a Hama Penggerek batang b Layu Fusarium
Gambar 5. Penyakit dan hama tanaman pisang
4.2.2 Penanganan Pascapanen Panen
Panen pisang dilakukan ketika buah masih bewarna hijau dan tua. Tingkat kematangan diperkirakan dari adanya siku-siku pada individu buah, tingkat ketuaan buah saat panen berkisar
antara 70-80 . pisang dipanen pada pagi hari dengan suhu berkisar 26-28 C agar
mempertahankan mutu buah saat panen. Panen pisang biasanya dilakukan oleh pengumpul atau tengkulak desa. Menurut Cahyono, pisang sudah mulai berproduksi dan biasa dipungut hasilnya
pada umur 12-15 bulan setelah tanam atau 4-6 bulan setelah tanaman berbunga. Indeks warna buah saat panen yaitu indeks 1. Berikut data pengambilan sampel buah tingkat ketuaan dan indeks
warna saat panen dapat dilihat pada tabel 11.
26 Tabel 11. Tingkat ketuaan dan indeks warna panen
Sampel Tingkat Ketuaan
Indeks Warna 1
70 1
2 80
1 3
80 1
4 80
1 5
70 1
6 80
1 7
80 1
8 70
1 9
80 1
10 80
1 Berdasarkan pernyataan Muchtadi 1992, Buah pisang biasanya dipanen pada waktu
masih bewarna hijau dengan tingkat kematangan berbeda. Apabila akan ditransportasikan pada jarak jauh, biasanya dipanen pada waktu masih agak muda 75-80 tingkat kematangan dengan
sudut-sudut buah yang masih kelihatan, buah seperti ini akan matang kira-kira dalam waktu 3 minggu. Untuk pengangkutan jarak pendek, biasa pisang dipanen pada saat 85-95 matang,
dimana buah telah berkembang penuh tetapi susut-sudut masih sedikit kelihatan. Perbedaan tingkat ketuaan buah saat panen dapat menimbulkan tidak keseragaman warna buah saat
penjualan. Semakin rendah tingkat ketuaan buah saat panen maka semakin lama proses pematangan buah.
Untuk pemanenan pisang dilakukan oleh satu sampai dua orang. Pohon pisang ditebang dengan menggunakan parang atau golok, batang pisang di tebang dengan menusuk atau
membacok setengah tinggi batang sekitar tinggi 1 m, agar tandan pisang tidak menyentuh tanah. Daun pisang ditarik sehingga bagian atas pohon beserta tandannya merunduk. Setelah tandan
merendah pemanen langsung memegang tandan pisang dan memotong gagang tandan dengan menyisakan sebagian gagang yang masih berada pada tandan yang digunakan sebagai pegangan.
Gambar 6. Proses panen buah pisang dan pengangkutan ke pinggir kebun Semua hasil panen ditumpuk di pinggir jalan dekat kebun-kebun petani dan ditutup
dengan daun pisang untuk menghindari kontak sinar matahari secara langsung. Pedagang pengumpul yang akan mengambil hasil panen dengan menggunakan kendaraan pengangkut
seperti mobil bak terbuka Pick Up atau motor jika hasil panennya sedikit. Untuk pengumpul- pengumpul kecil buah biasa di panggul ke bangsal penyimpanan. Proses pengangkutan pisang
dari kebun ke rumah pengumpul tidak dilakukan penataan dalam transportasi, pisang di tumpuk
27 secara acak. Kurangnya penataan transportasi ini dapat menyebabkan kerusakan fisik dan
mekanis pada buah pisang.
Gambar 7. Pengangkutan pisang dari kebun Proses pengangkutan dari kebun menggunakan mobil pick up dengan kapasitas 1500 kg
sedangkan untuk pengumpul kecil biasanya digunakan motor atau langsung diangkut dengan menggendong tandan pisang yang digantung menggunakan bambu. Setelah pengangkutan dari
kebun, buah pisang ditimbang di rumah pengumpul, kemudian hasilnya baru dibayarkan oleh pengumpul kepada petani pemilik. Proses panen buah pisang di desa talaga biasanya dilakukan
oleh pedagang pengumpul, petani-petani biasanya mempercayai proses panen dilakukan oleh pengumpul, petani akan memberi tahu kepada pengumpul waktu pisangnya siap untuk dipanen.
sistem pembayaran dilakukan setelah pisang ditimbang di rumah pengumpul.
➥➦
n
➧
u m
p u
➨ ➩
n
➫ ➩
n
➭ ➦
n y
➯
m p
➩
n
➩
n
Setelah proses panen buah pisang di kumpulkan dan simpan sekitar 3-4 hari setelah panen untuk menunggu pengumpulan hasil panen di hari berikutnya. Penyimpanan dilakukan
oleh pengumpul di gudang penyimpanan dengan menutup buah pisang yang masih dalam bentuk tandanan dengan menggunakan terpal dan daun pisang kering. Suhu peyimpanan buah pisang
sesuai dengan suhu ruang sekitar 26-30 C. Menurut Cahyono 2008, menyatakan penyimpanan
buah pisang harus memperhatikan unsur-unsur teknologi yang benar, agar buah pisang yang disimpan dapat terhindar dari kerusakan yang disebabkan oleh hama dan penyakit pascapanen
selama dalam penyimpanan.
Gambar 8. Penyimpanan tandan buah pisang oleh pengumpul Penyimpanan buah pisang juga dilakukan oleh pihak pengumpul dan pedagang,
penyimpanan dilakukan bertujuan mengatasi kerusakan buah pisang akibat proses pemasaran yang terlambat lama dan menunggu pengumpulan buah pisang dari petani dan pengumpul kecil.
Buah tidak terjual habis dalam waktu yang relatif singkat harus mendapatkan perlakuan khusus
28 dalam penyimpanan agar buah tetap dalam keadaan segar walaupun telah disimpan lama. Proses
penyimpanan di tingkat pedagang disimpan dengan menggunakan keranjang atau peti. Buah disimpan pada suhu ruang sekitar 27-30
C. Menurut Satuhu 1993, suhu penyimpanan harus dijaga agar tetap konstan demikian pula kelembapanya. Kelembapan udara yang rendah dapat
mempercepat terjadinya transpirasi atau penguapan sehingga dapat menyebabkan kehilangan bobot yang cukup besar selama penyimpanan.
➲➳
n y
➵➸ ➵➺ ➻
n
buah pisang diperdagangkan dalam bentuk tandan, sisir atau satu gandeng terdiri atas dua buah. Penyisiran dilakukan oleh pedagang pengumpul di rumah pengemasan menggunakan
pisau.pisang untuk tujuan lokal dan supermarket dijual dengan bentuk sisiran sedangkan untuk tujuan pasar Kramat Jati pisang dijual dalam bentuk gandengan. Penyisiran buah pisang
dilakukan dengan cara tandan pisang ditempatkan dalam posisi berdiri dengan pangkal tandan sebelah atas. Pangkal tandan pisang dipegang dengan tangan kiri, dan pisau cekung
diarahkanditempatkan pada pangkal sisir yang masih melekat pada tandan, kemudian sisir buah yang sudah lepas dari tadan, pangkal sisirnya diserut untuk membuang sisa-sisa serat tandan yang
masih melekat pada tandan tersebut.
Gambar 9. Proses penyisiran buah pisang
➼ ➽
rt
➻
s
➵ ➾
➻
n
➚
r
➻ ➾
➵ ➪ ➶
Menurut Cahyono 2009, sortasi bertujuan untuk memilih dan memisahkan buah pisang yang baik dari buah pisang yang kurang baik atau rusak. Sementara, grading bertujuan untuk
mengelompokkan buah pisang yang telah disortasi menjadi beberapa kelompok kelas, misalnya kelas A, B, C, dan Seterusnya. Sortasi buah dilakukan berdasarkan tingkat kemulusan buah dan
buah yang mengalami kerusakan fisikmekanis memar, pecah atau luka gores dan buah yang terkena hama dan penyakit. Buah yang tidak masuk dalam kriteria ini akan dijual kepada
pedagang kripik dan sale pisang. Buah yang telah dipilih dikelaskanGrading berdasarkan ukuran atau standar mutu yang
ditetapkan. Setiap kelas buah ditandai sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Untuk pengiriman pasar lokal buah tidak dilakukan proses grading, buah dijual secara borongan, untuk
pasar luar daerah Kramat Jati buah dikelompokkan menjadi lima kelas berdasarkan ukuran buah, dan untuk tujuan supermarket hanya buah yang super yang dikirim sesuai standar mutu yang
diinginkan pihak mitra berdasarkan penampakan fisik buah pisang ambon yaitu berdasarkan buah pisang yang bentuknya sempurna, kulit buahnya mulus dan tidak busuk kemudian dikelompokan
berdasarkan bobot buah per sisirnya. Berikut standar grade buah pisang untuk tujuan supermarket dan pasar Kramat Jati dapat dilihat pada gambar 10 dan tabel 12.
29 a Supermarket
b Pasar Kramat Jati Gambar 10. Pengkelasan atau Grading
Tabel 12. Standar mutu grade buah pisang tujuan pasar Supermarket dan pasar Kramat Jati Tujuan Pasar
Tempat Sortir
Grade yang Berlaku
Kriteria Pengumpul Desa
Pasar Kramat Jati Gudang
Super Panjang buah
18 cm, diameter buah 2.5 cm, Penampilan mulus, bebas luka dan
memar, isi 1 keranjang 3 pasang. Berat buah 1 pasang 400 gr.
3-1 Panjang buah 16-18 cm, diameter buah
2.2-2.5 cm, Penampilan mulus, isi 1 keranjang 3 pasang, berat buah 1 pasang 350-400 gr.
3-2 4
5 Panjang buah 14-16 cm, diameter buah
2.2 cm, Penampilan mulus, isi 1 keranjang 3 pasang, berat buah 1 pasang 300-350 gr.
Panjang buah 12-14 cm, diameter buah
2 cm, Penampilan tidak mulus, isi
1 keranjang 4 pasang. Berat buah 1 pasang 200- 250 gr.
Panjang buah 12 cm, diameter buah
2 cm, Penampilan tidak mulus, isi 1 keranjang 5 pasang. Berat buah 1 pasang
200 gr. Pedagang Besar
Supermarket Gudang
Super Supermarket
Berat per sisir 1.5 kg Jumlah jari 12
Bentuk buah normal dan seragam, Bebas kotoran, tingkat kerusakan 10
BC pasar Lokal
Berat per sisir 1.5 kg Jumlah jari 12
Bentuk buah tidak seragam, tingkat kerusakan 10
30
➹➘➴ ➷ ➬ ➷ ➮ ➱
n
Pencucian atau pembersihan pisang dilakukan oleh pengumpul besar untuk tujuan supermarket dan swalayan. Pegumpul pengirim pasar lokal dan pengumpul luar daerah tidak
melakukan proses pencucian. Buah pisang yang telah disisir direndam dalam waktu yang singkat 5-10 menit pada bak dengan ukuran 4 x 1,5 x 1 m. pisang di rendam kemudian di gosok dengan
kain, pencucian digunakan untuk menghilangkan kotoran, debu dan getah yang menempel pada buah. Pencucian yang terlalu lama dapat menyebabkan buah cepat busuk. Air pencucian bak
diganti secara rutin menghindari penyakit-penyakit pasca pascapanen. Menurut Prabawati et al 2008 perlu penambahan natrium hipochlorit 75-125 ppm untuk membunuh spora Fusarium,
Cholletotrichum, dan Botryodiplodia serta fungi lain yang sering menyerang crown pisang.
Gambar 11. Pencucian buah pisang
➹➘
m
➘
r
➱
m
➱
n
Pemeraman dilakukan untuk mempercepat proses pematangan buah. Dengan
pemeramam buah pisang dapat matang dalam waktu yang relatif pendek secara bersamaan, yaitu 2-4 hari, tergantung cara yang digunakan dalam pemeraman Cahyono, 2009. Pemeraman buah
dilakukan dengan menggunakan larutan ethephonprothephon. Prothephon merupakan zat pengatur tumbuh berupa cairan bewarna kuning dengan cara kerja yang sistemik masuk kedalam
jaringan tumbuhan yang terurai menjadi etilen yang berperan sebagai hormon yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan proses pematangan buah.
a larutan prothephon b karbit
Gambar 12. Pemeraman buah pisang Prosedur pemberian yaitu dengan mencampur larutan prothephon dengan air dengan
perbandingan 1 ml prothephon dicampur 1 liter air. Sisiran buah pisang dilakukan pencelupan selama 10 detik dengan campuran larutan prothephon. Setelah dilakukan pencelupan, sisiran buah
ditiriskan dan dilakukan pemeraman selama 24 jam. Proses pemeraman biasanya dilakukan oleh pengumpul sedangkan pedagang besar pasar lokal dilakukan dengan menggunakan karbit dan
beberapa pedagang
lokal mnggunakan
larutan prothephon
dengan proses
31 penyemprotan.pemberian larutan prothephon ini akan matang selama 2-3 hari dan memiliki
keseragaman warna yang sama.
✃❐
l
❒ ❮ ❐
l
❒
n
Pelabelan dilakukan menggunakan stiker, pisang diberikan pelabelan berdasarkan kelas dan varietas. Pisang ambon Cianjur dengan menggunakan sticker dan diberi nama Pisang
Girang yang mencirikan pisang khas Cianjur. Pelabelan hanya dilakukan untuk suplai pisang ke supermarket.
Gambar 13. Pelabelan buah pisang
✃❐
n
❰ ❐
m
❒
s
❒
n Pengepakan
Sebelum buah pisang di transportasikan dilakukan pengemasanpengepakan. Pengepakan atau pengemasan bertujuan untuk melindungi buah pisang dari kerusakan mekanis
yang mungkin terjadi selama dalam pengangkutan dari kebun ke gudang atau hingga sampai ke tempat pemasaran. Pengemasanpengepakan yang baik akan mengurangi kerusakan fisik buah
pisang selama di transportasikan Cahyono, 2009, Menurut satuhu 1993, mutu buah yang dikirim sangat ditentukan oleh jenis dan cara
kemasannya, bentuk kemasan buah yang akan dikirim harus mempertimbangkan faktor transportasi. Pengemasan buah tujuan supermarket dengan menggunakan karton yang lapisi
bahan Styrofoam untuk mengurangi gesekan antar buah. Pengiriman buah pisang ke pasar-pasar lokal dan luar daerah, buah pisang dijual dalam bentuk tandanan dibungkus dengan daun kering
disekeliling buah. Jika buah pisang dijual dalam bentuk sisiran, maka buah dikemas dengan menggunakan wadah keranjang, karton dan lain- lain. Pada kemasan hendaknya dilakukan
penyekatan antar sisir dan diberi alas dengan daun kering atau bahan Styrofoam yang mempertahankan mutu pisang.
a Pengemasan dengan Karton b Pembungkusan daun kering
32 b Pengemasan Keranjang ke pasar lokal d Pengemasan Pisang keranjang-keranjang kecil
Gambar 14. Pengemasanpengepakan buah pisang
Ï
r
Ð
n sp
o rt
Ð
s
Ñ
Tata cara transportasi untuk pemasaran disesuaikan dengan tujuan pasar. Penumpukan kemasan dibatasi sesuai dengan tingkat kekuatan kemasan dan alat angkut. pengangkutan yang
dilakukan oleh pedagang pengumpul dan pedagang besar daerah tidak hanya mengangkut pisang ambon yang dibeli dari petani semata. Jenis pengangkutan lain adalah ketika pedagang
pengumpul menjual pisang kepada pedagang besar dengan cara membawanya dengan kendaraan bak terbuka dan di tutup dengan terpal sedangkan untuk pedagang besar menggunakan alat
transportasi berupa truk kecil atau mobil box. Pedagang pengumpul juga mengirimkan pisang kepada pedagang pengecer di pasar atau pun di toko-toko. Dalam hal ini biaya pengiriman pisang
menjadi tanggungan pengirim pedagang pengumpul dan pedagang besar.
Gambar 15. Pengiriman Transportasi Pisang
Ò Ó
m
Ð
s
Ð
r
Ð
n
Ô Ð
n
Ò Ó
m
Ð Õ Ð Ö × Ð
n
Buah pisang di jual dalam keadaan segar pemajangan buah pisang di pengecer dan retail supermarket tanpa perlakuan pendinginan dengan suhu lingkungan berkisar 27-30
C. Selama pemasaran pisang hanya mampu bertahan selama 3-5 hari. Pemajangan di pasar lokal biasanya
menggunakan alas terpal di tepi-tepi jalan dan sisiran pisang digantung dengan tali rapia untuk menarik penampilan buah.
33 a
Supermarket b pasar lokal
Gambar 16. Pemasaran pisang ambon
4.3 Tataniaga Pisang Ambon