Pengolahan Lahan Tataniaga Pisang Ambon

23 Tabel 10. Daftar Kelompok Tani Desa Talaga Kelompok Tani Kampung Jumlah Anggota Luas Lahan Produktivitas Rata-Rata KgHa Jembar Tani Angkrong 16 10 20000 Sumber Tani Salamuncang 20 10 20000 Sumur Sari Cilebak 21 19 20000 Sumber Arum Kebandungan 18 10 20000 Intan Langsung Makmur Salamuncang 21 20 20000 Sumber: Data Primer 2012

4.2 Produksi Pisang Ambon

4.2.1 Budidaya Pisang Ambon

Secara umum petani di Desa Talaga melakukan musim tanam setelah 3-4 kali musim panen. Waktu yang tepat untuk menanam bibit pisang khususnya pisang ambon yaitu di awal musim penghujan atau sekitar bulan juli-agustus. Umumya pola tanam di Desa talaga sama dengan pola tanam di Desa lainnya di Kecamatan Cugenang bahkan se-Kabupaten Cianjur yang membudidayakan jenis pisang ambon. Produktivitas rata-rata pisang ambon sekitar 20 TonHa. Teknik budidaya pisang ambon yang dilakukan tidak terlalu berbeda dengan teknik budidaya jenis pisang lainnya. Namun demikian terdapat sedikit perbedaan seperti teknik panen dan pascapanen. Sebagian besar teknik budidaya pisang ambon dilakukan secara tumpang sari dengan tanaman palawija dan tanaman sayuran lainnya seperti cabe rawit, jagung, kacang kedelai, tomat, caisin dan lain sebagainya. Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur, kelompok tani di Desa Talaga, dan hasil pengamatan teknik budidaya pisang ambon di Desa Talaga adalah sebagai berikut:

a. Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan bukan kegiatan mutlak yang harus dilakukan, khususnya pada lahan yang masih gembur dan tidak terdapat gulma. untuk lahan yang terdapat alang-alang harus dibersihkan secara menyeluruh. Alang-alang merupakan gangguan utama untuk tanaman pisang karena dapat menyebabkan kompetensi perolehan kebutuhan hara dan mineral-mineral tanah antar tanaman pisang dan gulma. tanah yang paling baik untuk pertumbuhan pisang ambon adalah tanah yang liat, gembur, dan memiliki drainase dan aerasi tanah yang baik.

b. Penyediaan bibit pisang

Pada awalnya untuk mendapatkan bibi pisang ambon, petani biasanya membeli bibit kepada petani lain yang telah terlabih dahulu menanam pohon pisang. Bibit pisang biasanya dibeli dari petani lainnya dengan seharga Rp.2.500,00 - 4.000,00 per bibitnya, namun demikian kualitas bibit yang dihasilkan kurang terjamin. Petani yang sudah lama menanam pisang ambon memperoleh bibit dari tanaman sebelumnya atau tanaman indukan. Anakan pisang ambon sengaja dibiarkan menggerombol di sekitar atau sekeliling tanaman indukan mother plant. Pisang umumnya diperbanyak dengan anakan sebab pohon pisang yang berasal dari anakan akan menghasilkan tananan yang lebih besar dibandingkan tanaman pertama tanaman induk. Untuk perbanyakan dengan anakan petani biasanya hanya membiarkan satu sampai dua 24 anakan dari setiap rumpunnya, sedangkan sisa anakan yang lainnya setelah berumur tiga sampai empat bulan di pindahkan ke lubang tanam lainnya. Hal ini agar pertumbuhan tanaman induk dan anakan dapat tumbuh secara optimal. ➋ . ➌➍ n ➎ n ➎ m ➎ n ➏ ➎ n ➐ ➍ m u p u ➑ ➎ n Penanaman pisang dilakukan pada awal musim tanam yakni antara bulan Juli sampai dengan Agustus dengan menggunakan anakan dengan jarak tanam 2 x 3 meter, untuk tanaman yang dilakukan secara tumpang sari jarak tanam berkisar antara 3 x 4 meter. Tanaman yang ditumpang sarikan antara lain caisin, cabe, cabe rawit, tomat, jagung, kacang kedelai dan lain sebagainya. Berdasarkan wawancara dengan petani responden, sebagian petani di Desa Talaga hanya menggunakan pupuk kandang berupa kotoran sapi dan kambing, karena menurut mereka selain ekonomis dan mudah diperoleh, pupuk kandang juga dapat mempertahankan kesuburan tanah. pemakaian pupuk kandang dan kompos pada pemupukan pertama sebelum tanam sebanyak 20-25 kilogram perlubang, dengan anjuran mendiamkan terlebih dahulu lubang tanam yang telah diberi pupuk selama kurang lebih satu minggu, sebelum bibit pisang ditanam kedalam lubang tanam. Pemupukan kedua dilakukan setelah tanaman berumur 4-6 bulan sebanyak 10-15 kg pupuk kandang dan pada pemupukan kedua ini beberapa petani juga menggunakan pupuk kimia. ➏ ➒ ➌➍ n ➓ ➎ ➔ → ➎ n Pengairan bertujuan untuk membantu penyediaan air untuk keperluan optimum pertumbuhan. Air yang digunakan untuk penyiraman harus berkualitas baik, tidak tercemar zat berbahaya, dan limbah pabrik serta bibit penyakit. Pengairan lahan harus dilakukan paling lambat 3-4 hari setelah tanam jika ditanam pada saat tidak turun hujan. Penyiraman dilakukan dengan menyiram dari atas anakan yang masih muda secara perlahan dan mengenai semua daun pisang. Pengairan biasanya hanya memanfaatkan air hujan. ➍ . ➌➍ m ➍ l ➔ ➣ ➎ r ➎ ➎ n ➏ ➎ n ➌ ➍ r ➎ w ➎ t ➎ n Pemeliharaan gulma dan tanaman liar lainnya dilakukan sekitar 3 bulan sekali. Untuk menghambat pertumbuhan gulma dan tanaman liar petani biasanya menggunakan herbisida dan pencabutan secara langsung gulma dan tanaman liar. Di perkebunan yang membudidayakan pisang dengan lebih komersial beberapa tindakan lain dilakukan untuk mempertahankan produktivitas yang tinggi dan untuk menjamin buah berkualitas baik untuk pasaran khusus. Tindakan-tindakan itu mencakup pembuangan anakan, pembuatan tunggul-tunggul, pemotongan jantung pisang, dan pengurangan tandan buah. Setiap enam sampai 12 minggu tanaman pisang dibuangi anakannya, hanya ditinggalkan satu tanaman induk yang sedang berbuah, satu batang anakan yang tertua, dan satu tanaman cucu. Pada kepadatan yang rendah, setiap rumpun dapat berisi satu batang induk berikut dua anakannya. Jadi, untuk menghindari berjejalnya batang, dan untuk mengatur panen yang berurutan dalam setiap rumpun, satu anakan disisakan pada satu pohon induk setiap 6 sampai 10 bulan untuk menghasilkan tandan berikutnya. Hanya anakan yang sehat dan tertancap dalam yang boleh disisakan. Jantung pisang hendaknya segera dibuang setelah dua sisir terakhir dari tandan itu muncul. Pada waktu yang bersamaan, satu atau dua sisir terakhir mungkin perlu dibuang untuk meningkatkan panjangnya masing-masing buah pisang yang tersisa dan mendapatkan hasil yang optimal. 25 ↔ . ↕➙ n ➛ ➙ n ➜ ➝ l ➞➝ n ➟ ➝ m ➝ ➜ ➝ n ➠ ➙ n y ➝ ➡ ➞➢ t ➙ r ➠ ➝ ➜ ➤ Pengendalian hama dan penyakit terpadu adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah kerugian yang diakibatkan oleh Organisme Pengganggu Tanaman OPT seperti hama, pathogen dan gulma, dengan cara memadukan satu atau lebih teknik pengendalian yang dikembangkan dalam satu kesatuan. Pengendalian hama dan penyakit terpadu bertujuan untuk mengetahui jenis hama dan penyakit yang mempunyai potensi akan merusak tanaman, meningkatkan kualitas produksi dan melindungi tanaman dari serangan OPT. Pengendalian hama dan penyakit terpadu menggunakan lima cara yaitu kultur teknis, fisik atau mekanis, genetika, biologi, kimiawi. Pengendalian untuk tiap jenis OPT berbeda-beda sehingga perlakuan yang berikan juga berbeda. Pengendalian difokuskan kepada pencegahan dengan memberikan Trichoderma pada saat penanaman dan memusnahkan tanaman yang telah terkena hama atau penyakit. a Hama Penggerek batang b Layu Fusarium Gambar 5. Penyakit dan hama tanaman pisang

4.2.2 Penanganan Pascapanen Panen

Panen pisang dilakukan ketika buah masih bewarna hijau dan tua. Tingkat kematangan diperkirakan dari adanya siku-siku pada individu buah, tingkat ketuaan buah saat panen berkisar antara 70-80 . pisang dipanen pada pagi hari dengan suhu berkisar 26-28 C agar mempertahankan mutu buah saat panen. Panen pisang biasanya dilakukan oleh pengumpul atau tengkulak desa. Menurut Cahyono, pisang sudah mulai berproduksi dan biasa dipungut hasilnya pada umur 12-15 bulan setelah tanam atau 4-6 bulan setelah tanaman berbunga. Indeks warna buah saat panen yaitu indeks 1. Berikut data pengambilan sampel buah tingkat ketuaan dan indeks warna saat panen dapat dilihat pada tabel 11. 26 Tabel 11. Tingkat ketuaan dan indeks warna panen Sampel Tingkat Ketuaan Indeks Warna 1 70 1 2 80 1 3 80 1 4 80 1 5 70 1 6 80 1 7 80 1 8 70 1 9 80 1 10 80 1 Berdasarkan pernyataan Muchtadi 1992, Buah pisang biasanya dipanen pada waktu masih bewarna hijau dengan tingkat kematangan berbeda. Apabila akan ditransportasikan pada jarak jauh, biasanya dipanen pada waktu masih agak muda 75-80 tingkat kematangan dengan sudut-sudut buah yang masih kelihatan, buah seperti ini akan matang kira-kira dalam waktu 3 minggu. Untuk pengangkutan jarak pendek, biasa pisang dipanen pada saat 85-95 matang, dimana buah telah berkembang penuh tetapi susut-sudut masih sedikit kelihatan. Perbedaan tingkat ketuaan buah saat panen dapat menimbulkan tidak keseragaman warna buah saat penjualan. Semakin rendah tingkat ketuaan buah saat panen maka semakin lama proses pematangan buah. Untuk pemanenan pisang dilakukan oleh satu sampai dua orang. Pohon pisang ditebang dengan menggunakan parang atau golok, batang pisang di tebang dengan menusuk atau membacok setengah tinggi batang sekitar tinggi 1 m, agar tandan pisang tidak menyentuh tanah. Daun pisang ditarik sehingga bagian atas pohon beserta tandannya merunduk. Setelah tandan merendah pemanen langsung memegang tandan pisang dan memotong gagang tandan dengan menyisakan sebagian gagang yang masih berada pada tandan yang digunakan sebagai pegangan. Gambar 6. Proses panen buah pisang dan pengangkutan ke pinggir kebun Semua hasil panen ditumpuk di pinggir jalan dekat kebun-kebun petani dan ditutup dengan daun pisang untuk menghindari kontak sinar matahari secara langsung. Pedagang pengumpul yang akan mengambil hasil panen dengan menggunakan kendaraan pengangkut seperti mobil bak terbuka Pick Up atau motor jika hasil panennya sedikit. Untuk pengumpul- pengumpul kecil buah biasa di panggul ke bangsal penyimpanan. Proses pengangkutan pisang dari kebun ke rumah pengumpul tidak dilakukan penataan dalam transportasi, pisang di tumpuk 27 secara acak. Kurangnya penataan transportasi ini dapat menyebabkan kerusakan fisik dan mekanis pada buah pisang. Gambar 7. Pengangkutan pisang dari kebun Proses pengangkutan dari kebun menggunakan mobil pick up dengan kapasitas 1500 kg sedangkan untuk pengumpul kecil biasanya digunakan motor atau langsung diangkut dengan menggendong tandan pisang yang digantung menggunakan bambu. Setelah pengangkutan dari kebun, buah pisang ditimbang di rumah pengumpul, kemudian hasilnya baru dibayarkan oleh pengumpul kepada petani pemilik. Proses panen buah pisang di desa talaga biasanya dilakukan oleh pedagang pengumpul, petani-petani biasanya mempercayai proses panen dilakukan oleh pengumpul, petani akan memberi tahu kepada pengumpul waktu pisangnya siap untuk dipanen. sistem pembayaran dilakukan setelah pisang ditimbang di rumah pengumpul. ➥➦ n ➧ u m p u ➨ ➩ n ➫ ➩ n ➭ ➦ n y ➯ m p ➩ n ➩ n Setelah proses panen buah pisang di kumpulkan dan simpan sekitar 3-4 hari setelah panen untuk menunggu pengumpulan hasil panen di hari berikutnya. Penyimpanan dilakukan oleh pengumpul di gudang penyimpanan dengan menutup buah pisang yang masih dalam bentuk tandanan dengan menggunakan terpal dan daun pisang kering. Suhu peyimpanan buah pisang sesuai dengan suhu ruang sekitar 26-30 C. Menurut Cahyono 2008, menyatakan penyimpanan buah pisang harus memperhatikan unsur-unsur teknologi yang benar, agar buah pisang yang disimpan dapat terhindar dari kerusakan yang disebabkan oleh hama dan penyakit pascapanen selama dalam penyimpanan. Gambar 8. Penyimpanan tandan buah pisang oleh pengumpul Penyimpanan buah pisang juga dilakukan oleh pihak pengumpul dan pedagang, penyimpanan dilakukan bertujuan mengatasi kerusakan buah pisang akibat proses pemasaran yang terlambat lama dan menunggu pengumpulan buah pisang dari petani dan pengumpul kecil. Buah tidak terjual habis dalam waktu yang relatif singkat harus mendapatkan perlakuan khusus 28 dalam penyimpanan agar buah tetap dalam keadaan segar walaupun telah disimpan lama. Proses penyimpanan di tingkat pedagang disimpan dengan menggunakan keranjang atau peti. Buah disimpan pada suhu ruang sekitar 27-30 C. Menurut Satuhu 1993, suhu penyimpanan harus dijaga agar tetap konstan demikian pula kelembapanya. Kelembapan udara yang rendah dapat mempercepat terjadinya transpirasi atau penguapan sehingga dapat menyebabkan kehilangan bobot yang cukup besar selama penyimpanan. ➲➳ n y ➵➸ ➵➺ ➻ n buah pisang diperdagangkan dalam bentuk tandan, sisir atau satu gandeng terdiri atas dua buah. Penyisiran dilakukan oleh pedagang pengumpul di rumah pengemasan menggunakan pisau.pisang untuk tujuan lokal dan supermarket dijual dengan bentuk sisiran sedangkan untuk tujuan pasar Kramat Jati pisang dijual dalam bentuk gandengan. Penyisiran buah pisang dilakukan dengan cara tandan pisang ditempatkan dalam posisi berdiri dengan pangkal tandan sebelah atas. Pangkal tandan pisang dipegang dengan tangan kiri, dan pisau cekung diarahkanditempatkan pada pangkal sisir yang masih melekat pada tandan, kemudian sisir buah yang sudah lepas dari tadan, pangkal sisirnya diserut untuk membuang sisa-sisa serat tandan yang masih melekat pada tandan tersebut. Gambar 9. Proses penyisiran buah pisang ➼ ➽ rt ➻ s ➵ ➾ ➻ n ➚ r ➻ ➾ ➵ ➪ ➶ Menurut Cahyono 2009, sortasi bertujuan untuk memilih dan memisahkan buah pisang yang baik dari buah pisang yang kurang baik atau rusak. Sementara, grading bertujuan untuk mengelompokkan buah pisang yang telah disortasi menjadi beberapa kelompok kelas, misalnya kelas A, B, C, dan Seterusnya. Sortasi buah dilakukan berdasarkan tingkat kemulusan buah dan buah yang mengalami kerusakan fisikmekanis memar, pecah atau luka gores dan buah yang terkena hama dan penyakit. Buah yang tidak masuk dalam kriteria ini akan dijual kepada pedagang kripik dan sale pisang. Buah yang telah dipilih dikelaskanGrading berdasarkan ukuran atau standar mutu yang ditetapkan. Setiap kelas buah ditandai sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Untuk pengiriman pasar lokal buah tidak dilakukan proses grading, buah dijual secara borongan, untuk pasar luar daerah Kramat Jati buah dikelompokkan menjadi lima kelas berdasarkan ukuran buah, dan untuk tujuan supermarket hanya buah yang super yang dikirim sesuai standar mutu yang diinginkan pihak mitra berdasarkan penampakan fisik buah pisang ambon yaitu berdasarkan buah pisang yang bentuknya sempurna, kulit buahnya mulus dan tidak busuk kemudian dikelompokan berdasarkan bobot buah per sisirnya. Berikut standar grade buah pisang untuk tujuan supermarket dan pasar Kramat Jati dapat dilihat pada gambar 10 dan tabel 12. 29 a Supermarket b Pasar Kramat Jati Gambar 10. Pengkelasan atau Grading Tabel 12. Standar mutu grade buah pisang tujuan pasar Supermarket dan pasar Kramat Jati Tujuan Pasar Tempat Sortir Grade yang Berlaku Kriteria Pengumpul Desa Pasar Kramat Jati Gudang Super Panjang buah 18 cm, diameter buah 2.5 cm, Penampilan mulus, bebas luka dan memar, isi 1 keranjang 3 pasang. Berat buah 1 pasang 400 gr. 3-1 Panjang buah 16-18 cm, diameter buah 2.2-2.5 cm, Penampilan mulus, isi 1 keranjang 3 pasang, berat buah 1 pasang 350-400 gr. 3-2 4 5 Panjang buah 14-16 cm, diameter buah 2.2 cm, Penampilan mulus, isi 1 keranjang 3 pasang, berat buah 1 pasang 300-350 gr. Panjang buah 12-14 cm, diameter buah 2 cm, Penampilan tidak mulus, isi 1 keranjang 4 pasang. Berat buah 1 pasang 200- 250 gr. Panjang buah 12 cm, diameter buah 2 cm, Penampilan tidak mulus, isi 1 keranjang 5 pasang. Berat buah 1 pasang 200 gr. Pedagang Besar Supermarket Gudang Super Supermarket Berat per sisir 1.5 kg Jumlah jari 12 Bentuk buah normal dan seragam, Bebas kotoran, tingkat kerusakan 10 BC pasar Lokal Berat per sisir 1.5 kg Jumlah jari 12 Bentuk buah tidak seragam, tingkat kerusakan 10 30 ➹➘➴ ➷ ➬ ➷ ➮ ➱ n Pencucian atau pembersihan pisang dilakukan oleh pengumpul besar untuk tujuan supermarket dan swalayan. Pegumpul pengirim pasar lokal dan pengumpul luar daerah tidak melakukan proses pencucian. Buah pisang yang telah disisir direndam dalam waktu yang singkat 5-10 menit pada bak dengan ukuran 4 x 1,5 x 1 m. pisang di rendam kemudian di gosok dengan kain, pencucian digunakan untuk menghilangkan kotoran, debu dan getah yang menempel pada buah. Pencucian yang terlalu lama dapat menyebabkan buah cepat busuk. Air pencucian bak diganti secara rutin menghindari penyakit-penyakit pasca pascapanen. Menurut Prabawati et al 2008 perlu penambahan natrium hipochlorit 75-125 ppm untuk membunuh spora Fusarium, Cholletotrichum, dan Botryodiplodia serta fungi lain yang sering menyerang crown pisang. Gambar 11. Pencucian buah pisang ➹➘ m ➘ r ➱ m ➱ n Pemeraman dilakukan untuk mempercepat proses pematangan buah. Dengan pemeramam buah pisang dapat matang dalam waktu yang relatif pendek secara bersamaan, yaitu 2-4 hari, tergantung cara yang digunakan dalam pemeraman Cahyono, 2009. Pemeraman buah dilakukan dengan menggunakan larutan ethephonprothephon. Prothephon merupakan zat pengatur tumbuh berupa cairan bewarna kuning dengan cara kerja yang sistemik masuk kedalam jaringan tumbuhan yang terurai menjadi etilen yang berperan sebagai hormon yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan proses pematangan buah. a larutan prothephon b karbit Gambar 12. Pemeraman buah pisang Prosedur pemberian yaitu dengan mencampur larutan prothephon dengan air dengan perbandingan 1 ml prothephon dicampur 1 liter air. Sisiran buah pisang dilakukan pencelupan selama 10 detik dengan campuran larutan prothephon. Setelah dilakukan pencelupan, sisiran buah ditiriskan dan dilakukan pemeraman selama 24 jam. Proses pemeraman biasanya dilakukan oleh pengumpul sedangkan pedagang besar pasar lokal dilakukan dengan menggunakan karbit dan beberapa pedagang lokal mnggunakan larutan prothephon dengan proses 31 penyemprotan.pemberian larutan prothephon ini akan matang selama 2-3 hari dan memiliki keseragaman warna yang sama. ✃❐ l ❒ ❮ ❐ l ❒ n Pelabelan dilakukan menggunakan stiker, pisang diberikan pelabelan berdasarkan kelas dan varietas. Pisang ambon Cianjur dengan menggunakan sticker dan diberi nama Pisang Girang yang mencirikan pisang khas Cianjur. Pelabelan hanya dilakukan untuk suplai pisang ke supermarket. Gambar 13. Pelabelan buah pisang ✃❐ n ❰ ❐ m ❒ s ❒ n Pengepakan Sebelum buah pisang di transportasikan dilakukan pengemasanpengepakan. Pengepakan atau pengemasan bertujuan untuk melindungi buah pisang dari kerusakan mekanis yang mungkin terjadi selama dalam pengangkutan dari kebun ke gudang atau hingga sampai ke tempat pemasaran. Pengemasanpengepakan yang baik akan mengurangi kerusakan fisik buah pisang selama di transportasikan Cahyono, 2009, Menurut satuhu 1993, mutu buah yang dikirim sangat ditentukan oleh jenis dan cara kemasannya, bentuk kemasan buah yang akan dikirim harus mempertimbangkan faktor transportasi. Pengemasan buah tujuan supermarket dengan menggunakan karton yang lapisi bahan Styrofoam untuk mengurangi gesekan antar buah. Pengiriman buah pisang ke pasar-pasar lokal dan luar daerah, buah pisang dijual dalam bentuk tandanan dibungkus dengan daun kering disekeliling buah. Jika buah pisang dijual dalam bentuk sisiran, maka buah dikemas dengan menggunakan wadah keranjang, karton dan lain- lain. Pada kemasan hendaknya dilakukan penyekatan antar sisir dan diberi alas dengan daun kering atau bahan Styrofoam yang mempertahankan mutu pisang. a Pengemasan dengan Karton b Pembungkusan daun kering 32 b Pengemasan Keranjang ke pasar lokal d Pengemasan Pisang keranjang-keranjang kecil Gambar 14. Pengemasanpengepakan buah pisang Ï r Ð n sp o rt Ð s Ñ Tata cara transportasi untuk pemasaran disesuaikan dengan tujuan pasar. Penumpukan kemasan dibatasi sesuai dengan tingkat kekuatan kemasan dan alat angkut. pengangkutan yang dilakukan oleh pedagang pengumpul dan pedagang besar daerah tidak hanya mengangkut pisang ambon yang dibeli dari petani semata. Jenis pengangkutan lain adalah ketika pedagang pengumpul menjual pisang kepada pedagang besar dengan cara membawanya dengan kendaraan bak terbuka dan di tutup dengan terpal sedangkan untuk pedagang besar menggunakan alat transportasi berupa truk kecil atau mobil box. Pedagang pengumpul juga mengirimkan pisang kepada pedagang pengecer di pasar atau pun di toko-toko. Dalam hal ini biaya pengiriman pisang menjadi tanggungan pengirim pedagang pengumpul dan pedagang besar. Gambar 15. Pengiriman Transportasi Pisang Ò Ó m Ð s Ð r Ð n Ô Ð n Ò Ó m Ð Õ Ð Ö × Ð n Buah pisang di jual dalam keadaan segar pemajangan buah pisang di pengecer dan retail supermarket tanpa perlakuan pendinginan dengan suhu lingkungan berkisar 27-30 C. Selama pemasaran pisang hanya mampu bertahan selama 3-5 hari. Pemajangan di pasar lokal biasanya menggunakan alas terpal di tepi-tepi jalan dan sisiran pisang digantung dengan tali rapia untuk menarik penampilan buah. 33 a Supermarket b pasar lokal Gambar 16. Pemasaran pisang ambon

4.3 Tataniaga Pisang Ambon

Terdapat tiga jalur aliran pemasaran atau tata niaga pisang ambon di wilayah sentra produksi Desa Talaga, Kecamatan Cugenang, Cianjur sesuai dengan tujuan pasar yaitu tujuan untuk pasar lokal, pasar induk luar daerah pasar induk Kramat Jati, Jakarta, dan swalayansupermarket. Pasokan buah pisang ambon di daerah Cugenang, Cianjur paling besar dipasok ke pasar induk Kramat Jati oleh pengumpul desa dibandingkan pasar lokal dan modern. Berikut pada Gambar 17. Diagram alir pemasaran pisang ambon Gambar 17. Diagram alir pemasaran pisang ambon Lembaga-lembaga pemasaran yang terdapat dalam saluran tataniaga pisang ambon di daerah penelitian adalah sebagai berikut: 1. Petani Petani merupakan pihak penyedia atau produsen pisang. Petani melakukan kegiatan budidaya pisang, meliputi penanaman, perawatanpemeliharaan, pemberian pupuk, pemberantasan hama dan penyakit. 2. Pengumpul Pedagang pengumpul adalah orang yang membeli pisang dari petani secara langsung. Mereka membeli pisang ambon dari petani dalam bentuk siap panen yang masih dipanen di kebun, pemanenan buah pisang dilakukan langsung oleh pengumpul dan Petani Pengumpul Desa Pedagang besar Luar Daerah K o n s u m e n Pedagang Pengumpul Besar Pasar Modern Swalayan Supermarket Pengecer Pasar Lokal II I III Pedagang Pengecer Pengumpul 34 pembeliannya dilakukan dengan sistem borongan. Para pengumpul-pengumpul ada yang menjual pisang langsung ke pengecer pasar dan menjual ke pengumpul besar desa. Pengumpul desa menjual pisang ke pedagang-pedagang besar daerah maupun pedagang grosir pasar Induk Kramat Jati 3. Pedagang Besar Pedagang besar adalah orang yang membeli langsung pisang dari petani dan pengumpul-pengumpul desa. Prosedur pembelian pisang pembeliannya adalah pedagang pengumpul atau petani mendatangi pedagang besar menjual hasil pisang yang di panen ataupun pihak pedagang besar yang mendatangi petani dan pengumpul desa. Biasanya pedagang besar telah memiliki langganan pengumpul dan petani yang menjual hasil kepada mereka. Pembelian buah pisang dalam sudah dalam bentuk sisiran dan sebagian dalam bentuk tandanan. Pedagang besar telah mempunyai fasilitas perlengkapan pascapanen yang lengkap. Pedagang besar yang dituju yaitu PT Berkah Jaya yang menjual buah pisang ke SupermarketSwalayan dan pasar-pasar lokal. 4. Pedagang besar Luar Daerah pasar Induk Kramat Jati Pedagang besar luar daerah biasa disebut pedahgang grosir di pasar-pasar induk Kramat Jati. Pedagang pasar induk Karmat Jati sebagai supplier yang melayani pembelian buah pisang untuk konsumen biasa maupun pengecer yang akan menjual lagi pisang yang dibeli. Pedagang grosir hanya menyediakan barang dan tidak melakukan kegiatan pengiriman. 5. SupermarketSwalayan. Supermarket merupakan lembaga pemasaran yang langsung berhubungan dengan konsumen. Supermarket yang ditujui oleh pedagang besar yaitu Lottemart, Carefour, Hypermart, HeroGiant Supermarket dan Swalayan Istana Buah Segar Cianjur. Buah yang dikirim oleh pedagang besar dilabeli dengan merk pisang Girang Cianjur dengan kualitas pisang yang dipasarkan super. 6. Pengecer Pengecer merupakan pedagang kecil yang melakukan kegiatan penjualan hanya dengan konsumen biasa di pasar-pasar lokal. Buah pisang dijual dalam bentuk sisir dan gandengan. Pengecer buah pisang di Pasar Kramat Jati mengirim pisang ke restoran-restoran dan perusahaan catering di Jakarta. Jenis kualitas pisang yang dijual juga beragam.

4.4 Titik Kritis Susut Pascapanen Pisang