47
4.5.2 Biaya, Keuntungan dan Margin tataniaga Pada Saluran II
Lembaga-lembaga yang terlibat pada saluran II adalah petani, pengumpul desa, pedagang besar luar daerah pasar Induk Kramat Jati, pedagang pengecer dan konsumen
akhir. Jenis saluran pemasaran ini adalah pemasaran tak langsung karena melalui lebih dari satu perantara.
Pisang dibeli dari petani dan pengumpul kecil oleh pedagang pengumpul desa dengan harga Rp. 2000 per kilogram. Pedagang pengumpul menjual pisang dengan harga Rp.
2000-7000 per keranjang dengan berat bersih berkisar 0.9-1.2 keranjang sesuai dengan ukuran grade. harga jual di tingkat pengumpul diambil berdasarkan kelas atau grade
terbanyak yaitu kelasgrade 3-2 dengan harga jual Rp. 3600 per keranjang. Pedagang grosir Kramat Jati menjual pisang dengan harga Rp. 4000 per keranjang kepada pedagang pengecer
dan konsumen. Harga jual di tingkat pengecer berkisar Rp. 6000 per kerkeranjang. Pengececer biasanya mengemas kembali pisang dengan peti kemas lalu di jual kepada
konsumen, restoran-restoran dan perusahan catering di Jakarta. Dari saluran II diperoleh total biaya sebesar Rp. 1428 23.8, total keuntungan Rp. 2575 42.87, total marjin Rp. 4000
66.67 dan Rasio LiCi sebesar 1.80.
4.5.3 Biaya, Keuntungan dan margin Tataniaga Pada Saluran III
Lembaga-lembaga yang terlibat pada saluran III adalah petani, pengumpul desa, pedagang besar PT Berkah Jaya Supermarketswalayan dan konsumen akhir. Jenis saluran
pemasaran ini adalah pemasaran tak langsung karena melalui lebih dari satu perantara. Pada saluran pemasaran III ini dibagi lagi menjadi dua karena perbedaan harga beli dan jual di di
setiap supermarket yaitu saluran pemasaran III A pisang dijual ke Hyppermart dan saluran III B supermaket HeroGiant
Pisang di beli dari petani dan pengumpul kecil oleh pedagang pengumpul desa dengan harga Rp. 2000 per kilogram, pedagang besar membeli pisang dengan harga Rp. 2500
kepada petani dan pengumpul desa dalam bentuk sisiran dan tandan dan menjual pisang dengan harga Rp. 8900 per kilogram kepada retail Hyppermart dan Giant seharga Rp. 8615
dengan kualitas buah super. Dari saluran III A diperoleh total biaya sebesar Rp. 3441 24.755, total
keuntungan Rp. 6858 60.86 total marjin Rp. 10300 85.61 dan Rasio LiCi sebesar 1.99. Dari saluran III B diperoleh total biaya sebesar Rp. 3441 24.755, total keuntungan
Rp. 8459 60.86 total marjin Rp. 11900 85.61 dan rasio LiCi sebesar 2.46.
Rangkuman dari Rincian Harga Jual, Biaya, Keuntungan dan Marjin Tataniaga Pada Empat Saluran Tataniaga Pisang Ambon di Desa Talaga dapat dilihat pada lampiran 8.
Saluran pemasaran yang efisien dilihat dari margin tataniaga yang lebih rendah dan memberikan farmer s share bagian yang di terima petani lebih besar serta rasio keuntungan
biaya yang tinggi. Untuk mengetahui saluran yang efisien dapat dilihat perbandingan antara farmer s share, margin, total biaya dan rasio keuntungan pada setiap saluran pemasaran
dapat dilihat pada tabel 18.
48 Tabel 18. Nilai persentase farmer s share, total biaya, total keuntungan, total margin tata
niaga dan rasio LiCi Pemasaran
Farmer share Total biaya
Total Keuntungan
Total Margin
LiCi Saluran I
40.00 14.50
45.50 60.00
3.14 Saluran II
33.33 23.80
42.87 66.67
1.80 Saluran III A
14.39 24.76
60.86 85.61
2.46 Saluran III B
16.26 27.98
55.76 83.74
1.99 Rasio terhadap harga konsumen
farmer s share bagian yang di terima petani paling tinggi terdapat pada saluran pemasaran 1 sebesar 40 dan yang terkecil pada saluran III A sebesar 14.39 . Hal ini
berarti petani pda saluran I mendapat bagian sebesar 40 dari harga yang dibayarkan konsumen dan untuk saluran III A petani hanya mendapat bagian sebesar 14.39 dari harga
yang dibayarkan konsumen. Total biaya paling rendah terdapat pada salurn I sebesar 14.50 dan terbesar pada
saluran III B sebesar 27.98 besarnya biaya pemasaran disebabkan rantaipemasaran yang panjang. margin tataniaga yang paling rendah pada saluran 1 sebesar 60 dan tinggi saluran
III A sebesar 85.61 . Rasio keuntungan LiCi tertinggi terdapat pada saluran I sebesar 3.14 dan terkecil saluran II sebesar 1.80 Semakin tinggi nilai rasio semakin besar keuntungan
yang diperoleh Limbong dan Sitorus, 1983. Saluran pemasaran yang efisien adalah saluran pemasaran I karena memiliki
margin tataniaga yang lebih rendah dan memberikan farmer s share bagian yang di terima petani lebih besar serta rasio keuntungan biaya yang tinggi dibandingkan saluran lainnya.
Namun dari segi operasional, pemasaran pisang di setiap rantai pemasaran belum efisien karena penyebaran rasio keuntungan terhadap biaya belum merata di setiap saluran
pemasaran. Semakin meratanya penyebaran rasio keuntungan terhadap biaya maka dari segi operasional sistem tataniaga akan semakin efisien Limbong dan Sitorus, 1987.
49
ï
.
ð ñò
UTUP
5.1 Kesimpulan