e. Akses ke saluran distribusi, makin terbatasnya saluran distribusi
untuk suatu produk dan makin banyak pesaing yang telah banyak mengikat saluran ini, jelas akan berat usaha untuk masuk ke dalam
industri. f.
Biaya yang tidak menguntungkan terlepas dari skala, perusahaan yang mempunyai keunggulan biaya yang tidak dapat ditiru oleh
pendatang baru yang akan masuk tidak peduli berapapun besarnya dan berapapun pencapaian skala ekonomis dari pendatang baru
tersebut. g.
Kebijakan pemerintah, pemerintah dapat membatasi atau bahkan menutup kemungkinan masuk ke dalam industri dengan peraturan-
peraturan yang berlaku.
2.5. Bank
Menurut Kasmir 2005, bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya adalah menghimpun dana funding dari masyarakat dalam bentuk
simpanan, menyalurkan dana lending ke masyarakat dalam bentuk pinjaman kredit kepada masyarakat, dan memberikan jasa services bank lainnya.
2.5.1 Bank Konvensional
Menurut Kasmir 2005, bank konvensional adalah suatu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan
uang, dan memberikan jasa pengiriman uang. Perbedaan bank konvensional dengan bank syariah adalah dengan adanya bunga. Secara fiqih, bunga ini
dikategorikan sebagai riba. 2.5.2 Bank Syariah
Sebagaimana halnya dengan bank konvensional, bank syariah juga mempunyai peran sebagai lembaga perantara intermediary antara satuan-satuan
kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana surplus unit dengan unit-unit lain yang mengalami kekurangan dana deficit
unit. Bank syariah merupakan bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah juga dapat diartikan sebagai lembaga keuangan atau
perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlanda skan Alqur‟an
dan Hadits Nabi SAW. Bank syariah dengan sistem bagi hasil dirancang untuk
terbinanya kebersamaan dan menanggung resiko usaha serta berbagi hasil usaha antara shahibul mal pemilik dana yang menyimpan uangnya di lembaga selaku
pengelola dana mudarib, dan masyarakat yang membutuhkan dana yang bisa berstatus peminjam dana atau pengelola usaha Machmud dan Rukmana, 2010.
Menurut Kasmir 2005, bank syariah merupakan bank yang beroperasi berdasarkan hukum Islam. Bank ini mengharamkan bunga seperti yang diberikan
bank konvensional. Landasan hukum bank syariah adalah Al-Quran dan Sunnah Rasul.
2.6. Produk Bank Syariah
Machmud dan Rukmana 2010, menyatakan bahwa pembiayaan dalam perbankan syariah tidak bersifat menjual uang yang mengandalkan pendapatan
bunga atas pokok pinjaman yang diinvestasikan, tetapi dari pembagian laba yang diperoleh pengusaha. Pendekatan bank syariah mirip dengan investment banking
dimana secara garis besar, produk adalah mudharabah trust financing dan musyarakah patnership financing, sedangkan yang bersifat investasi
diimplementasikan dalam bentuk murabahah jual-beli. Pola konsumsi dan pola simpanan yang diajarkan oleh Islam memungkinkan umat Islam mempunyai
kelebihan pendapatan yang harus diproduktifkan dalam bentuk investasi. Maka, bank Islam menawarkan tabungan investasi yang disebut simpanan mudharabah
simpanan bagi hasil atas usaha bank. Untuk dapat membagihasilkan usaha bank kepada penyimpan mudharabah, bank syariah menawarkan jasa-jasa perbankan
kepada masyarakat dalam bentuk: 1.
Pembiayaan untuk berbagai kegiatan investasi atas dasar bagi hasil yang terdiri dari pembiayaan investasi bagi hasil al-mudharabah dan pembiayaan
investasi bagi hasil al-musyarakah. Dari pembiayaan investasi tersebut, bank akan memperoleh pendapatan berupa bagi hasil usaha.
2. Pembiayaan untuk berbagai kegiatan perdagangan yang terdiri dari
pembiayaan perdagangan al-murabahah dan al-baiu bithaman ajil. Dari pembiayaan perdagangan tersebut, bank akan memperoleh pendapatan berupa
mark-up atau margin keuntungan. 3.
Pembiayaan pengadaan barang untuk disewakan atau disewabelikan dalam bentuk sewa guna usaha yang disebut al-ijaroh dan sewa beli yang disebut al-
baiu takjiri. Di Indonesia, al-ijaroh dan al-baiu takjiri tidak dapat dilakukan oleh bank. Namun demikian, penyewaan fasilitas tempat penyimpanan harta
dapat dikategorikan sebagai al-ijaroh. Dari kegiatan usaha al-ijaroh, bank akan memperoleh pendapatan berupa sewa.
4. Pemberian pinjaman tunai untuk kebajikan al-qardhul hasan tanpa
dikenakan biaya apapun kecuali biaya administrasi berupa segala biaya yang diperlukan untuk sahnya perjanjian hutang seperti bea materai, bea akta
notaris, bea studi kelayakan, dan sebagainya. Dari pemberian pinjaman al- qardhul hasan, bank akan menerima kembali biaya-biaya administrasi.
5. Fasilitas-fasilitas perbankan umumnya yang tidak bertentangan dengan
syariah seperti penitipan dana dalam rekening lancar current account, dalam bentuk giro
wadi’ah yang diberi bonus dan jasa lainnya untuk memperoleh balas jasa seperti: pemberian jaminan al-kafalah, pengalihan tagihan al-
hiwalah, pelayanan khusus al-jualah, pembukaan LC al-wakalah, dan lain-lain. Dari pemakaian fasilitas-fasilitas tersebut, bank akan memperoleh
pendapatan berupa fee. Dalam bentuk praktik di lapangan, di samping menyediakan modal yang
dibutuhkan masyarakat kecil untuk membeli barang-barang modal alat kerja, modal kerja operasional, dan faktor lain yang dibutuhkan untuk membangun satu
unit bisnis kecil, bank syariah idealnya juga harus memberikan pendampingan manajerial, seperti aspek pemasaran, keuangan, dan produksi bahkan sampai
memfasilitasi jaringan pemasaran tata niaga yang lebih efisien yang menguntungkan usaha kecil dan menengah. Dengan demikian, bank syariah
menjadi partner usaha dalam lingkup yang lebih luas dan terintegrasi.
2.7. Penelitian Terdahulu yang Relevan