Matriks IE Kesimpulan Perumusan Strategi Pemasaran Produk Tabungan BSM PT Bank

yang dapat dimanfaatkan perusahaan yaitu masih luasnya pangsa pasar bank syariah secara nasional dengan skor 0,4826. Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia relatif cepat yang didukung oleh jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 200 juta jiwa. Ini dapat menjadi potensi pasar bagi perbankan syariah. Adapun ancaman utama yang dihadapi oleh BSM KCP Lebak adalah semakin banyak Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang tumbuh di Indonesia dengan skor 0,9960. Dengan kondisi seperti ini, maka perusahaan harus mempunyai strategi untuk mampu bertahan dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif. Ancaman kedua bagi perusahaan yaitu semakin lengkap dan inovatif fitur produk bank pesaing yang dilengkapi dengan teknologi canggih dengan skor 0,3993. Banyaknya perbankan syariah yang bermunculan sekarang ini, pasti diikuti dengan mengeluarkan produk-produk yang menawarkan fasilitas dan manfaat berbeda untuk menghadapi persaingan. Hal ini perlu terus diperhatikan perusahaan agar mampu bersaing dengan mengeluarkan program-program yang menguntungkan untuk dijadikan sebagai daya tarik bagi nasabah, seperti BSM Fantasi, Sahabat BSM, Direct Gift, Mitra Kerja BSM, Prima Gift, dan Giro Prima. Skor total dari faktor-faktor eksternal BSM KCP Lebak adalah 3,9732. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan mampu merespon faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan berada pada posisi kuat dengan total skor terbobot lebih tinggi dari nilai rata-ratanya yaitu 2,5.

4.5.2 Tahap Pencocokan

1. Matriks IE

Tahap berikutnya dalam perumusan strategi adalah tahap pencocokan, yaitu perumusan strategi berdasarkan hasil identifikasi dan analisis kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang telah diperoleh dengan menggunakan model matriks IE. Matriks Internal-Eksternal IE merupakan penggabungan dari hasil skor terbobot dari matriks IFE dan matriks EFE yang dapat dilihat pada lampiran 9. Hasil analisis faktor internal dengan menggunakan matriks IFE diperoleh skor terbobot yaitu 3,0973. Sedangkan hasil analisis faktor eksternal dengan menggunakan matriks EFE diperoleh skor terbobot yaitu 3,9732. Berdasarkan hasil skor tersebut jika hasil dari matriks IFE dan hasil dari matriks EFE dipadukan ke dalam matriks IE, maka BSM KCP Lebak dalam hal pemasaran produk Tabungan BSM berada pada sel I yang dapat dilihat pada Gambar 6. SKOR TOTAL IFE Kuat Rata-rata Lemah 4,0 3,0 2,0 3,0973 3,9732 Tinggi 3,0 Grow and build II Grow and Build III Hold and Maintain SKOR TOTAL EFE Rata-Rata 2,0 IV Grow and Build V Hold and Maintain VI Harvest and Divestiture Rendah 1,0 VII Hold and Maintain VIII Harvest and Divestiture IX Harvest and Divestiture Gambar 6. Hasil matriks IE Posisi pemasaran produk Tabungan BSM pada BSM KCP Lebak berada pada sel I, maka diperoleh empat alternatif strategi yang dapat dilakukan perusahaan. Strategi tersebut adalah market penetration strategy, market development strategy, product development strategy, dan strategi konsolidasi internal atau penguatan ke dalam. Pada posisi ini perusahaan dapat dikatakan paling sukses, karena mampu menghasilkan bisnis yang berada pada sel I Umar, 2003. I

2. Matriks SWOT

Berdasarkan hasil identifikasi dengan menggunakan matriks IFE dan matriks EFE yang menggambarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dengan menggunakan matriks SWOT, maka diperoleh alternatif strategi dengan mengkombinasikan faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan yang dapat dilihat pada Tabel 8. Matriks SWOT menghasilkan empat tipe strategi yaitu strategi SO Strenghts-Opportunities, strategi WO Weaknesses-Opportunities, strategi ST Strenghts-Threats, dan strategi WT Weaknesses-Threats. Penjelasan keempat tipe strategi yang dihasilkan oleh matriks SWOT adalah sebagai berikut:

A. Strategi SO

Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang yaitu strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi SO yang dapat dilakukan adalah:  Meningkatkan kualitas produk dengan tetap mempertahankan sistem bagi hasil yang kompetitif dan memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi dengan menggunakan fasilitas e-banking agar nasabah tetap loyal. Strategi ini diperoleh dengan mengkombinasikan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang yang ada. Kekuatan tersebut adalah produk Tabungan BSM memiliki fitur yang menarik, memiliki bagi hasil yang kompetitif, serta kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi dengan menggunakan fasilitas e-banking. Peluang yang dapat dimanfaatkan perusahaan adalah masyarakat mulai tertarik terhadap sistem perbankan syariah dan tingginya tingkat populasi penduduk yang beragama Islam. Tabel 8. Matriks SWOT Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan – S 1. Citra perusahaan baik 2. Produk Tabungan BSM memilki fitur yang menarik 3. Pemegang saham Bank Syariah Mandiri terdiri dari pemilik modal yang kuat 4. Memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas 5. Memiliki bagi hasil yang kompetitif 6. Kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi dengan menggunakan fasilitas e-banking Kelemahan – W 1. Masih kurangnya jumlah kantor 2. Masih kurangnya jumlah ATM 3. Image BSM di masyarakat sebagai bank yang diperuntukan hanya untuk orang Islam 4. Kerjasama dengan channelling belum menggunakan layanan perbankan syariah secara umum Peluang – O 1. Masyarakat mulai tertarik pada sistem perbankan syariah 2. Masih luasnya pangsa pasar bank syariah secara nasional 3. Tingginya tingkat populasi penduduk yang beragama Islam 4. Perluasan jaringan perbankan syariah Strategi SO 1. Meningkatkan kualitas produk dengan tetap mempertahankan sistem bagi hasil yang kompetitif dan memberikan kenyamanan serta kemudahan dalam bertransaksi dengan menggunakan fasilitas e- banking agar nasabah tetap loyal S2, S5, S6, O1, O3. Strategi WO 1. Menambah kantor cabang pembantu maupun kantor kas serta menambah jumlah ATM di Indonesia khususnya di daerah Kabupaten Lebak W1, W2, O1, O2, O3, O4. 2. Meningkatkan pelayanan yang sudah terjalin dengan chanelling untuk mempermudah transaksi yang dilakukan nasabah W4, O4. Ancaman – T 1. Minimnya SDM yang kompeten dalam bidang perbankan syariah 2. Semakin lengkap dan inovatif fitur produk bank pesaing yang dilengkapi dengan teknologi canggih 3. Semakin banyak Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang tumbuh di Indonesia 4. Semakin gencarnya promosi kompetitor bank syariah Strategi ST 1. Menambah fitur-fitur produk dengan memanfaatkan teknologi secara optimal serta mempertahankan kualitas Sumber Daya Manusia untuk dapat memberikan pelayanan yang baik agar dapat menghadapi persaingan S2, S4, T1. 2. Mempertahankan pemegang saham Bank Syariah Mandiri yang merupakan pemilik modal yang kuat serta mempertahankan citra perusahaan yang baik dan terus ditingkatkan dengan meningkatkan kualitas pelayanan sehingga dapat bersaing dengan para kompetitor yang terus bertambah S1, S3, T3. Strategi WT 1. Meningkatkan kegiatan promosi yang sudah dilakukan agar produk lebih dapat bersaing dengan produk kompetitor W3, T2, T4.

B. Strategi WO

Strategi WO atau strategi kelemahan-peluang yaitu strategi yang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang ada. Strategi WO yang dapat diterapkan adalah:  Menambah kantor cabang pembantu maupun kantor kas serta menambah jumlah ATM di Indonesia khususnya di daerah Kabupaten Lebak.  Meningkatkan pelayanan yang sudah terjalin dengan channelling untuk mempermudah transaksi yang dilakukan nasabah. Strategi WO yang pertama diperoleh dari peluang masyarakat yang mulai tertarik pada sistem perbankan syariah, masih luasnya pangsa pasar bank syariah secara nasional, tingginya tingkat populasi penduduk yang beragama Islam, dan perluasan jaringan perbankan syariah. Peluang tersebut dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan yang terdapat di BSM KCP Lebak, yaitu masih kurangnya jumlah kantor dan jumlah ATM. Strategi WO yang kedua diperoleh untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki BSM KCP Lebak. Kelemahan tersebut adalah kerjasama dengan channelling belum menggunakan layanan perbankan syariah secara umum. Hal ini dapat diatasi dengan adanya peluang perluasan jaringan perbankan syariah sehingga perusahaan dapat meningkatkan pelayanan dengan channelling untuk mempermudah transaksi yang dilakukan nasabah.

C. Strategi ST

Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman yaitu strategi yang menggunakan kekuatan untuk menghindari maupun mengurangi dampak ancaman dari faktor eksternal. Strategi ST yang diperoleh adalah:  Menambah fitur-fitur produk dengan memanfaatkan teknologi secara optimal serta mempertahankan kualitas SDM untuk dapat memberikan pelayanan yang baik agar dapat menghadapi persaingan.  Mempertahankan pemegang saham BSM yang merupakan pemilik modal yang kuat serta mempertahankan citra perusahaan yang baik dan terus ditingkatkan dengan meningkatkan kualitas pelayanan sehingga dapat bersaing dengan para kompetitor yang terus bertambah. Strategi ST yang pertama adalah dengan memanfaatkan kekuatan perusahaan, yaitu produk Tabungan BSM memilki fitur yang menarik dan memiliki SDM yang berkualitas. Penerapan strategi ini diharapakan BSM KCP Lebak dapat bersaing baik dengan bank syariah maupun bank konvensional dalam merebut pangsa pasar. Strategi ST yang kedua adalah dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki BSM KCP Lebak, yaitu citra perusahaan yang baik dan pemegang saham BSM terdiri dari pemilik modal yang kuat. Penerapan strategi ini diharapkan agar perusahaan dapat menghadapi para kompetitor yang terus bertambah.

D. Strategi WT

Strategi WT atau strategi kelemahan-ancaman adalah strategi untuk mengurangi kelemahan perusahaan serta menghindari ancaman dari faktor eksternal. Strategi WT yang dapat dilakukan adalah:  Meningkatkan kegiatan promosi yang sudah dilakukan agar produk lebih dapat bersaing dengan produk kompetitor. Strategi ini diperoleh dengan mengurangi kelemahan perusahaan, yakni citra image BSM di masyarakat sebagai bank yang diperuntukan hanya untuk orang Islam. Penerapan strategi diharapkan agar perusahaan dapat melakukan penetrasi pasar untuk terus memperkenalkan produk-produk ke masyarakat yang bersifat universal agar pangsa pasar perusahaan semakin luas.

4.5.3 Tahap Keputusan

Tahap akhir dari perumusan strategi pemasaran yaitu pemilihan strategi terbaik dengan menggunakan alat analisis Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM berdasarkan hasil dari analisis IE dan SWOT. Hasil dari analisis IE dan SWOT dihasilkan empat strategi. Keempat strategi tersebut selanjutnya diajukan kepada empat responden kemudian dilakukan perhitungan QSPM, yang dapat dilihat pada Lampiran 10, 11, 12, 13, dan 14. Urutan strategi yang dihasilkan berdasarkan QSPM adalah sebagai berikut: 1. Market penetration strategy, yaitu strategi yang dilakukan sebagai suatu usaha untuk mempertahankan nasabah Tabungan BSM agar tidak beralih ke pesaing melalui upaya promosi yang lebih gencar. Hal ini terus didukung dengan menjaga citra perusahaan yang baik dan memberikan pelayanan yang baik kepada nasabah melampaui kepuasannya, serta terus menjaga tali silaturahmi dengan para nasabahnya. Strategi ini dapat dicapai apabila didukung dengan menambah usaha promosi yang lebih gencar mengenai produk Tabungan BSM dengan menawarkan fasilitas, manfaat, maupun program-program menguntungkan yang dijanjikan oleh BSM KCP Lebak yang disesuaikan dengan segmen yang dituju. Langkah itu dilakukan dengan melakukan identifikasi segmen nasabah agar promosi itu efektif dan efisien. Selain itu, strategi ini bisa dilakukan dengan cara meningkatkan pelayanan yang sudah terjalin dengan channelling untuk mempermudah transaksi yang dilakukan nasabah. Nilai Total Attractive Score TAS untuk strategi ini sebesar 7,8896. 2. Strategi konsolidasi internal, yaitu strategi dengan mempertahankan dan terus meningkatkan kualitas SDM agar dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik dengan terus melakukan pendidikan dan pelatihan pada masing-masing jabatan untuk pengembangan karirnya. SDM yang ada di perusahaan diharapkan bisa memberikan pelayanan yang maksimal kepada nasabah agar semua segmen bisa terkelola dengan baik, sehingga tercipta loyalitas nasabah. Nilai Total Attractive Score TAS untuk strategi ini sebesar 7,7030. 3. Market development strategy, yaitu strategi memperluas pasar dengan menambah potensi pasar lama dengan pasar yang baru, dengan menjual produk dan jasa yang sama. Hal ini dapat dilakukan dengan kegiatan promosi yang intensif untuk menawarkan produk Tabungan BSM kepada calon nasabah melalui personal selling, sales promotion, advertising, dan publicity. Kegiatan promosi ini untuk mendapatkan nasabah berdasarkan segmentasi perilaku yaitu segmen terhadap sekelompok orang yang menabung yang tanggap terhadap suatu produk dengan memperhatikan kegunaan atau manfaat yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah. Selain itu, strategi ini dapat dilakukan dengan cara menambah jumlah kantor cabang pembantu maupun kantor kas serta menambah jumlah ATM untuk menjangkau para nasabah. Nilai Total Attractive Score TAS untuk strategi ini sebesar 7,6715. 4. Product development strategy, yaitu strategi untuk terus mengembangkan dan mengoptimalkan fasilitas serta manfaat dari produk Tabungan BSM pada BSM KCP Lebak. Strategi ini dapat dilakukan dengan memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi dengan menggunakan fasilitas e-banking yang menggunakan teknologi canggih secara optimal, karena disesuaikan dengan segmen psikografik yang membutuhkan suatu produk yang disesuaikan dengan gaya hidup yang terus berkembang dengan adanya perkembangan teknologi. Selain itu, BSM KCP Lebak perlu mempertahankan posisi yang sudah dicapai perusahaan untuk mempertahankan nasabah lama melalui kegiatan pemasaran produk yang sudah dilakukan dan menambah nasabah baru dengan mengambil kesempatan yang ada. Nilai Total Attractive Score TAS untuk strategi ini sebesar 7,5950. 4.6. Implikasi Manajerial Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di BSM KCP Lebak, maka perusahaan sebaiknya melakukan strategi penetrasi pasar market penetration strategy yaitu strategi untuk mempertahankan nasabah agar tetap loyal dengan meningkatkan mutu pelayanan dan melakukan promosi produk lebih gencar. Strategi ini dilakukan dengan cara meningkatkan kegiatan promosi yang melalui penjualan pribadi personal selling, promosi penjualan sales promotion, periklanan advertising, dan publisitas publicity untuk memasarkan produk Tabungan BSM. Hal ini bisa dilakukan dengan didukung peningkatkan fitur produk maupun pelayanan yang diberikan karyawan BSM KCP Lebak untuk meningkatkan volume penjualan. Pihak manajer sebaiknya melaksanakan strategi SWOT yang berkaitan dengan strategi penetrasi pasar, yaitu: 1. Strategi SO Meningkatkan kualitas produk Tabungan BSM dengan tetap mempertahankan sistem bagi hasil yang kompetitif dibandingkan dengan bank syariah lain. Sistem bagi hasil Tabungan BSM ini perbandingannya 66:34 artinya 66 untuk bank dan 34 untuk nasabah. Bagi hasil ini lebih besar dibandingkan dengan yang diberikan Bank Muamalat Indonesia hanya sebesar 88:12 artinya 88 untuk bank dan 12 untuk nasabah. Selain itu memberikan kenyamanan serta kemudahan dalam bertransaksi dengan menggunakan fasilitas e-banking agar nasabah tetap loyal. BSM KCP Lebak juga mengeluarkan program BSM Fantasi yang merupakan program dimana nasabah bisa langsung mendapat hadiah yang diinginkan dengan menyimpan dananya untuk tidak diambil dalam periode waktu tertentu sesuai kesepakatan bank dan nasabah dengan melalui perhitungan yang sudah ditetapkan sehingga menguntungkan kedua belah pihak. Untuk itu perlu promosi yang efektif dan efisien agar program tersebut diminati oleh nasabah. 2. Strategi WO BSM Cabang sebaiknya menambah kantor cabang pembantu maupun kantor kas, serta menambah jumlah ATM khususnya di daerah Kabupaten Lebak. Selain itu, perusahaan terus meningkatkan pelayanan yang sudah terjalin dengan channelling untuk mempermudah transaksi yang dilakukan nasabah. Saat ini BSM KCP Lebak masih melakukan pelayanan yang bersifat transaksional belum menggunakan layanan perbankan syariah secara umum. Strategi WO ini dilakukan untuk mempermudah nasabah melakukan transaksi dalam menggunakan layanan perbankan syariah. 3. Strategi ST Meningkatkan kualitas SDM, yaitu sebaiknya antar karyawan saling mengingatkan untuk melakukan pendidikan dan pelatihan dalam mengembangkan soft skill. Selain itu, terus mempertahankan sistem evaluasi yang sudah diterapkan perusahaan agar terkontrol semua aktivitas karyawan yang tujuannya untuk mengetahui kinerja yang sudah dilakukan serta untuk menyadari kekurangan yang harus diperbaiki, maupun memotivasi peningkatan yang harus terus dipertahankan. Akhirnya, kualitas pelayanan yang diberikan kepada nasabah semakin meningkat dalam mempromosikan produk Tabungan BSM dengan fitur-fitur yang dimilikinya. Karyawan juga perlu diberikan pembinaan dengan menerapkan kedisiplinan baik itu disiplin waktu maupun dalam bekerja agar dapat berkembang dengan baik di dalam perusahaan serta memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan perusahaan. Selain itu, mempertahankan pemegang saham BSM yang merupakan pemilik modal yang kuat dengan terus meningkatkan keuntungan perusahaan serta mempertahankan citra perusahaan yang baik di mata masyarakat dengan memberikan pelayanan yang maksimal untuk nasabah dan harus terus ditingkatkan sebagai nilai lebih bagi nasabah maupun calon nasabah. 4. Strategi WT Meningkatkan kegiatan promosi yang sudah dilakukan agar produk lebih dapat bersaing dengan produk kompetitor. Karena selama ini citra image BSM di masyarakat sebagai bank yang diperuntukkan hanya untuk orang Islam. Sehingga perlu promosi yang lebih gencar dan intensif lagi untuk terus memperkenalkan produk Tabungan BSM ke masyarakat dengan mengembangkan nilai-nilai syariah yang bersifat universal yaitu adanya aspek keadilan, transparansi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi secara umum dengan menerapkan sistem bagi hasil agar pangsa pasar semakin luas dengan tidak dibatasi oleh keyakinan atau kepercayaan yang dianut oleh masyarakat. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

a Faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan BSM KCP Lebak adalah citra perusahaan yang baik, SDM yang berkualitas, produk tabungan BSM dengan fitur yang menarik, bagi hasil yang kompetitif, pemegang saham BSM terdiri dari pemilik modal yang kuat serta kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi dengan menggunakan fasilitas e-banking. Faktor internal yang menjadi kelemahan adalah masih kurangnya jumlah kantor, masih kurangnya jumlah ATM, kerjasama dengan channelling belum menggunakan layanan perbankan syariah secara umum, dan citra image BSM di masyarakat sebagai bank yang diperuntukkan hanya untuk orang Islam. Faktor eksternal yang menjadi peluang adalah perluasan jaringan perbankan syariah, luasnya pangsa pasar bank syariah secara nasional, masyarakat mulai tertarik pada sistem perbankan syariah, dan tingginya tingkat populasi penduduk yang beragama Islam. Faktor eksternal yang menjadi ancaman adalah semakin banyak Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang tumbuh di Indonesia, semakin lengkap dan inovatif fitur produk bank pesaing yang dilengkapi dengan teknologi canggih, minimnya SDM yang kompeten dalam bidang perbankan syariah, dan semakin gencarnya promosi bank syariah kompetitor. b Berdasarkan analisis SWOT, diperoleh beberapa strategi. Strategi SO kekuatan-peluang yang dihasilkan adalah meningkatkan kualitas produk dengan tetap mempertahankan sistem bagi hasil yang kompetitif dan memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi dengan menggunakan fasilitas e-banking agar nasabah tetap loyal. Strategi WO kelemahan-peluang yang dapat dilakukan adalah menambah kantor cabang pembantu maupun kantor kas serta menambah jumlah ATM di Indonesia khususnya di daerah Kabupaten Lebak. Meningkatkan pelayanan yang sudah terjalin dengan channelling untuk mempermudah transaksi yang dilakukan nasabah. Strategi ST kekuatan-ancaman yang diperoleh adalah menambah fitur-fitur produk dengan memanfaatkan teknologi secara optimal serta mempertahankan kualitas SDM untuk dapat memberikan pelayanan yang baik agar dapat menghadapi persaingan, mempertahankan pemegang saham, yang merupakan pemilik modal yang kuat serta mempertahankan citra perusahaan yang baik dan terus ditingkatkan dengan meningkatkan kualitas pelayanan sehingga dapat bersaing dengan para kompetitor yang terus bertambah. Strategi WT kelemahan-ancaman yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kegiatan promosi yang sudah dilakukan agar produk lebih dapat bersaing dengan produk kompetitor. c Dari hasil penelitian dan berdasarkan QSPM diperoleh alternatif strategi pemasaran yang terbaik adalah market penetration strategy.

2. Saran