Pertanggungjawaban pidana dalam hukum pidana dikenal dengan adanya 3 tiga unsur pokok, yaitu:
a. Unsur perbuatan
b. Unsur yang dilarang oleh aturan hukum.
c. Unsur pidana bagi yang melanggar larangan.
2. Tindak Pidana terhadap Kesusilaan menurut KUHP dan Undang-
Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi
Pencabulan cukup sering digunakan untuk menyebut suatu perbuatan atau tindakan tertentu yang menyerang kehormatan kesusilaan.Bila mengambil definisi
dari buku Kejahatan Seks dan Aspek Medikolegal Gangguan Psikoseksual, maka definisi pencabulan adalah “semua perbuatan yang dilakukan untuk mendapatkan
kenikmatan seksual sekaligus mengganggu kehormatan kesusilaan” Pencabulan menurut Kamus Besar Indonesia adalah pencabulan adalah
kata dasar dari cabul, yaitu kotor dan keji sifatnya tidak sesuai dengan sopan santun tidak senonoh, tidak susila, bercabul: berzinah, melakukan tindak pidana
asusila, mencabul: menzinahi, memperkosa, mencemari kehormatan perempuan, film cabul: film porno. Keji dan kotor, tidak senonoh melanggar
kesusilaan,kesopanan
14
Pencabulan adalah segala perbuatan yang melanggar susila atau perbuatan keji yang berhubungan dengan nafsu kekelaminannya.Definisi yang diungkapkan
Moeljatno lebih menitikberatkan pada perbuatan yang dilakukan oleh orang yang
14
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2002: 184
berdasarkan nafsu kelaminanya, di mana langsung atau tidak langsung merupakan perbuatan yang melanggar susila dan dapat dipidana.
15
Berdasarkan pengertian di atas, Penulis berkesimpulan bahwa tindak pidana pencabulan adalah segala tindakan atau perbuatan yang keji, tidak
senonoh, kotor, dan melanggar kesusilaan kesopanan, dimana semua itu dalam lingkup nafsu birahi kelamin. Contohnya, cium-ciuman, meraba-raba anggota
kemaluan, meraba-raba buah dada, dan sebagainya. Menurut KUHP Pasal 289 Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman
kekerasan memaksa seorang untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, diancam karena melakukan perbuatan yang menyerang
kehormatan kesusilaan, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun. Pengaturan tentang delik kesusilaan di dalam KUHP menggolongkan jenis
tindakan pidana kesusilaan, penggolongan tindak pidana kesusilaan tersebut yakni:
1. Tindak pidana kesusilaan dengan jenis kejahatan, yakni Pasal 281 s.d. 303
Bab 14 Buku ke 2 KUHP. 2.
Tindak pidana kesusilaan dengan jenis pelanggaran, yakni Pasal 532 s.d. 547 Bab 6 Buku 3 KUHP.RUU KUHP hanya mengelompokkan dalam 1
satu bab dengan judul tindak pidana terhadap perbuatan yang melanggar kesusilaan. Tindak pidana terhadap perbuatan yang melanggar kesusilaan
tersebut diatur dalam Pasal 467 s.d. 505 Bab 16 RUU KUHP.
15
Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP. Jakarta: Bumi Aksara, 2003, hal 106
Adapun pengaturan delik kesusilan dalam Undang-Undang Pornografi meliputi larangan dan pembatasan perbuatan yang berhubungan dengan
pornografi sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi, yakni:
1. Setiap orang dilarang memproduksi, membuat, memperbanyak,
menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, atau menyediakan
pornografi yang secara eksplisit memuat: a.
persenggamaan, termasuk persenggamaan yang menyimpang; b.
kekerasan seksual; c.
masturbasi atau onani; d.
ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan; e.
alat kelamin; atau f.
pornografi anak. 2. Setiap orang dilarang menyediakan jasa pornografi yang:
a. menyajikan secara eksplisit ketelanjangan atau tampilan yang
mengesankan ketelanjangan; b.
menyajikan secara eksplisit alat kelamin; c.
mengeksploitasi atau memamerkan aktivitas seksual; atau menawarkan atau mengiklankan, baik langsung maupun tidak langsung layanan seksual
3. Kekuasan Kehakiman