Sejarah Penangkaran PT. Ekanindya Karsa Kondisi Fisik Lingkungan Jenis-jenis Satwa Lain yang Ditangkarkan

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah Penangkaran PT. Ekanindya Karsa

PT. Ekanindya Karsa semula merupakan perusahaan penyamakan kulit yang didirikan pada tahun 1990. Perusahaan ini berkecimpung dalam usaha perdagangan jenis reptil yaitu buaya. Perusahaan ini terletak pada areal seluas 14.000 m²1,4 Ha, yang tepatnya terletak di Jl. Raya Serang km 62 Desa Parigi Kecamatan Cikende, Kabupaten Serang Provinsi Serang. Pada tahun 1999 Direktur PT. Ekanindya Karsa mengajukan surat permohonan untuk melakukan usaha pemeliharaan dan perkembangbiakan buaya dalam bentuk penangkaran. Pada tahun 2000 surat ijin tersebut dikeluarkan oleh Menteri Kehutanan untuk dimulainya mendirikan penangkaran buaya. Perusahaan ini membuat barang jadi berupa tas, dompet, ikat pinggang, serta aksesoris pria dan wanita yang berasal dari kulit buaya, biawak dan ular sanca. Pada tahun 1995 produk yang telah dibuat lalu diekspor ke luar negeri antara lain ke Jepang dan sekarang sedang diperjuangkan untuk bisa menembus pasar di Paris d an Italia dengan nama produk “Raflo” Ratnani 2007.

4.2 Kondisi Fisik Lingkungan

Perusahaan ini terletak pada areal bekas rawa dengan topografi dataran rendah yaitu 500 m dari permukaan laut. Temperatur lingkungan di penangkaran berkisar antara 28 - 34º C dan kelembapan berkisar antara 74 – 77 Profil perusahaan PT. Ekanindya Karsa.

4.3 Jenis-jenis Satwa Lain yang Ditangkarkan

Labi-labi merupakan satwa yang baru saja diujicobakan dalam pengembangan melalui kegiatan penangkaran di PT. Ekanindya Karsa. Satwa yang menjadi priorotas utama pengembangan pada perusahaan penangkaran ini adalah buaya. Ada 4 jenis satwa yang sekarang ditangkarkan oleh PT. Ekanindya Karsa selain labi-labi, diantaranya adalah buaya Muara Crocodylus porosus, buaya Air Tawar Irian Crocodylus novaeguinea, buaya Senyulong Tomistoma schlegelii dan kura-kura Moncong Babi Carettochelys insculpta. Jenis yang telah berhasil dikembangkan dengan baik adalah buaya Muara Crocodylus porosus, untuk dua jenis buaya lainnya belum berhasil dikembangkanbiakan. Kura-kura moncong babi adalah jenis terbaru yang ditangkarkan di penangkaran ini dengan jumlah sebanyak 1 jantan dan 1 betina. Pihak penangkar menyediakan satu kolam untuk individu dewasa, dikarenakan jumlah labi-labi yang ditangkarkan belum sebanyak buaya. Kolam induk ini berisikan 9 induk labi-labi dewasa yang memang disiapkan untuk pembesaran dan berkembangbiak. Pada kandang ini terdapat satu kolam yang terisi air dan dilengkapi dengan daratan berupa pasir untuk tempat bertelur induk labi-labi. Selain kolam induk, juga disediakan bak-bak pemeliharaan bagi anakan yang baru menetas dan dalam masa pembesaran.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN