BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bio-Ekologi Labi-labi Amyda cartilaginea
2.1.1 Klasifikasi dan taksonomi
Kura-kura bertempurung lunak sering dideskripsikan seperti kue panekuk dikarenakan cangkangnya yang datar dan lembut Lim Lim 1992. Menurut
Ernst dan Barbour 1989, klasifikasi ilmiah labi-labi Amyda cartilaginea adalah termasuk ordo Testudinata, family Trionychidae, genus Amyda dan spesies
Amyda cartilaginea Boddaert 1770. Selain dikenal dengan nama ilmiah Amyda`cartilaginea, nama ilmiah lain labi-labi adalah Trionyx cartilagineous
Amri Khairumman 2002. Amyda cartilaginea dikenal juga dengan nama umum Asiatic shoftshell turtle atau Black-rayed shoftshell turtle Inggris,
Trionyx cartilagineux Perancis, Knorpel weichschildkröte Belanda Ernst Barbour 1989. Untuk nama daerah labi-labi menurut Amri dan Khairumman
2002 cukup banyak, misalnya masyarakat Pasundan Jawa Barat menyebut kuya dan masyarakat Minangkabau Sumatera Barat menamakannya labi.
Masyarakat yang bermukim di Pulau Kalimantan menyebutnya bidawang. Meskipun demikian, secara luas masyarakat Indonesia lebih mengenalnya dengan
sebutan labi-labi atau bulus.
2.1.2 Morfologis
Labi-labi memiliki theca yaitu bagian tubuh labi-labi yang berbentuk bulat oval. Theca dapat dibedakan menjadi dua bagian besar yaitu karapas pada bagian
dorsal dan plastron pada bagian ventral Amri Khairumman 2002. Menurut Lim dan Das 1999, labi-labi memiliki karapas yang lonjong cenderung bulat
dengan sisi terluas ke arah posterior. Labi-labi memiliki tuberkel yang berbeda di pinggiran karapas, ada yang berbentuk baris tunggal maupun ganda. Karapas
anakan labi-labi memiliki tuberkel yang kecil dan permukaan karapasnya bertekstur kasar, sedangkan labi-labi dewasa sudah tergolong memiliki karapas
yang halus. Bagian karapas pada labi-labi memiliki banyak variasi warna, diantaranya berwarna coklat, hitam kecoklatan dan terkadang hitam kotor.
Karapas labi-labi terkadang memiliki bintik atau tanda gelap, terutama bagi individu anakan De Rooij 1915 Gambar 2.
Gambar 1 Perbandingan morfologis karapas a labi-labi dewasa dan b anakan labi-labi.
Pada labi-labi plastron umumnya berwarna putih kekuningan. Perbedaan bagian plastron antara labi-labi dewasa dan anakan adalah pada bagian ekor. Ekor
labi-labi dewasa berwarna putih, senada dengan warna plastron dan bertekstur keriput. Sedangkan pada individu anakan, ekor tampak berwarna kekuningan
Gambar 2.
Gambar 2 Perbandingan morfologis plastron dan warna ekor pada a labi-labi dewasa dan b anakan labi-labi.
Perisai dan kepala labi-labi berbentuk bulat, perisai dengan lipatan memanjang yang halus dan terputus-putus, kepala biasanya dengan bintik-bintik
kuning dan hitam Iskandar 2000. Menurut Lim dan Das 1999, kepala dan leher labi-labi memiliki bintik-bintik berwarna kuning dan 2-3 garis membentuk
tanda berbentuk V atau panah di kepala. Gambar 3. Leher labi-labi dapat dipanjang-pendekan, sehingga apabila merasa terancam labi-labi akan
memasukan leher dan tungkai-tungainya ke dalam theca Amri Khairumman 2002. Iskandar 2000 juga menyebutkan bahwa satwa ini termasuk spesies yang
memiliki leher yang cukup panjang karena dapat mencapai paling sedikit pertengahan dari perisainya.
. Gambar 3 Bentuk kepala a labi-labi dewasa dan b anakan labi-labi.
Salah satu ciri labi-labi yaitu mata tidak terletak dekat dengan ujung
moncong. Matanya berukuran kecil dan lubang hidungnya terletak di ujung belalai yang kecil dan pendek. Mulutnya mempunyai bibir yang relatif tebal
Iskandar 2000. Ciri umum labi-labi yang termasuk dalam Ordo Testudinata, adalah ketiadaan gigi, sebagai gantinya tepi rahangnya tertutup zat tanduk yang
tajam Hoeve 2003. Menurut Morris 1959, bagian ini sangat baik untuk memotong dan menyobek makanannya sampai ukuran kecil hingga mudah untuk
ditelan. Labi-labi tidak bergigi namun memiliki rahang yang sangat kuat dan tajam, juga memiliki lidah yang tebal, pendek, lebar dan melekat di dasar mulut
Gambar 4.
Gambar 4 Gigi dan bibir anakan labi-labi. Labi-labi dapat mencapai ukuran 100 cm, walaupun pada umumnya hanya
sekitar 60 cm saja Iskandar 2000. Labi-labi memiliki sepasang tungkai kaki depan masing-masing berkuku tiga buah dan berselaput renang, demikian pula
sepasang kaki belakangnya. Dengan dua pasang tungkai tersebut, labi-labi dapat berenang dengan cepat karena selaput renangnya cukup besar dan bisa berlari di
daratan Iskandar 2000, Amri Khairumman 2002 Gambar 5.
Gambar 5 Morfologis cakar dan selaput renang a kaki depan labi-labi dan b kaki belakang labi-labi.
2.1.3 Populasi dan penyebaran