BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
5.1.1 Karakteristik labi-labi di penangkaran
Pada tahun 2008, perusahaan ini mendapatkan satwa titipan BKSDA yang berasal dari Pontianak, Kalimantan Barat berupa 14 ekor labi-labi untuk
diujicobakan kegiatan budidaya dan perkembangannya secara intensif di luar habitat aslinya eks-situ. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak pengelola
penangkaran, labi-labi dewasa berasal dari tangkapan langsung di alam dan didatangkan dalam dua tahap, yaitu tahap pertama sebanyak 10 ekor dan tahap
kedua sebanyak 4 ekor. Wadah pengangkutan dan pengiriman bibit labi-labi menggunakan kotak kayu dan dikirimkan melalui jalur udara. Selama kurun
waktu empat tahun yaitu terhitung dari tahun 2008 jumlah labi-labi dewasa berkurang akibat kematian sehingga menjadi 9 ekor yang terdiri atas 3 jantan dan
6 betina. Sebelum dilakukan kegiatan penelitian, pihak penangkaran tidak memiliki
data mengenai karakteristik morfometri labi-labi dewasa sehingga tidak diketahuinya pertumbuhan dan perkembangaannya sejak didatangkan pertama
kali pada 4 tahun yang lalu. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap labi-labi dewasa yang dilakukan pada saat penelitian berlangsung, didapatkan rataan
panjang lengkung karapas PLK yaitu 43,33 cm dengan standar deviasi sebesar 0,59 cm, lebar lengkung karapas LLK yaitu 35,33 cm dengan standar deviasi
sebesar 0,41 cm dan rataan bobot tubuh yaitu 10,11 kg dengan standar deviasi sebesar 3,42 kg. Berdasarkan hasil pengukuran dan identifikasi kelamin tersebut
juga dapat diketahui bahwa individu terbesar yaitu individu jantan dengan urutan pengukuran nomer 4 dengan ukuran PLK sebesar 54 cm, LLK sebesar 46 cm dan
bobot tubuh seberat 17,5 kg Tabel 3.
Tabel 3 Karakteristik morfometri labi-labi dewasa
Individu Jenis Kelamin
PLK cm LLK cm
Bobot Tubuh kg
Induk 1 Betina
42,00 34,00
8,50 Induk 2
Jantan 44,00
33,00 9,50
Induk 3 Betina
42,00 34,00
10,00 Induk 4
Jantan 54,00
46,00 17,50
Induk 5 Betina
50,00 41,00
14,00 Induk 6
Jantan 40,00
32,00 8,00
Induk 7 Betina
40,00 34,00
8,50 Induk 8
Betina 39,00
31,00 7,50
Induk 9 Betina
39,00 33,00
7,50 Rataan SD
43,33 ± 0,59 35,33 ± 0,41
10,11 ± 3,42
Terhitung sejak datang dari Kalimantan 4 tahun yang lalu, labi-labi dewasa telah berhasil melakukan kegiatan reproduksi dan menghasilkan telur
pada akhir tahun 2011. Telur yang dihasilkan labi-labi berbetuk bulat, berwarna putih dengan permukaan yang halus dan bercangkang keras. Ukuran telur labi-
labi yang berbeda-beda, diduga karena dihasilkan oleh induk yang berbeda Tabel 3.
Pencatatan telur labi-labi yang dilakukan pihak penangkaran masih sebatas jumlah telur total dan jumlah telur yang dibuahi maupun tidak. Selama
kurun waktu 4 tahun sejak induk labi-labi didatangkan pada tahun 2008, labi-labi dewasa telah menghasilkan telur sebanyak 120 telur dengan rincian tanggal
peneluran, jumlah telur baik yang dibuahi dan tidak serta jumlah anakan yang berhasil menetas sebagai berikut Tabel 4.
Tabel 4 Data jumlah telur dan anakan yang berhasil menetas dalam inkubator
Tanggal koleksi telur Jumlah
telur Telur
dibuahi Telur tidak
dibuahi Telur
menetas Anakan
mati
19 Oktober 2011 13
8 5
20 Nopember 2011 14
7 7
13 Desember 2011 17
12 5
24 Januari 2012 15
6 9
5 Maret 2012 19
17 2
15 2 April 2012
17 17
17 5
19 April 2012 11
8 3
8 21 Mei 2012
14 12
2 10
Jumlah 120
87 33
50 5
Persentase telur yang menetas dari keseluruhan telur yang dihasilkan oleh labi-labi dewasa adalah sebesar 41,67 dan persentase telur yang gagal menetas
baik yang dibuahi maupun tidak dibuahi tetapi gagal menetas dari keseluruhan telur yang dihasilkan oleh labi-labi dewasa adalah sebesar 58,33 . Sedangkan
persentase anakan yang mati dari keseluruhan anakan yang berhasil menetas di dalam inkubator adalah sebesar 10 , dimana keseluruhan anakan yang mati
tersebut berasal dari koleksi telur tanggal 2 April 2012. Berdasarkan hasil wawancara dengan animal keeper, telur labi-labi yang
dibuahi atau tidak sudah dapat dibedakan pada saat di koleksi. Telur labi-labi yang dibuahi akan terlihat “cincin” putih transparan yang mengelilingi pada
bagian atas telur, sedangkan yang tidak dibuahi pada umumnya tidak tampak. Guna menghindari kesalahan identifikasi telur, animal keeper akan tetap
meletakkan telur yang dicurigai tidak dibuahi ke dalam inkubator. Apabila telur telah mulai berlumut maka telur tersebut sudah dipastikan tidak akan menetas dan
akan segera dibuang. Pada saat penelitian berlangsung, terdapat 4 kelompok telur egg clutch yang belum menetas Tabel 5. Berdasarkan hasil pengamatan,
terdapat dua kelompok telur yang berlumut dan membusuk sehingga tidak dilakukan pengukuran morfometri. Pengukuran morfometri hanya dilakukan pada
2 kelompok telur yang sehat. Telur-telur yang berlumut dan membusuk ini tidak menetas sampai akhir penelitian dan telur-telur ini kemudian dibuang oleh animal
keeper karena dikhawatirkan akan mengkontaminasi telur lain. Tabel 5 Karakteristik morfometri dan kondisi umum telur labi-labi
Tanggal koleksi telur
N Rataan
diameter cm Rataan bobot
g Kondisi telur
19 April 2012 11
3,40 ± 0,10 22,40 ± 1,02
Baik dan tidak berlumut 21 Mei 2012
14 3,01 ± 0,11
17,00 ± 1,74 Baik dan tidak berlumut
Anakan yang berada di dalam penangkaran merupakan hasil tetasan langsung dari telur yang dihasilkan oleh labi-labi dewasa. Terhitung sejak telur
pertama yang menetas pada bulan Maret 2012, telah terdapat 45 ekor anakan labi- labi yang berhasil bertahan hidup dari total 50 ekor yang berhasil ditetaskan.
Anakan tidak diberikan makanan oleh animal keeper selama kurang lebih 4 hari sejak telur menetas, dikarenakan masih memiliki cadangan kuning telur. Setelah 4
– 5 hari anakan lalu diberikan makan berupa cacahan halus udang atau cacing
darah yang telah ditumbuk terlebih dahulu. Anakan yang berhasil menetas tersebut berasal dari 4 kelompok telur egg clutch yang berbeda lalu diukur
beberapa variabel pertumbuhannya PLK, LLK dan bobot tubuhnya Tabel 6, sedangkan untuk karakteristik morfometri anakan yang menjadi uji coba
preferensi pakan disajikan pada tabel lain. Tabel 6 Karakteristik morfometri anakan non uji
Nomor dan tanggal
koleksi kelompok
telur N
Rataan PLK cm Rataan LLK cm
Rataan bobot g Awal
Akhir Awal
Akhir Awal
Akhir
1 2 April 2012
12 4,35 ±
0,14 6,02 ±
0,31 3,99 ±
0,16 5,32 ±
0,25 12,59 ±
0,40 29,79 ±
3,54 2 19 April
2012 8
4,68 ± 0,38
6,21 ± 0,39
4,24 ± 0,17
5,40 ± 0,32
15,50 ± 1,04
32,63 ± 3,54
3 21 Mei 2012
10 4,21 ±
0,12 4,94 ±
0,24 3,68 ±
0,11 4,28 ±
0,19 9,95 ±
0,69 17,50 ±
2,37
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap karakteristik morfologis, dewasa dan anakan labi-labi memiliki beberapa perbedaan ciri tubuh. Perbedaan yang
paling terlihat adalah pada bagian kepala, karapas dan ekor. Pada bagian kepala, anakan labi-labi memiliki pola berbintik putih kekuningan yang sangat jelas pada
bagian kepala dan leher sedangkan pada dewasa tidak terlihat begitu jelas. Pada bagian karapas, anakan labi-labi memiliki pola bulat berwarna hitam kecoklatan
yang tersebar teratur pada karapasnya, sedangkan induk labi-labi umumnya tidak terlihat pola apapun pada karapasnya. Perbedaan karakteristik morfologis yang
terlihat jelas lainnya adalah bagian ekor. Bagian ekor anakan labi-labi terlihat sangat pendek dan berwarna kekuningan, sedangkan pada labi-labi dewasa ekor
terlihat berwarna putih dan memiliki tekstur kulit yang berlipat. Berbeda dengan individu dewasa, ekor yang terdapat pada anakan labi-labi ini belum bisa
dijadikan indikator pembeda jantan dan betina.
5.1.2 Pengelolaan dan pemeliharaan labi-labi