IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan CV Jumbo Bintang Lestari yang berlokasi di Kecamatan Gunungsindur, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi
tersebut dilakukan dengan sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan salah satu perusahaan budidaya ikan lele
konsumsi yang sedang berkembang dan memiliki pasar yang baik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2010.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung, pencatatan, dan
wawancara langsung dengan pemilik dan karyawan CV Jumbo Bintang Lestari untuk mengetahui proses produksi, mengetahui risiko yang dihadapi perusahaan,
penyebab risiko yang terjadi di perusahaan dan mengetahui bagaimana proses penanganan risiko yang selama ini telah dilakukan oleh perusahaan serta peluang
terjadinya produksi. Data sekunder diperoleh dari CV Jumbo Bintang Lestari yang meliputi
luas lahan yang diusahakan, harga produk, biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, jumlah produksi yang diperoleh selama masa produksi serta data-
data lainnya yang mendukung sehingga dapat mengetahui risiko yang terjadi di perusahaan, Badan Pusat Statistik BPS, Departemen Pertanian, Perpustakaan
serta situs-situs yang terkait dengan penelitian dan literatur yang relevan.
4.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan diskusi dengan manajer produksi dan pemilik untuk analisis risiko produksi.
Teknik observasi dilakukan melalui pengamatan pada kegiatan usaha pembesaran ikan lele dumbo yang dilakukan oleh CV Jumbo Bintang Lestari meliputi proses
produksi pembesaran dan strategi penanganan risiko. Teknik wawancara dan diskusi dilakukan untuk mengidentifikasi sumber-sumber risiko yang ada dalam
usaha pembesaran ikan lele dumbo serta strategi penanganan risiko yang dilakukan oleh CV Jumbo Bintang Lestari.
4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data 4.4.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran maupun suatu
peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari analisis deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan aktual
mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis risiko produksi dari CV
Jumbo Bintang Lestari. Analisis ini digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya risiko produksi yang terkait dengan kondisi yang ada di CV Jumbo
Bintang Lestari. Analisis dilakukan dengan mengaitkan teori risiko yang ada dengan kondisi di lapangan, sehingga didapatkan strategi penanganan risiko
produksi untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh risiko produksi yang terdapat di CV Jumbo Bintang Lestari dan pada akhirnya risiko produksi dapat
diminimalisasi. Metode analisis deskriptif untuk menganalisis risiko produksi yang terjadi di CV Jumbo Bintang Lestari dilakukan dengan cara observasi,
wawancara, juga diskusi dengan pemilik dan manajer produksi CV Jumbo Bintang Lestari.
4.4.2 Pengukuran Kemungkinan Terjadinya Risiko Probabilitas
Risiko dapat diukur jika diketahui kemungkinan terjadinya risiko probabilitas dan besarnya dampak risiko terhadap perusahaan. Ukuran pertama
dari risiko adalah besarnya kemungkinan terjadinya probabilitas yang mengacu pada beberapa besar probabilitas risiko akan terjadi.
Metode yang digunakan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya risiko adalah dengan menggunakan metode nilai standar z-score. Metode ini dapat
digunakan apabila ada data historis dan data berbentuk kontinus desimal. Pada penelitian ini, yang akan dihitung adalah kemungkinan terjadinya risiko pada
kegiatan produksi pembesaran lele dumbo yang meliputi derajat kelangsungan
hidup, kemungkinan terjadinya risiko pada produksi, dan kemungkinan terjadinya risiko pada penerimaan CV Jumbo Bintang Lestari.
Data yang digunakan untuk menghitung kemungkinan terjadinya risiko produksi adalah data derajat kelangsungan hidup ikan lele dumbo pada tahun
2008, 2009, dan 2010. Derajat kelangsungan hidup SR diperoleh berdasarkan rumus yang bersumber dari Effendi 2004, sebagai berikut :
SR = 100
× No
Nt
SR = derajat kelangsungan hidup ikan lele dumbo Nt = jumlah ikan lele yang hidup saat panen
No = jumlah ikan lele pada awal pemeliharaan saat penebaran
Probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko dinyatakan besar atau kecil tergantung dari standar yang diberlakukan oleh perusahaan, dalam hal ini
CV Jumbo Bintang Lestari. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung kemungkinan terjadinya risiko dengan metode nilai standar menggunakan
referensi yang bersumber dari Kountur 2006, sebagai berikut : 1.
Menghitung rata-rata Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata adalah :
x = n
xi
n i
∑
= 1
Dimana : x = Rata-rata derajat kelangsungan hidup ikan lele dumbo
xi = Data derajat kelangsungan hidup ikan lele dumbo per bulan selama tahun 2008 hingga 2010
n = Jumlah data derajat kelangsungan hidup ikan lele dumbo selama tahun 2008 hingga 2010
2. Menghitung nilai standar deviasi
Rumus yang digunakan untuk menghitung standar deviasi adalah :
s = 1
1 2
− −
∑
=
n x
xi
n i
Dimana : s = Standar deviasi
3. Menghitung nilai standar z-score risiko
Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai standar adalah : z =
s x
x −
Dimana : x = Batas dari risiko yang dianggap masih menguntungkan dan
ditentukan oleh perusahaan 4.
Menghitung probabilitas terjadinya risiko Probabilitas diperoleh dari tabel distribusi z. Cari nilai z pada sisi
kiri dan bagian atas, pertemuan antara nilai z pada isi tabel merupakan probabilitas.
4.4.3 Pengukuran Dampak Risiko
Metode yang paling efektif digunakan dalam mengukur dampak risiko adalah VaR Value at Risk. VaR menunjukkan besarnya potensi kerugian dari
suatu kejadian yang bisa terjadi pada suatu periode tertentu ke depan dengan tingkat toleransi tertentu. Penggunaan VaR dalam mengukur dampak risiko hanya
dapat dilakukan apabila ada data historis sebelumnya. VaR dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur besarnya dampak kerugian yang ditimbulkan jika
risiko produksi terjadi. Data yang digunakan adalah data produksi dan data derajat kelangsungan hidup di CV Jumbo Bintang Lestari selama tahun 2008-2010.
Kejadian yang dianggap merugikan berupa penurunan produksi dan penurunan
penerimaan sebagai akibat terjadinya sumber-sumber risiko produksi. VaR dihitung dengan rumus sebagai berikut Kountur 2006 :
VaR =
+
n s
z x
Dimana : VaR = Value at Risk dari risiko produksi di CV Jumbo Bintang Lestari
selama tahun 2008-2010 x
= Rata-rata kejadian merugikan z
= Nilai z yang diambil dari tabel distribusi normal dengan alfa 5 s
= Standar deviasi n
= Banyaknya kejadian merugikan
4.4.4 Pemetaan Risiko
Sebelum dapat menangani risiko, hal yang perlu dilakukan adalah membuat peta risiko. Menurut Kountur 2006, peta risiko adalah suatu grafik
yang menggambarkan kedudukan risiko di antara dua sumbu dimana sumbu vertikal dari grafik tersebut menggambarkan kemungkinan, dan sumbu horizontal
menggambarkan akibat. Peta risiko dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Peta Risiko
Sumber : Kountur 2006 Probabilitas kemungkinan terjadinya risiko kemudian dibagi menjadi dua
bagian yaitu besar dan kecil. Sedangkan dampak risiko juga dibagi menjadi dua bagian yaitu besar dan kecil. Batas antara kemungkinan besar dan kemungkinan
kecil ditentukan oleh manajemen. Di CV Jumbo Bintang Lestari batas antara Besar
Kecil Kuadran 2
Kuadran 1
Kuadran 4 Kuadran 3
Dampak Rp
Besar
Kecil
Probabilitas
kemungkinan besar dan kemungkinan kecil yaitu 21 persen. Demikian pula halnya dengan batas dampak besar dan kecil dari risiko. Batas – batas tersebut ditentukan
oleh perusahaan Kountur 2006. CV Jumbo Bintang Lestari menetapkan nilai standar yang membatasi antara dampak kecil dan besar yang disebabkan oleh
terjadinya risiko adalah sebesar Rp 23.000.000,00.
4.4.5 Penanganan Risiko
Pada umumnya tujuan dari perusahaan yaitu memperkecil kemungkinan terjadinya risiko sehingga dapat memaksimalkan keuntungan atau laba bagi
perusahaan. Strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam menangani risiko yang terjadi diantaranya yaitu strategi penghindaran risiko dan mitigasi
risiko meminimalkan terjadinya risiko. a.
Penghindaran Risiko Preventif Strategi preventif dilakukan untuk risiko yang tergolong dalam
kemungkinan atau probabilitas risiko yang besar. Strategi preventif akan menangani risiko yang berada pada kuadran 1 dan 3. Penanganan risiko dengan
menggunakan startegi preventif, maka risiko yang ada pada kuadran 1 akan bergeser ke kuadran 2 dan risiko yang berada pada kuadran 3 akan bergeser ke
kuadran 4 Kountur, 2006. Penanganan risiko dengan menggunakan strategi preventif dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Penghindaran Risiko Strategi Preventif
Sumber : Kountur 2006 Kecil
Besar
Besar Kecil
Kuadran 2 Kuadran 1
Kuadran 4 Kuadran 3
Dampak Rp
Probabilitas
b. Mitigasi Risiko
Strategi mitigasi digunakan untuk meminimalisasi dampak risiko yang terjadi. Risiko yang berada pada kuadran dengan dampak yang besar diusahakan
dengan menggunakan strategi mitigasi dapat bergeser ke kuadran yang memiliki dampak risiko yang kecil. Strategi mitigasi akan menangani risiko sedemikian
rupa sehingga risiko yang berada pada kuadran dua dapat bergeser ke kuadran empat dan risiko yang berada pada kuadran 1 akan bergeser ke kuadran 3. Strategi
mitigasi dapat dilakukan dengan metode diversifikasi, penggabungan dan pengalihan risiko Kountur, 2006. Strategi mitigasi risiko dapat dilihat pada
Gambar 7.
Gambar 7. Mitigasi Risiko
Sumber : Kountur 2006 Kecil
Besar Besar
Kecil
Dampak Rp
Probabilitas
Kuadran 2 Kuadran 1
Kuadran 4 Kuadran 3
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Profil CV Jumbo Bintang Lestari
CV Jumbo Bintang Lestari merupakan salah satu perusahaan perorangan yang bergerak dalam usaha budidaya ikan lele dumbo yang terletak di Kabupaten
Bogor. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Aken Hafian pada tahun 2004. Pada awal berdirinya usaha ini membudidayakan ikan lele dumbo untuk konsumsi
pembesaran, namun pada tahun 2006 perusahaan mulai mengusahakan untuk memproduksi benih ikan lele dumbo untuk kebutuhan pasokan benih perusahaan
sendiri. Ikan lele dumbo dipilih sebagai komoditas yang dibudidayakan karena proses produksinya yang cukup mudah, pertumbuhannya yang relatif cepat dan
permintaan terhadap ikan lele dumbo yang stabil. Fokus usaha CV Jumbo Bintang Lestari ini adalah budidaya ikan lele
dumbo untuk konsumsi pembesaran. Ikan lele yang dijual memiliki berat rata- rata 131 gram per ekor dengan kisaran harga Rp 9.000 – Rp 12.000 per kilogram.
Usaha lain yang turut pula dijalani oleh CV Jumbo Bintang Lestari yaitu penjualan pakan yang merupakan pakan merek sendiri dengan merek dagang JBL
yang diproduksi oleh pabrik pakan PT. Grobest Indomakmur. Pakan yang dijual adalah pakan buatan ukuran 2 milimeter dengan harga Rp 200.000 per karung 30
kilogram. Sebagian besar konsumen dari CV Jumbo Bitang Lestari yaitu para
distributor ikan lele yang kemudian akan dijual kembali ke warung-warung tenda pecel lele yang berada di wilayah Jakarta, Tangerang, Depok, dan Bekasi.
Distribusi dilakukan secara langsung yaitu mengantarkan ikan lele ke tempat konsumen atau konsumen yang mengambil sendiri pesanan di tempat budidaya.
Adapun cara pembayaran untuk sistem distribusi tersebut memiliki perbedaan yaitu, apabila konsumen mengambil sendiri pesanan di tempat budidaya maka
konsumen harus membayar tunai cash, namun apabila pesanan diantar ke tempat konsumen maka pembayaran dapat ditangguhkan selambat-lambatnya hingga
pengiriman ikan lele berikutnya.
5.2 Strukur Organisasi CV Jumbo Bintang Lestari