Penanganan Risiko Produksi CV Jumbo Bintang Lestari

yang bekerja di CV Jumbo Bintang Lestari sebagian besar berasal dari penduduk sekitar tempat budidaya. Rata-rata tingkat pendidikan karyawan bagian produksi adalah lulusan SD. Kelalaian yang sering dilakukan oleh bagian produksi yaitu keterlambatan dalam pemberian pakan. Ikan lele merupakan ikan yang memiliki sifat kanibalisme sehingga apabila telat dalam pemberian pakan maka ikan lele akan memangsa sesamanya. Selain itu, pada beberapa kejadian pernah ditemukan tindakan pencurian ikan baik yang dilakukan oleh karyawan perusahaan maupun oleh orang dari luar perusahaan. Pencurian ikan ini dilakukan tidak sekaligus pada satu waktu tetapi pada beberapa waktu dengan perkiraan jumlah yang diambil sedikit demi sedikit, dengan probabilitas sebesar 30 persen dan dampak kerugian yang ditimbulkannya yaitu sebesar Rp 10.000.000,00.

6.2 Penanganan Risiko Produksi CV Jumbo Bintang Lestari

CV Jumbo Bintang Lestari memiliki berbagai macam cara atau strategi untuk menghindari atau mencegah terjadinya sumber-sumber risiko tersebut dan menangani risiko yang sudah terjadi pada usaha pembesaran ikan lele dumbo. Strategi-strategi yang dilakukan oleh CV Jumbo Bintang Lestari dalam menangani sumber-sumber risiko pada usaha pembesaran ikan lele dumbo meliputi : 1. Penghindaran Risiko Preventif Strategi preventif dilakukan perusahaan untuk menghindari terjadinya risiko. Strategi ini dilakukan perusahaan pada beberapa sistem kegiatan pembesaran ikan lele dumbo. Strategi preventif yang diterapkan oleh CV Jumbo Bintang Lestari meliputi persiapan kolam, pemberian probiotik, pemberian vitamin, produksi benih ikan lele dumbo, dan penggunaan pakan tambahan. Adapun rincian dari strategi preventif yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Persiapan Kolam Kegiatan persiapan kolam dilakukan oleh CV Jumbo Bintang Lestari untuk menghilangkan bibit penyakit serta sisa pakan yang menumpuk di dasar kolam bekas budidaya sebelumnya. Pada tahap persiapan kolam ini kolam dalam keadaan kering dengan cara dijemur selama satu hingga dua hari untuk membasmi bakteri dan bibit penyakit yang ada di dasar kolam. Disamping itu, kegiatan ini berfungsi untuk menumbuhkan pakan alami untuk ikan lele yang akan dibudidayakan. Persiapan kolam diawali dengan pencangkulan dasar kolam untuk membalikkan tanah dengan tujuan untuk mengemburkan tanah, membuang gas-gas beracun supaya terlepas ke udara dan proses oksidasi dapat berlangsung lebih banyak. Saat dilakukan pencangkulan tersebut dilakukan juga pengangkatan lumpur hitam akibat sisa-sisa pakan dan kotoran ikan lele yag menumpuk di dasar kolam. Setelah proses pencangkulan dasar kolam selanjutnya memperbaiki pematang kolam. Perbaikan pematang kolam ini dilakukan agar tidak terdapat kebocoran atau tidak ada bagian yang rusak pada pematang terutama pada saluran air yang akan mempengaruhi pada pertumbuhan lele. Perbaikan pematang ini dilakukan akibat adanya kerusakan yang biasanya berupa kebocoran kolam yang diakibatkan oleh belut maupun ular. Selain itu, bisa terjadi akibat penyusutan ketinggian pematang karena pemadatan serta longsoran oleh hujan atau saat aktivitas panen. Jika kondisi kolam mengalami pendangkalan maka perlu diperdalam lagi sesuai dengan kebutuhan untuk proses produksi selanjutnya. Setelah persiapan kolam, selanjutnya dilakukan pemberian kapur dolomit dengan dosis 125 gram per m 2 kolam. Kemudian tanah kembali dicangkul agar kapur dapat masuk lebih dalam lagi ke dasar kolam. Sebelum pengisian air, terlebih dahulu dilakukan penaburan pupuk. Pupuk yang digunakan di CV Jumbo Bintang Lestari terdiri dari 5 jenis yaitu super aci, vidagro, kombivil, urea, dan TSP. Super aci diberikan dengan dosis 0,625 gram per m 2 kolam, vidagro dosis 37,5 gram per m 2 kolam, kombivil dosis 2,5 gram per m 2 kolam, urea 25 gram per m 2 kolam, dan TSP dosis 12,5 gram per m 2 kolam. Setelah itu dilakukan pengisian air dengan ketinggian air kurang lebih 75 sentimeter. Persiapan kolam ini dilakukan paling lama selama satu minggu. b. Pemberian Probiotik Pemberian probiotik dilakukan dengan tujuan untuk membantu tumbuhnya plankton-plankton dan mikroorganisme lainnya dalam kolam sebagai makan alami ikan. Selain itu pemberian probiotik pun dilakukan untuk meningkatkan sistem kekebalan ikan terutama ketika musim hujan dan ikan banyak terserang penyakit. Probiotik yang digunakan terdiri dari tiga jenis yaitu tiger bac, bioret, dan Aho. Probiotik diberikan dengan dosis 0,375 gram per m 2 untuk merek Tiger Bac dan Aho dengan dosis 2,5 gram per m 2 . Pemberian probiotik pun dapat dicampur dalam pakan buatan yang diberikan untuk ikan. Pemberian probiotik yang dicampur dengan pakan ini dilakukan untuk membatu mencerna makanan pada tubuh ikan sehingga penyerapan sari-sari makanan dapat berlangsung dengan baik. c. Pemberian Vitamin Vitamin merupakan bahan organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, tetapi sagat penting. Vitamin ini diberikan untuk menjaga daya tahan tubuh ikan agar tidak mudah terserang penyakit terutama saat tahap pertumbuhan ikan. Jika kekurangan vitamin, ikan akan mudah sakit atau avitaminosis. Di CV Jumbo Bintang Lestari vitamin yang biasa diberikan yaitu vitamin C. Vitamin C diberikan pada awal tebar dan secara berkala diberikan setiap satu minggu sekali. Vitamin C dicampur dengan pakan ikan pellet dengan dosis 1 gram per kilogram pakan. Vitamin C ini sangat aktif dalam beberapa sistem dan merupakan vitamin terpenting untuk perkembangan kolagen dan tulang rawan pada ikan lele. Pemberian vitamin C yang dilakukan oleh CV Jumbo Bintang Lestari bertujuan untuk menghindari risiko produksi akibat ikan lele terserang penyakit yang bisa mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Gejala ikan yang kekurangan vitamin C diantaranya adalah tubuh lele terlihat bengkok dan tulang kepala lele yang retak-retak. Ikan lele yang mengalami kekurangan vitamin C dapat mengakibatkan perkembangan insang yang tidak normal, luka sulit sembuh, serta pendarahan di kulit, mata, ginjal, usus, spinal cord dan mulut. d. Produksi Benih Ikan Lele Dumbo Benih yang digunakan di CV Jumbo Bintang Lestari merupakan benih yang berasal dari petani. Untuk mengatasi kekurangan pasokan maupun keterlambatan pengiriman benih, CV Jumbo Bintang Lestari mengatasinya dengan memproduksi sendiri benih ikan lele sehingga pasokan dan kualitas benih sesuai dengan harapan perusahaan. Selain itu, dengan melakukan pembenihan sendiri bisa menjaga keseragaman ukuran benih untuk menghindari persaingan dalam mengkonsumsi pakan dan pertumbuhannya bisa seragam. Produksi benih di CV Jumbo Bintang Lestari belum dilakukan secara kontinu, namun perusahaan memiliki indukan untuk pembenihan. Jumlah induk yang dimiliki oleh CV Jumbo Bintang Lestari yaitu enam ekor induk betina dan tiga ekor induk jantan. Proses pembenihan sendiri yang dilakukan oleh CV Jumbo Bintang Lestari ini baru dilakukan dari tahun 2006 dan masih belum optimal sehingga harus mencari benih dari petani atau perusahaan pembenihan. e. Penggunaan Pakan Tambahan Pakan utama yang digunakan dalam pembesaran ikan lele dumbo di CV Jumbo Bintang Lestari yaitu pakan buatan pellet. Untuk mengatasi penggunaan pakan buatan dengan jumlah yang banyak dengan biaya yang cukup besar karena harganya yang sering mengalami kenaikkan, CV Jumbo Bintang Lestari memberikan pakan tambahan selain pakan buatan yaitu berupa limbah telur. Limbah telur yang digunakan untuk pemberian pakan tambahan berasal Bandung dan Sukabumi. Penggunaan pakan tambahan ini untuk melengkapi dan menambah nutrisi bagi ikan selain dari pakan buatan yang telah diberikan. Pemberian pakan tambahan berupa limbah telur ini selain harganya yang lebih ekonomis dibandingkan dengan pakan buatan juga banyak mengandung protein. Pakan tambahan berupa limbah telur ini memiliki sedikit kelemahan dibandingkan dengan pakan buatan yang lebih praktis karena pakan tambahan ini sebelum diberikan pada lele perlu ada perlakuan khusus yaitu dengan merebusnya terlebih dahulu. Pemilihan limbah telur sebagai pakan tambahan di CV Jumbo Bintang Lestari karena protein hewani ini lebih cocok dibandingkan dengan protein nabati untuk pertumbuhan lele. 2. Strategi Meminimalkan Risiko Mitigasi Strategi mitigasi dilakukan CV Jumbo Bintang Lestari dengan tujuan untuk memperkecil dampak dari timbulnya risiko. Strategi mitigasi yang dilakukan oleh CV Jumbo Bintang Lestari yaitu menjalin kemitraan dengan pembudidaya pembenihan ikan lele dan pengembangan SDM. Adapun rincian strategi mitigasi dilakukan perusahaan adalah sebagai berikut : a. Menjalin Kemitraan dengan Pembudidaya Pembenihan Ikan Lele Selama ini supply benih ikan lele untuk produksi ikan lele konsumsi di CV Jumbo Bintang Lestari adalah berasal dari petani benih sekitar budidaya yaitu sebanyak tiga petani. Selain ukurannya tidak seragam, hal ini pun juga terkadang masih belum mencukupi pasokan benih yang dikehendaki oleh CV Jumbo Bintang Lestari. Strategi yang dilakukan untuk meminimalkan risiko tersebut yaitu menjalin kemitraan dengan petani benih ikan lele yang lain agar pasokan benih tetap terjaga. Disamping itu, CV Jumbo Bintang Lestari pun melalukan pengontrolan terhadap proses budidaya yang dilakukan oleh petani mitra agar kualitas dan keseragaman benih yang dihasilkan sesuai dengan yang ditentukan oleh perusahaan. Kemitraaan yang telah dilakukan oleh CV Jumbo Bintang Lestari dengan petani pembenihan ikan lele yaitu perusahaan menjamin kepastian pemasaran dari benih yang dihasilkan oleh petani tersebut. Namun, bentuk kemitraan tersebut tidak memiliki ikatan kontrak sehingga kontinuitasnya masih rendah. b. Pengembangan Sumber Daya Manusia Pekerja merupakan salah satu aset penting dalam kelangsungan suatu usaha. Kualitas sumber daya manusia yang baik akan membantu perusahaan dalam mencapai tujuan dan target yang ditetapkan. Di CV Jumbo Bintang Lestari, dilakukan pengiriman pekerja untuk mengikuti berbagai macam pelatihan yang berkaitan dengan usaha pembesaran ikan lele dumbo. Pelatihan yang diikuti oleh karyawan perusahaan bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan menambah pengetahuan bagi karyawan terhadap aspek produksi budidaya ikan lele dumbo. Pelatihan yang pernah diikuti oleh beberapa karyawan perusahaan yaitu seminar perikanan yang diselenggarakan oleh dinas terkait seperti Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat, dan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor.

6.3 Analisis Kemungkinan Terjadinya Risiko Produksi