Faktor Strata Masyarakat Faktor Agama Dan Religi

xciii cerita Rakyat Nyai Sabirah, namun mereka masih percaya bahwa cerita tersebut benar-benar ada karena bukti-bukti peninggalan yang masih ada. Keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar usia tua masih menganggap dan percaya petilasan Nyai Sabirah. Petilasan Nyai Sabirah merupakan tempat yang keramat dan dapat dimintai pertolongan. Golongan muda kebanyakan tidak percaya tentang Petilasan Nyai Sabirah yang dianggap tempat keramat dan dapat dimintai pertolongan karena mereka menganggap bahwa itu salah satu mitos yang tidak masuk akal.

3. Faktor Strata Masyarakat

Faktor kedudukan atau status dalam masyarakat mempengaruhi pengahayatan terhadap cerita rakyat. Kondisi masyarakat di Bakaran Wetan dalam menanggapi keberadaan cerita rakyat Nayi Sabirah, semakin tinggi kedudukan statusnya justru semakin kuat penghayatan terhadap cerita rakyat tersebut, dimana mereka mempercayai bahwa kedudukan status yang diperolehnya merupakan salah satu berkah dari Tuhan lewat keberadaan Nyai Sabirah. Masyarakat yang statusnya rakyat biasa hingga yang berkedudukan di pemerintahan, masih percaya sepenuhnya terhadap cerita rakyat ini. Penghayatan kuat dalam menjiwai dan mengambil nilai- nilai yang ada dalam cerita. Kepercayaan mereka bahwa keselarasan dan keharmonisan kehidupan akan tercapai apabila mereka memahami tradisi menjalin hubungan baik dengan leluhurnya. Hal itu diwujudkan dalam prosesi xciv upacara peringatan m erti Dhusun , Buka luwur Nyai sabirah . Semua lapisan masyarakat dari yang statusnya paling bawah hingga yang atas berbaur menjadi satu untuk bersama-sama melaksanakan prosesi itu dengan baik, tidak ada lagi sekat-sekat yang memisahkan mereka dalam peristiwa prosesi tersebut.

4. Faktor Agama Dan Religi

Faktor agama dan religi kepercayaan juga berpengaruh terhadap pengahayatan suatu cerita. Masyarakat bakaran khususnya dan sekitarnya masih percaya dengan Cerita Rakyat Nyai Sabirah, dan percaya dengan kekuatan para leluhur serta tempat keramat seperti Petilasan Nyai Sabirah. Mereka mempunyai anggapan bahwa mereka tidak musyrik atau menyekutukan Tuhan Yang Maha Kuasa dengan kekuatan para leluhur. Media kepercayaan mereka terhadap cerita tersebut merupakan cara mereka untuk lebih mendekatakan diri kepada Tuhan sebagai penguasa alam semesta. Pembahuran nilai agama atau religi dengan budaya atau adat istiadat tradisi sama-sama dipertahankan, tidak ada yang dikalahkan antara satu dengan yang lain. Masyarakat Desa Bakaran Wetan sebagian besar masih percaya bahwa Petilasan Nyai Sabirah adalah tempat keramat dan memberi pertolongan, walaupun masyarakat desa Bakaran Wetan mayoritas beragama Islam. Keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa masyarakat desa Bakaran masih percaya terhadap keberadaan Petilasan Nyai Sabirah sebagai tempat keramat walaupun telah memeluk agama xcv islam. Hal ini membuktikan dengan masih diadakannya ritual merti Dhusun, b uka l uwur Nyai Sabirah, ledang bayi dan ledang pengantin di tempat itu, ritual tersebut guna menghormati Nyai Sabirah.

D. Analisis Ajaran dalam Cerita Rakyat Nyai Sabirah