Ajaran Kerukunan Ajaran untuk Bekerja Keras dan Tidak Mudah Putus Asa

xcvi seseorang individu dalam menyikapi masalah-masalah kehidupan yang dihadapi selalu berkaitan dengan moralnya. Nilai, bermaksud mengartikan secara umum yang menjadi objek penghargaan ataupun sebagai sesuatu yang pada dirinya sendiri layak dihormati dan dikagumi. Nilai langsung berkaitan dengan penghargaan sebagai sebuah aktivitas intelektif yang memakai akal budi atau pengertian dan hanya kemudian ”menyertakan kehendak ” atau keinginan Mudji Sutrisno, 1993:87. Nilai moral berkaitan dengan tanggung jawab dan nurani. Berhubungan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab. Nilai moral hanya bisa diwujudkan dalam perbuatan-perbuatan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab manusia itu. Perwujudan dari nilai-nilai moral merupakan ”komando dari hati nurani yang mewajibkan manusia bertindak sesuai dengan kata hati tanpa syarat. Nilai-nilai moral manusia. Aspek yang berkaitan dalam penelitian ini adalah nilai-nilai moral yang meliputi nilai-nilai yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Cerita rakyat Nyai Sabirah yang memiliki tokoh sentral Nyai Sabirah, di dalamnya terdapat ajaran yang patut ditiru dan dilaksanakan. Ajaran yang terkandung dalam Cerita rakyat Nyai Sabirah antara lain:

1. Ajaran Kerukunan

Kerukunan oleh masyarakat Jawa merupakan satu keadaan yang selalu ingin diciptakan demi kepentingan bersama, kebahagian bersama, dan kebaikan bersama. Semua itu perlu diciptakan tata cara dalam pergaulan yang harmonis dalam masyarakat dan selalu bekerja sama serta xcvii bermusyawarah dalam setiap langkah untuk mencapai tujuan. Orang Jawa dalam pembuatan rumah di pedesaan mengerjakanya dilakukan secara bergotong royong, tanpa upahpun tetangga yang berdekatan dengan sukarela akan menyumbang tenaganya. Hal ini walapun tidak ada keharusan, tetapi sudah ada norma etis kekeluargaan dalam masyarakat Jawa. Hal tersebut juga terdapat di lingkungan masyarakat Bakaran Wetan setiap diadakanya upacara m erti Dhusun tanpa dikomando. Masyarakat secara serempak ikut berperan serta dalam kegiatan tersebut, apalagi tujuan diadakanya upacara m erti Dhusun adalah menggalang rasa kekeluargaan dan mempererat rasa persaudaraan, yang kemudian diikuti oleh makan bersama. Masyarakat Bakaran Wetan secara tidak langsung mengajarkan ajaran kerukunan yang sudah berkembang sebelum generasi mereka, dan berkembang hingga saat ini. Hal ini masih sering dilakukan dengan alasan meneruskan warisan nenek moyang yang tidak akan ditinggalkan karena masyarakat percaya apabila tidak dilakukan kelak desa mereka akan terjadi bencana yang tidak diinginkan.

2. Ajaran untuk Bekerja Keras dan Tidak Mudah Putus Asa

Bekerja merupakan kewajiban setiap manusia yang berguna untuk mencukupi kebutuhan hidup. Sifat manusia pemalas adalah bagian dari dalam diri manusia sehingga usaha untuk dapat bertahan hidup di rasa xcviii kurang, oleh sebab itu anjuran untuk bekerja keras harus dilakukan guna membangkitkan semangat kerja. Nyai Sabirah juga tidak menyerah dan putus asa begitu saja ketika kerajaan sebagai tempat tinggal beliau yaitu kerajaan Majapahit di bakar pemberontak. Beliau lari sampai di kadipaten Parang Garuda yang sekarang menjadi Pati. Nyai Sabirah tidak putus asa begitu saja melainkan dia bekerja keras untuk membangun tempat tinggal dengan cara membabat hutan serta membuka lahan pertanian untuk bercocok tanam beliau dan masyarakatnya dan hidup sebagai masyarakat biasa. Nyai Sabirah juga membangun bangunan sigit untuk tempat masyarakat Bakaran Wetan berkumpul. Sekarang bangunan sigit itu masih digunakan sebagai tempat berkumpul untuk melakukan kenduri dalam acara merti Dhusun. Kerja keras Nyai Sabirah ini patut ditiru atau sebagai teladan

3. Ajaran Emansipasi Wanita