xcviii kurang, oleh sebab itu anjuran untuk bekerja keras harus dilakukan guna
membangkitkan semangat kerja. Nyai Sabirah juga tidak menyerah dan putus asa begitu saja
ketika kerajaan sebagai tempat tinggal beliau yaitu kerajaan Majapahit di bakar pemberontak. Beliau lari sampai di kadipaten Parang Garuda yang
sekarang menjadi Pati. Nyai Sabirah tidak putus asa begitu saja melainkan dia bekerja keras untuk membangun tempat tinggal dengan cara membabat
hutan serta membuka lahan pertanian untuk bercocok tanam beliau dan masyarakatnya dan hidup sebagai masyarakat biasa. Nyai Sabirah juga
membangun bangunan sigit untuk tempat masyarakat Bakaran Wetan berkumpul. Sekarang bangunan sigit itu masih digunakan sebagai tempat
berkumpul untuk melakukan kenduri dalam acara merti Dhusun. Kerja keras Nyai Sabirah ini patut ditiru atau sebagai teladan
3. Ajaran Emansipasi Wanita
Orang Jawa sejak dulu menganggap wanita hanya kanca wingking
teman hidup yang bertugas di belakang yang tugasnya hanya masak,
macak, manak memasak,merias diri, melahirkan wanita seperti
ini hidup pada masa sebelum RA. Kartini ada. Wanita juga harus taat serta patuh dengan suami yang bertugas di rumah saja. Ketaatan dan patuh
kepada suami adalah suatu kewajiban istri tetapi tidak menutup kemungkinan istri dapat berperan serta dalam menghidupi keluarga
mereka.
xcix RA. Kartini mulai memperhatikan kedudukan wanita agar
sederajat dengan laki-laki. Pada masa RA. Kartini wanita mulai diperbolehkan untuk mengenyam pendidikan tidak hanya bersetatus kanca
wingking teman hidup yang bertugas dibelakang yang tugasnya hanya
masak, macak, manak memasak, merias diri, melahirkan.
Nyai Sabirah juga sama seperti RA. Kartini, waktu itu beliau juga berkeinginan untuk mengangkat derajat kaum wanita di Bakaran Wetan
agar sederajat dengan kaum laki-laki. Cara yang dilakukan Nyai Sabirah adalah mengajarakan wanita Bakaran Wetan untuk bertani dan membatik
dengan penuh rasa sabar karena beliau sadar pada dasarnya martabat wanita itu sama baik dalam hubungannya manusia dengan Tuhan Yang
Maha Esa dan begitu juga hubunganya dengan mahkluk sosial. Nyai Sabirah juga mengubah pandangan masyarakat khususnya
masyarakat Bakaran wetan bahwa wanita juga dapat memimpin, juga dapat bekerja menghidupi keluarganya, tidak hanya lelaki saja yang dapat
memimpin dan bekerja.
4. Ajaran Selalu Berbuat Baik
Manusia hidup sebagai mahkluk sosial serta sebagai mahkluk individu. Manusia dalam kehidupanya harus dapat menjaga hubunganya
dengan masyarakat dan sekitarnya. Manusia tidak dapat hidup sendiri, selalu membutuhkan bantuan orang lain. Sehingga dalam kehidupan harus
dapat menjaga keharmonisan dan keselarasan hidup
c Manusia dalam lingkungan sosial mengahadapi kehidupan yang
terkadang menyesatkan.Mereka harus selalu berbuat baik seperti yang di lakukan Nyai Sabirah beliau selalu berbuat baik kepada siapa saja. Hal ini
dicontohkan pada tindakanya yaitu apabila ada tamu yang datang selalu di aruh
, disuguh dengan baik. Nyai Sabirah setiap panen raya selalu
mengadakan kendurian yang tujuanya untuk berbagai kepada masyarakat, beliau juga mengajarkan hidup saling bergotong-royong dan saling
menyayangi Nyai Sabirah ini juga menularkan keahlianya yaitu membatik pada para wanita di Bakaran dengan penuh kesabaran. Kebaikan-kebaikan
Nyai Sabirah ini dapat ditiru dan sebagai teladan.
E. Analisis Fungsi Cerita Rakyat Nyai Sabirah